"Siap tuan!" Balasan dari ujung telpon dimatikan sepihak oleh Donni. Donni berjalan menuju kafe terdekat untuk menyesap tembakau dan menghilangkan stress yang melanda hatinya. Tidak lupa dia menitipkan penjagaan kamar pada dua pengawalnya yang berdiri di luar kamar.
Setengah jam kemudian, ponsel Donni muda berbunyi.
"Tuan, ada selembar kertas didalam dus kecil dikamar nyonya. Saya sudah memfotonya dan mengirimnya pada tuan. Tolong dicek."
Donni membuka file foto yang dikirim salah satu ajudan setianya. Dahinya mengernyit membaca tulisan diatas kertas tersebut. Jelas-jelas si pengirim ingin memancing di air keruh rumah tangga Donni dan Agnes yang sudah diawali dengan kesalahan.
"Selidiki pengirim dari kertas tersebut. Kalau sampai ketemu orangnya, bawa dia padaku hidup-hidup!" Donni mencengkeram ponselnya keras-keras seolah-olah ingin mematahkannya.
Baru saja menutup telponnya, nada masuk berikutnya bordering lagi di ponselnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com