"jika kita memiliki tujuan yang sama, aku pikir kita bisa berjalan berdampingan dan berbincang sejenak," tutur Anya menjawab pertanyaan Carlo.
****
"aku memang sedang menuju ke kamar Yang mulia Violet, kita bisa berjalan bersama," jelas Carlo yang langsung mendapat balasan binar antusias Anya.
"kebetulan yang bagus." Anya mengekspresikan rasa senangnya terang-terangan didepan Carlo, kemudian mereka berdua kembali melanjutkan masing-masing langkah mereka dan mulai berjalan dalam diam.
Carlo merasa sesak, ia seperti merasakan duri-duri tak kasat mata terus menghujami dasar ulu hatinya, bukan karena Anya, melainkan bayi yang ada di dalam gendongan tunangannya itu. wajah polos yang sangat mirip dengan Elva itu sangat sukses membuatnya kembali teringat kenangan demi kenangan diri nya bersama sang kekasih terdahulu.
belum selesai pergulatan batinnya mengenai Violet, Carlo serasa dibebankan akan kehadiran Putranya sendiri.
benar saja, ia mengakui bahwa Kevyan Dawson yang baru-baru ini diangkat sebagai pangeran Kerajaan Barat itu sebagai Putra kandungnya, bagaimanapun alasan dan cara keji yang ia lakukan untuk menyingkirkan Kevyan dari istana Ettheria, ia tetap tak bisa mengelak Fakta bahwa bayi itu adalah buah cintanya bersama Elvarette, gadis yang selama ini ia janjikan seribu kehidupan manis dan bahagia.
ia masih begitu ingat hari dimana ia mendapati kabar bahwa kekasih dalam diamnya itu didapati tengah mengandung, Carlo tidak ingin banyak mengambil pusing kala itu, dan ia menerima kehamilan Elva, tetapi semuanya berubah ketika Violet memutuskan untuk menikah dengan Adam.
Carlo tidak bisa berpikir jernih, ada begitu permasalahan yang seketika berdatangan dan menuntut dirinya agar menyelesaikan semuanya, ia seketika membenci Violet atas keputusan sepihak kakaknya. bagaimana bisa seorang Putri mahkota yang sudah dibesarkan untuk menjadi Ratu di negeri nya sendiri memutuskan untuk menjadi Ratu di kerajaan asing? Carlo yang sejak kecil merasa nasibnya akan berjalan sesuai seperti yang di perkirakannya tak pernah memikirkan akan menggantikan posisi Violet, ini begitu mendadak, dan Carlo merasa bahwa Violet sudah melebihi batas karena telah mengubah alur hidupnya.
sejak itu, Carlo mengambil keputusan dengan menutup sebelah mata, tidak memperdulikan apakah keputusan itu akan membawa hal baik atau justru akan menyakiti orang disekitarnya, ia juga membuang Elva dan Putranya, semata-mata demi kepentingan dan kesejahteraan dirinya sebagai Putra Mahkota yang sebentar lagi akan melakukan penobatan.
tidak ada dalam sejarah seorang Raja mengangkat Gadis desa biasa sebagai permaisuri, itu hanya dapat terjadi di dalam kisah dongeng belaka. apalagi sampai menjadikan anak hasil hubungan mereka berdua sebagai penerus Takhta, Carlo pikir semua itu akan menjadi aib terbesar jika orang-orang tau mengenai hal ini, karena itu ia memutuskan untuk mengubur fakta tentang Putranya dan juga Elva.
tidak ada yang mengetahui hal ini, sekalipun orang kepercayaan Carlo, selama ini Carlo berhubungan dengan Elva secara diam-diam dan sangat berhati-hati, ia juga memperhitungkan setiap pertemuan yang mereka lakukan, semua akan berjalan mulus seperti apa yang diinginkan Carlo, tetapi tidak dengan adanya Violet.
Carlo mengingat hari saat ia mengijinkan Violet menemani dirinya mengunjungi desa tempat Elva tinggal, itu adalah salah satu kesalahan kecil yang menyebabkan kefatalan luar biasa untuknya sekarang, jika ia tetap diam dan bersikap acuh di malam hari itu kepada Violet, mungkin sampai detik ini Violet tidak akan menjadi ancaman terbesar untuk nya. andai saja segala hal di masa lalu bisa diperbaiki, ia akan lebih memilih menutup dirinya dan tidak membiarkan siapapun berani mengetuk pintu simpatinya, sekalipun itu kepada Kakaknya sendiri.
"aku ingin bertanya Pangeran," ucap Anya tiba-tiba.
***