webnovel

Chapter 21: The Box (Part 1)

Atlanta, United State of America 2020 AD

Jessia dan Pacar Author langsung memasuki ruang interogasi dan menatap Yuri yang sudah memakai baju tahanan, "Sica.." Pacar Author langsung menahan Yuri dan mendudukannya kembali, "sekarang... lo kasih tau dimana Limario?" Yuri langsung menggeleng, "gue gak tau asli" Pacar Author langsung menghembuskan napasnya, "beneran?" Pacar Author langsung memberikan screenshot chat Yuri dengan Limario. "Dimana itu 'Safe House'?" Yuri langsung menghembuskan napasnya, "pengacara" Pacar Author yang inign menyerang Yuri langsung ditahan oleh Jessica. "Oke" Jessica langsung menggeret Pacar Author keluar.

"Denger... waktu kita gak banyak, kak" Jessica langsung menghembuskan napasnya kasar, "lo harus percaya sama Anderson, lo bentar lagi mau jadi Duchess. Belom lagi kalo Author di angkat jadi Raja, ya lo jadi Queen" Pacar Author langsung menghembuskan napasnya kasar dan menatap Jessica, "gue.." Jessica langsung memegang pundak Pacar Author. "Gue tau... lo khawatir sama Author, tapi please.. gue mohon tenang" Pacar Author langsung menatap Jessica. "Eum.. misi, dari pada lo berdua ribut tentang adek tiri gue, Author" Pacar Author langsung menghembuskan napasnya.

"Author dapet balesan nih" Pacar Author dan Jessica langsung menatap Jennie, "lanjutkan" Jennie langsung menscroll iPadnya, "tapi lo jangan marah oke? Lo boleh marah pas kita udah di Makassar" Pacar Author langsung berdehem lalu menatap Jennnie, "gue punya buktinya kalo Robert Anderson itu anak angkat Jackson Anderson, kalo lo mau buktinya datengin gue di IP Address akun ini. Gue punya buktinya!" Pacar Author langsung mengerutkan keningnya, "terus?" Jennie langsung mengangguk.

"Bentar" Jennie langsung melegakan tenggorokannya, "Author Anderson adalah orang autis yang sok-sokan bisa segalanya, padahal dia tidak bisa apa-apa" Pacar Author langsung menatap tajam Jennie, "lacak sekarang" Jennie langsung mengangguk Jessica langsung mengusap-usap punggung Pacar Author "udah ketemu?" Belom. James langsung menghampiri Jessica "pengacara Yuri sudah datang" Jessica langsung menatap Pacar Author, "sekarang giliran lo, tapi inget.." Pacar Author langsung mengangguk.

Yorkshire, United Kingdom 2020 AD

SinB hanya diam lalu menghembuskan napasnya saat melihat gembok kotak tersebut, "mana salah satu Anderson belom pada sadar lagi" SinB langsung merebahkan dirinya di lantai kayu pub yang menjadi tempat persembunyian mereka sambil menatap langit-langit kamarnya. "Sayang?" SinB lansgung menengok ke samping kirinya lalu menghembuskan napasnya, "kamu belom tidur?" SinB langsung bangun lalu duduk di lantai lalu menggelengkan kepalanya.

"Belom, kamu gak bisa tidur?" Eunha langsung duduk di samping SinB lalu memeluk pinggang SinB erat, "aku gak bisa tidur, lagian.. kita kan yang jaga sehabis Sowon sama Irene" SinB langsung mengangguk dan ngusap punggung Eunha, "kamu mikir apa? Aku liat.. kamu dari tadi gak fokus" SinB langsung menggaruk rambutnya, "ini, aku lagi mikirin teka-tekinya" Eunha langsung mengangguk "apa... ada yang perlu aku bantu?" SinB langsung mengusap dagunya dan mengangguk.

"Ada kok" SinB langsung menunjuk gemboknya, "kamu tau merk gembok ini?" Eunha langsung mengambil kotak tersebut lalu melihat tulisan di atas gemboknya, "keknya aku tau deh" Eunha langsung mengambil MacBook milik SinB lalu membuka browsernya, "aku keknya pernah liat di eBay" Eunha lansgung menunjukkannya kepada SinB, "kita perlu samperin orangnya?" SinB langsung menatap Author dan Robert yang masih terbaring di tempat tidur.

"Aku.." Eunha langsung menepuk pundak SinB, "kamu sekarang yang megang kendali" SinB lansgung mengusap punggung tangan Eunha lalu mengangguk. "Baiklah.." SinB langsung mencium pipi Eunha, "gimana.. kalo kamu pura-pura beli, aku yakin.. orangnya bakalan kesini demi uang yang banyak" Eunha langsung mengangguk. "Oke" SinB langsung menatap Robert dan Author bergantian, "hang on, brothers" Eunha langsung menepuk pundak SinB.

Bogotá, Colombia 2020 AD

Ryujin langsung menatap Elizabeth dan Queen Guenivere "jadi.. kalian percaya gue atau percaya omongan Sam?" Elizabeth langsung menatap Ryujin, "aku mengerti sekarang" Ryujin langsung menatap Elizabeth, "mengapa kau melakukan ini, Ryujin? Lalu, bagaimana dengan tunanganmu?" Ryujin langsung menghembuskan napasnya, "gue sayang kok, nenek buyut, nenek buyut tertua. Yang penting sekarang..." Ryujin langsung merasakan alarmnya berbunyi dan mengerutkan keningnya, "suara apa itu" Ryujin langsung menampilkan CCTV dari komputernya, "kita di serang" Ryujin langsung menatap Jisoo yang masih terlelap dalam keadaan terikat di kursi.

"Duh.. bisa-bisa gue di hajar sama si Jennie lagi" Ryujin langsung mengambil pistolnya lalu memasangkan silencernya, "nenek buyut, kalian berdua mendingan sembunyi deh.. kali ini kalian incaran Sam" Elizabeth dan Queen Guenivere langsung bersembunyi di safe room dan Ryujin menutupnya dengan rapat. "Ibu.. aku takut" Queen Guenivere langsung memeluk Elizabeth dan mengusap punggungnya, "aku di sini, Elizabeth. Kita serahkan kepada Tuhan. Aku yakin, keturunan Anderson di masa depan adalah yang terkuat" Elizabeth langsung menatap mata sang ibu lalu menhangguk.

Ryujin langsung merapalkan mantra dan seketika tangannya mengeluarkan api berwarna biru, Sam langsung menendang pintunya lalu membuka ikatan Jisoo dan merasukinya dengan awan hitam tersebut, "dimana Elizabeth!?" Ryujin langsung mengendikkan bahunya, "denger, lo kalo di masa depan udah di tangkep karena trespassing" Sam langsung melemparkan bola api dan Ryujin bisa menangkis serangan dari Sam. "Kau..." Sam langsung mengeluarkan pedangnya lalu menatap Ryujin tajam, "apa kau ingin menyusul seperti kakak mu? Kau tahu, dia tidak pernah menganggapmu" Ryujin langsung menggeleng.

"Lo kata gue bisa di pengaruhi? Lo gak tau apa-apa tentang Author Anderson, gue tau sendiri siapa dia, dan.. yang terpenting adalah.." Ryujin langsung melempar pistolnya kesamping dan membaca mantra dan keluarlah sebuah pedang dari api biru, "dia adalah abang sekaligus sahabat bagi gue" Sam langsung menyerang Ryujin dan masih bisa di tangkis oleh Ryujin. "Sekali lagi, dimana Elizabeth!?" Ryujin langsung menendang perut Sam dan melemparkan bola api, namun bisa di tangkis oleh Sam.

"Lo bukan berusan dengan Anderson di masa lalu" Ryujin langsung memejamkan matanya dan merapalkan mantra yang agak panjang lalu tubuh Ryujin mengeluarkan api berwarna biru "kau..." Ryujin mengangguk, "gue, dan abang gue adalah keturunan King Arthur murni, mungkin" Ryujin langsung menyerang Sam. Sam langsung menangkis serangan Ryujin dan berusaha untuk menusuknya, Ryujin langsung menghindari hunusan pedang dari Sam. "Ryujin!" Ryujin yang mendengar Chaeryoung meneriaki namanya langsung menendang Robeert dan menatap Chaeryoung bingung.

Sam tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut langsung menyerang Ryujin, namun api biru yang berada di sekeliling tubuh Ryujin langsung menangkisnya, Ryujin langsung menatap tajam Sam lalu menendang area vitalnya, dan Sam langsung mengerang kesakitan, "kamu ngapain di sini? Aku bilang kamu harus ke Indonesia, bareng sama kak Jen" Ryujin langsung menghampiri Chaeryoung, namun Sam diam-diam langsung melafalkan mantra dan awan hitam tersebut langsung membentuk sebuah jarum kecil.

Chaeryoung yang liat Sam ingin menyerang Ryujin ia langsung mendorong Ryujin ke samping dan jarum tersebut melukai Chaeryoung, "CHAERYOUNG LEE!!" Chaeryoung langsung memegang lukanya, Ryujin langsung menghampiri Sam lalu mencengkram kerahnya, "jika kau.. tidak berhasil membuka kotak tersebut, kekasihmu akan mati dalam waktu 7 hari setelah bulan purnama" Sam langsung melepas cengkramannya dan menendang Ryujin.

Ryujin langsung terpental dan punggungnya membentur tembok, "aku pergi dulu" Sam langsung menghilang dan Ryujin langsung bangun dan menghampiri Chaeryoung, "sayang, hey bangun" Ryujin langsung menatap Chaeryoung memegang perutnya "hey-hey... liat aku, kita balik ke Yorkshie.. aku mohon bertaham ya?" Ryujin langsung memeluk Chaeryoung erat dan mengusap punggungnya lembut, "Ryu.." Ryujin langsung mencium kening Chaeryoung, "aku di sini, sayang.. aku di sini" Ryujin berusaha menahan air matanya, "sa..kit" Ryujin langsung melepaskan pelukannya lalu mengusap perut Chaeryoung. "Hang in there, okay?" Ryujin langsung menyandarkan Chaeryoung di tembok lalu membuka pintu safe roomnya.

"Ryujin, apa yang terjadi!?" Ryujin hanya diam dan menatap Elizabeth, Elizabeth langsung memeluk Ryujin dan Ryujin langsung menangis, Queen Guenivere hanya diam dan menahan air matanya karena melihat situasi yang sangat kacau.

.

.

.

.

.

.

Yorkshire, United Kingdom 2020 AD

SinB langsung menghembuskan nappasnya lega saat melihat Author telah sadar "gue kira lo gak bakalan idup" Author langsung merasakan sakit di kepalanya lalu menatap kesekelilingnya, "gue dimana?" SinB lansgung melemparkan sebuah amplop dan Author langsung membuka amplop tersebut, "dari?" SinB langsung mengendikkan bahunya, "gue gak tau" Author langsung mengambil surat tersebut lalu membacanya, "Ryujin, ini dari Ryujin" Author langsung membaca surat tersebut lalu menghembusakan napasnya kasar. "Chaeryoung kena" SinB lansgung mendengkus kesal "udah dapet kemajuan?" SinB langsung memberikan Author kotak tersebut lalu menatap ukiran di gemboknya.

"Ada puzzle yang gak gue ngerti, tapi kata Eunha.. yang buat mau dateng ke sini. Gue udah ngasih tau ke bidadari lo" Author langsung mengangguk, "gue mau tanya sesuatu ke lo boleh gak?" SinB langsung duduk di samping Author, "Sam udah tau ini isinya apa?" Author langsung memegang kepalanya yang sakit lalu gembok itu terbuka sendiri dan SinB yang melihatnya langsung diam, "heh, lo gapapa?" Author langsung menggeleng, "gue..." SinB langsung menjaga jaraknya saat kotak tesebut terbuka.

"Kotaknya..." SinB langsung membantu Author untuk meminum air yang sudah di sediakan oleh SinB sebelum ia sadar, "gue... gak tau kenapa ngerasa gak asing sama itu kotak, gue pernah beli kotak kosong puzzlenya..." Author langsung merasakan pusing kembali dan SinB langsung merebahkan tubuh Author kembali "istirahat" Author langsung berdiri namun kepalanya meresakan sangat sakit, SinB langsung menahan tubuh Author. "Sayang?" Author langsung melihat Pacar Author. "Jangan mendekat!" Pacar Author langsung diam dan menatap Author.

"Aku mohon.." SinB langsung menatap kotak tersbut lalu berjalan menjauhi Author, karena sesuatu langsung muncul dan menempel di tubuh Author, "gue.." luka yang di tubuh Author langsung menutup dengan sendirinya Pacar Author dan SinB yang melihat kejadian tersbut hanya diam dan melihat kejadian di depannya, "bentar-bentar" SinB langsung mengecek kulit Author dan ia tidak menemukan sedikit luka, "coba lo goresin apa gitu" Pacar Author langsung menatap SinB tajam.

"Lo mau mati ya!?" SinB langsung memutar matanya malas, "coba aja elah, tester" Pacar Author langsung menatap Author, "sayang, ini buat Sience" Pacar Author langsung mendengkus kesal, "kalo luka dalem, aku gak mau obatin" Author langsung memecahkan gelas lalu ia mengambil serpihan kacanya, "lo aja gih yang gores" SinB langsung mengambil serpihan tersebut lalu menusuk perut Author, Pacar Author segera mematahkan lengan SinB dan membantingya, "bangke, gue bilang di goresin malah gue di tusuk" Author langsung mencabut tusukannya lalu Pacar Author dan SinB yang melihat kejadian tersebut langsung terdiam.

"Lu-luka kamu.." Author lansgung meliahat lengan yang di tusuk oleh SinB lalu mengerutkan keningnya, "coba lagi ya?" Author langsung mengangguk, Pacar Author langsung menggoreskan pisau di lengan Author dan lagi, luka tesebut langsung menutup dengan sendirinya. "WOW, aku kebal" Pacar Author langsung menggeplak Author dan memeluknya erat. "Maafin aku, aku lari dari kamp" Author langsung mengusap rambut Pacar Author lembut.

"Gapapa kok" Author langsung nelepaskan pelukannya dan menatap wajah Pacar Author, "nenek buyut mertua.. di Columbia. Ryujin..." Pacar Author langsung mengusap pundak Author "aku yakin pasti kalian bisa nyari solusinya" Author langsung mengangguk. "Permisi?" Author dan Pacar Author langsung melihat ke ambang pintu "SinB... kenapa kak?" Author langsung mengendikkan bahunya, "gue liat abis break dance, ngeyel di bilangin jangan jadi tangannya patah" SinB hanya mendengkus kesal.

"Oh, itu tamunya dateng" Author langsung mengangguk lalu memakai kaosnya, "udah yuk kita sambut dulu" Pacar Author langsung mengangguk dan menggenggam tangan Author. Author dan Pacar Author langsung mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang berdiri di depannya, Author langsung menyuruh Pacar Author bersembunyi di belakangnya dan Author langsung mengeluarkan pedangnya. "Udah lama, gue gak ketemu lo" Author langsung menatap tajam orang tersebut.

"Lo maju, gue penggal sekarang juga" orang tersebut langsung tertawa lalu berjalan menghampiri Author, "lo gak mau kenalin gue? Padahal gue mantan lo paling cantik" Author langsung meluruskan pedangnya dan menyipitkan matanya, "lo bukannya di hukum mati?" Orang tersebut langsung duduk di arm chair dan mengambil air mineral botol lalu membukanya, "lo doain gue mati gitu? Jahat banget sih tunangan kamu, Pacar Author. Kita kan bentar lagi jadi sepupu ipar loh" Author langsung menatap tunangnanya, "sepupu?" Orang tersebut langsung mengangguk.

Seluruh penghuni di pub tersebut langsung menatap orang tersebut lalu mengerutkan keningnya, "loh, Krystal Jung? KAKAK GUE PENJUALNYA??? BUKANNYA LO UDAH MATI YA?" Krystal hanya tersenyum yang membuat siapa merinding, "gue.. lupa buat kenalan" orang tersebut langsung berjalan menuju SinB dan teman-teman Eunha untuk berkenalan.

"Nama gue Krystal Jung, gue anak pemilik baru gembok yang kalian punya dan.... gue sepupu ipar dari Author Anderson" Krystal langsung tersenyum senang.

Bonus Scene...

Unknown Place, Unknown Location 2020 AD

Limario langsung menatap Nancy yang sedang di perbudak oleh anak buah Limario, "Lim, liat ini" Limario melihat Dino yang sedang sekarat lalu menepuk pipinya, "bangun woy" Limario langsung menatap kedua tangan Dino yang sudah tidak mempunyai jari lagi, "bunuh gue, Lim" Limario langsung menggeleng, "gue.. gak akan ngomong, lo jangan bawa Nancy. Gue mohon lepasin dia, dia gak tau apa-apa" Dino langsung batuk dan memuntahkan darah, "oke kalo itu mau lo" Limario langsung memberi isyarat untuk membawa tubuh Dino yang sekarat, lalu Limario keluar dan melihat Nancy yang masih menyentuh tubuhnya sendiri.

"Daniel" Daniel langsung menghampiri Lim "jangan bunuh Nancy, kita bisa korek informasi dari dia" Daniel langsung mengangguk, Limario langsung menatap Nancy dengan tatapan jijiknya dan memberikan senyuman remeh kepadanya, "gue bakal rebut lo, liat aja" Limario langsung pergi dan meninggalkan Nancy sendiri di dalam selnya.

.

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YANG SIDER GUA DOAIN SEMOGA DAPAT HIDAYAH UNTUK MENEKAN TANDA BINTANG, HARGAI KAMI PARA AUTHOR YANG SUDAH BERUSAHA MENUANGKAN IDENYA DALAM BENTUK TULISAN :). Maafkan jika tidak nyambung.

Nächstes Kapitel