webnovel

Chapter 26: Road To El Dorado (Part 4)

Unknown Place, Columbia 2021 AD

Author langsung memotong dahannya lalu menghembuskan napasnya kasar, "gue takut kalo ada nyamuk banyak yang kek di video kemaren" Author menghembuskan napasnya kasar lalu manatap ke sekelilingnya, "kita take a break sebentar. Gue yakin menurut petanya ada sumber air" SinB langsung meletakkan tasnya lalu duduk menyandar di pohon lalu mengelap keringatnya.

Author langsung menghembuskan napasnya kasar lalu menatap SinB dan teman-temannya yang sedang duduk di pohon.

Flashback on

Veracruz, Mexico 2021 AD

Author mendengkus kesal saat melihat SinB dan teman-temannya tidak ingin meninggalkan kapal Author, "gue gak bisa, walaupun gue tadi baikan sama SinB, bukan berarti gue seutuju ngelibatin kalian lagi. Gue gak mau... kalo sampe ada korban jiwa, apalagi korban jiwanya sampe luka berat. Lo gak bisa mikir siapa yang ntar di salahin?" SinB langsung mengambil duffel bag miliknya lalu turun dari kapal Author.

"MBIH, KOK LO NYERAH GITU AJA. PADAHAL LO YANG BENER-BENER MAU NGEBANTU AUTHOR SAMPE SELESAI" SinB langsung menghembuskan napasnya kasar, "yang di belang Author itu bener, kalo misalnya kita ikut, ntar malah berabe" SinB menatap Eunha sinis. SinB langsung berjalan kembali ke kapal langsung membawa duffel bag milik Sowon dan Wendy. "Gue gak mau, GUE GAK MAU TURUN" Author dan yang lain masih menunggu Wendy dan Sowon.

"Mendingan lo aja sono, Mbih. Gue gak mau ngikut lo" Author langsung menghembuskan napasnya kasar, "oh ya udah" SinB langsung melemparkan duffel bag milik Sowon dan Wendy ke laut, "kurang ajar lo" Wendy lansgung menghajar SinB, SinB hanya diam saat Wendy menghajarnya. Sowon yang melihat teman-temannya bertengkar langsung mencoba untuk memisahkan mereka, Author langsung mengambil duffel bag milik Sowon dan Wendy menggunakan sapu pembersih sarang laba-laba.

"Sayang, mendingan kamu ijinin mereka" Author lansgung menatap Eunha sekilas "terus sepupu kamu sama temen-temennya?" Pacar Author mengendikkan bahunya, "dia biarin aja suka-sukanya dia. Aku pusing" Author menghembuskan napasnya kasar.

Flashback off

SinB, Wendy dan Sowon membantu Author mengambil ranting-ranting pohon dan membakarnya untuk menjadi api unggun, "gue udah dapet ini daging buat kalian makan. air... jangan lupa di masak dulu sebelukm minum" Author langsung duduk di samping Pacar Author dan ia melanjutkan membuat blow gun.

"Kamu buat apa?" Author masih fokus dengan kerjaannya, "blow gun, biar gak ngabisin peluru" Pacar Author hanya mengangguk, "aku bantu apa?" Author menatap Pacar Author "beneran mau bantu?" Pacar Author mengangguk, "tolong ambilin ini dong, tool kit aku yang di tas, aku mau ukir buar cakep" Pacar Author langsung berjalan menuju tenda Author. SinB berjongkok di depan api unggun sambil menatap daging rusa yang di tangkap oleh Author.

"Kamu ngapain di depan situ?" SinB langsung berdiri lalu berjalan menuju Sowon dan Wendy yang sedang asyik berbucin, "numpang jadi nyamuk boleh gak? Kalo gak boleh ntar gue jadi setan aja deh, biar tak kasat mata" Sowon dan Wendy langsung tertawa lalu menepuk-nepuk pundak SinB. "Anjir lah.... setan. Tapi emang bener sih" mereka semua langsung tertawa sementara SinB meminum wedang jahenya.

"Maaf, Mbih... maaf" Sowon dan Wendy langsung membenarkan posisi mereka, "keputusan gue tepat gak sih sebenernya? Gue minta break, karena gue cuman mau mikir jernih. Apa itu salah?" Sowon menepuk bahu SinB lalu menggeleng, "lo gak salah kok, gue bakalan ngelakuin hal itu kalo pengen mikir" Sowon menatap sekilas Irene. "Gue sebenernya sama Irene punya masalah" mereka semua langsung menatap Sowon.

"Gimana ya, orang tua gue kan mau jodohin gue. Gue udah nolak dan mereka ngerti.." Sowon langusng menatap Irene, "cuman gue kurang yakin, dan... sebenernya kita waktu di Mexico sempet break.. dan pas di kapal waktu itu kita udah balikan" Sowon mengangguk. "Terus, kalian baik-baik aja?" Jihyo langsung menatap Wendy. "Lo taulah, gimana temen lo yang satu ini Mbih. Gue aja masih ngerasa kalo dia liar" Wendy menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Kak Krystal sama gue... umurnya beda jauh, dia tante-tante gue masih bocah. Ntar Kak Krystal di kira sama tante girang lagi" Mereka semua tertawa lalu mereka melihat Eunha duduk di samping SinB. Mereka langsung diam dan menatap Eunha, "hai? K-kalian bahas apa?" SinB menghembuskan napasnya kasar, "gue mau bantuin Author buatin blow gun" SinB langsung menghampiri Author dan Pacar Author yang sedang membuat blow gun.

.

.

.

.

.

.

SinB langsung terbangun dari tidurnya lalu menatap kesekeliling tenda, "oh iya, para tetua masih jaga sampe subuh" SinB langsung keluar dari tendanya dan ia melihat Author dan Pacar Author masih terjaga. "Kalian belom tidur? Mana Robert?" SinB duduk di sebrang Author lalu menggeleng, "kita masih sift jaga kan? Dia ke kamar mandi" SinB mengangguk. "Lo kenapa? Gue ngeliat lo ngehindar terus dari Eunha" SinB menghembuskan napasnya kasar, "lo mau gue ceritain?" Author dan Pacar Author mengangguk.

London, United Kingdom 2021 AD

Jessica dan Jennie langsung melangkahkan kakinya menuju kedalam Buckingham Palace untuk bertemu dengan Queen Rachel. Jessica melihat ke sekelilingnya lalu menghembuskan napasnya kasar, "gue ngerasa aneh" Jennie mengangguk, "apa... kita mundur aja?" Jessica menatap luka yang berada di perut Jennie, "kalo begitu ayok.." suara orang berjalan menuju arah mereka. Jessica dan Jennie langsung melihat orang yang melingkar menggunakan jubah hitam yang melingkari mereka.

"Gue bilang apa, Queen Rachel yang atur ini semua, menurut keturunan semuanya.. gue seharusnya bisa jadi Ratu, abis itu Yeji, Author, Ryujin" Jessica memutar matanya malas, Queen Rachel langsung menatap Jennie dan Jessica. "Lihat siapa yang datang kemari? Apa kau siap mati cucu terbuang ku?" Jennie langsung melegakan tenggorokannya lalu ia memejamkan matanya. Jessica hanya diam dan menatap Jennie, namun ia ingat dengan perkataan Author.

Jessica langsung mengeluarkan kain lalu menutup mata Jennie dengan kain tersebut dan tubuh Jennie langsung mengeluarkan api berwarna hijau, Queen Rachel dan para pengikutnya terkejut, api ini Jessica lansgung mengeluarkan pistol miliknya "pofcghusrtofgh" tangan Jessica langsung mengeluarkan api berwarna merah yang berbentuk seperti tameng. "Sihir, harus di lawan dengan sihir" Jessica langsung menghembuskan napasnya.

Jessica menatap Queen Rachel, "Jen? Lo ngeliat apa sebenernya?" Jennie hanya diam, "Kanan mu" Jessica lansgung menembak orang yang berada di kanannya, "samping kiri Queen Rachel" Jessica menuruti perintah Jennie dan Jessica langsung menembak dan menangkis seluruh tembakan dari anak buah Queen Rachel.

"Kau.." Jessica tersenyum miris, "mengapa anda melakukan itu?" Queen Rachel menatap Jessica, "kekuatan" Jessica tertawa miris, "maanfatkan Author sebagai pemimpin Black Templar? Anda bermimpi" Queen Rachel tertawa lalu Jessica memutar voice note yang dikirim oleh Author, "gue nurut sama nenek gue? Gak, gue milih buat jadi Black Templar, karena gue tau... gue selalu punya rencana cadangan" Jessica dan Jennie langsung tersenyum.

Queen Rachel langsung menyerang Jennie namun Jessica menahan serangan nenek tersebut. "Jangan sentuh ponakan saya, nek. Saya masih bisa sopan.. tapi jika Author melihat ini? Saya tidak bisa menjamin keselamatan nenek" Jessica langsung mendorong Queen Rachel. Queen Rachel yang marah langsung melempar sebuah tali dan tali tersbut berubah menjadi ular.

"Serang mereka" Queen Rachel langsung kabur.

Unknown Place, Columbia 2021 AD

SinB langsung membuka matanya lalu ia melihat sekitar di tendanya lalu memegang kepalanya. "Gantian jaga" Author dan Pacar Author langsung masuk kedalam tenda dan SinB langsung keluar dari tenda dan menutup resetlingnya. SinB langsung menatap langit dan menghembuskan napasnya kasar. SinB langsung memadamkan api unggun tersebut menggunakan pasir. "Kamu aku tebak belom tidur?" SinB menengok lalu mengangguk.

"Aku tidur, nyenyak" SinB menghembuskan napasnya lalu menyandarkan tubuhnya di batang pohon. "Kamu mau ngejelasin apa lagi?" Eunha menggigit bibirnya "aku maafin kamu, tapi kalo kamu bicara soal balikan? Aku pasrahin sama tuhan, aku sayang sama kamu. Tapi, aku butuh waktu, aku butuh waktu" SinB langsung menghembuskan napasnya. "Tolong jaga dulu bentar ya? Gue mau ke kamar mandi, buang air dah kebelet" SinB langsung berjalan menuju tali yang di buat oleh Robert dan Author agar tidak tersesat.

.

.

.

.

.

.

Author dan timnya melanjutkan perjalanan mereka dan kini mereka berada di dalam sebuah gua yang sangat besar lalu Author menghembuskan napasnya kasar. Karena gua tersebut sangatlah gelap, "gue punya fobia kenapa harus ketemu kaya ginian coba" Author langsung menatap Robert yang mengambil obor di samping gua tersebut. "Jadi, saudara Robert silahkan memimpin" Robert memutar matanya malas, Author langsung menahan Robert "jadi.. bagaimana?" Author menggeleng.

"Apa ada jalan lain?" Author mengeluarkan keringat dingin lalu menggeleng, SinB menatap Author, "cuman jalan ini, lo harus tahan rasa takut lo..." Author menggenggam tangan Pacar Author sangat erat. "Yaudah, kalo gitu mendingan iket pinggang masing-masing pake tali. Kalo kamu takut" Author menghembuskan napasnya lalu menatap samping gua tersbut, "aku..." Author menatap kedalam gua tersebut. "Beranikan dirimu, Author" Author mengangguk. "G-gue.. minta waktu bentar ya?" Robert mengangguk, "sekarang masih jam lima pagi, kau butuh berapa jam?" Author menghembuskan napasnya kasar.

London, United Kingdom 2021 AD

Jessica dan Jennie sudah menumbangkan seluruh anggota Black Templar. Queen Rachel langsung menepuk tangannya lalu Jennie mencegah Jessica untuk menyerang Queen Rachel, "kau tidak akan bertahan lama, Jennie. Tenagamu masih lemah" Jessica menggeleng, "anda salah, yang mulia" Jessica menghembuskan napasnya lalu tersenyum. Jennie langsung membuka kainnya dan Queen Rachel langsung menutup mulutnya dan Jennie langsung muncul dari tiang pilar, "perkenalkan, Yeji Kim" Queen Rachel langsung melemparkan bola hitam kepada Jessica namun dapat di tangkis oleh Jessica.

"Dengarkan kami baik-baik Queen" Yeji langsung membuka jubahnya dan ia memakai suit bermerk Executives dengan jam Rolex emas di tangannya, "gue keknya di sini yang paling kucel" Queen Rachel langsung mengeluarkan asap lalu Jennie menahan tusukan pisau beracun. "Kalo nenek mau nyakitin Yeji, lebih baik berfikir dua kali" Ryujin langsung datang dan menghampiri Queen Rachel "karena Author adalah... penyelamat" Ryujin menunjuk Chaeryoung yang memegang kamera di pojok ruangan.

"Semuanya kerekam, nenek" Queen Rachel langsung di kelilingi oleh pendeta petinggi dari Buckingham Palace, "ramalanku benar, Rachel. Maafkan aku, aku tak bisa berbohong kepadamu" Ryujin tersenyum "justice for Yeji and Jennie Kim, NOT GUILTY!" Jessica menghembuskan napasnya lega.

.

.

.

.

.

.

Mereka masih berada di dalam gua dan mereka semakin turun dan mereka merasakan semakingelap pula. "Udah yuk.. mending balik ke kapal ambil Roberto" SinB lansgung menghentikan langkahnya lalu seluruh pasang mata menatap Author, "ada solusi lain gak nih?" Robert menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Gue bingung asli, lo berani pas gelap langsung ciut" Author mengelap keringatnya, "gue phobia, Wen. Tolong lah kalian jangan bahas nyali gue ciut!" Author menghembuskan napasnya kasar, "gimana ini? Masa kita istirahat sebelum ketemu pintu keluar?" Author menggaruk rambutnya lalu melihat sinyal hapenya, "gak ada sinyal lagi" Author langsung mengantongi hapenya kembali.

"Sebentar" Author langsung menutup matanya sapu tangan miliknya, lalu menghembuskan napasnya "u-udah" SinB menepuk pundak Robert, "lanjut" mereka melanjutkan perjalanannya, SinB langsung menengok ke samping kirinya lalu melihat ke bawah jurang, "gila gelap banget" Author masih mengeluarkan keringat. "Stop, gue denger langkah kai selain langkah kaki kita" mereka semua berhenti lalu menatap Author, "gue gak.." Author menyuruh Sowon untuk diam.

"Robert!" Robert langsung mengokang pistolnya lalu menghembuskan napasnya kasar, "kanan, menunduk" Sam langsung mencekik Author dan melepaskan kain yang menutup matanya, "kau habis ini tak akan..." Author lansgung mengeluarkan parangnya lalu memotong tangan Sam, Author langsung menendang Sam lalu ia mengambil napas sebanyak-banyaknya. "No, nnonononnoonoono.." Pacar Author langsung memeluk Author dengan erat.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

Nächstes Kapitel