"Naif, gila, tidak waras…!"
Tadi siang Fei Long lah yang memaki dirinya seperti itu. Namun, kini Veer sendiri yang justru melakukannya. Sepanjang jalan menerobos kota Amsterdam yang semakin diselimuti salju, dia sempat memukul-mukul setir apalagi ketika bertemu dengan lampu merah, kemacetan, dan ingatan-ingatan yang terus merasuk tentang Renji dan Ginnan.
"…kalau pun aku dan Haru tolol karena mencintai Renji, maka itu pilihan kami—"
Saat menghadapi Fei Long waktu itu, Veer yakin dia sudah mengeluarkan seluruh kepercayaan dirinya. Dia bahkan tidak peduli lalu lalang teman kerja yang ada di kantor. Mereka berdebat, dirinya mengacaukan segalanya, bahkan setelah itu berani meninggalkan Fei Long begitu saja.
Bukankah perkataan pria itu benar?
Atau Veer sebenarnya menolak Fei Long karena tidak ingin mengasihani diri sendiri?
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com