Pradita yang kesal lebih dulu karena Bara memutuskan hubungannya secara sepihak. Saat di rumah sakit pun, Bara tidak mengucapkan apa-apa, tidak mengatakan maaf sama sekali.
Itu mungkin karena Bara sedang sakit, kepalanya pusing. Jadi, ia tidak bisa berpikir dengan benar. Apa itu yang sebenarnya terjadi? Pradita jadi merasa semakin bersalah.
Ia pasti terlalu keras pada Bara. Pradita jadi ingin menjerit karena semua permasalahan ini. Sulit sekali rasanya memulai pembicaraan dengan Bara. Pradita terlalu gengsi untuk mengajaknya bicara.
Ah, percuma saja memikirkan laki-laki itu. Sekarang, Bara pasti sedang bersenang-senang bersama Trian. Mereka mungkin ditakdirkan untuk bersama. Pradita sudah tidak lagi mau memikirkan tentang Bara. Hal itu malah membuatnya jadi semakin sakit hati.
Saat ini, ia harus fokus melanjutkan hidupnya demi meraih cita-citanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com