"Tapi—"
"Renji pernah bilang padaku..." sela Haru lagi. Pria itu melepaskan Rose dan mengusap air mata yang mulai mengaliri pelupuk wanita itu. "Dia anak pelarian. Tidak pernah merasakan senangnya didukung orangtua secara penuh. Dan aku lebih paham soal itu lebih dari siapapun."
Gantian Rose yang terdiam kali ini.
Haru menangkup wajah wanita itu dengan kedua tangan. "Kau tahu, dia berkali-kali ingin membawaku pulang ke Amsterdam. Tapi bisa kau bayangkan? Apa yang akan terjadi kalau sampai itu sungguhan terjadi? Anak kurang ajar mana yang mendadak kambali membawa selingkuhan lelaki? Ayahnya hanya akan semakin marah."
"Ya, tapi... Bagaimana dengan perempuan yang waktu itu?"
Haru mendengus tersenyum. "Dia?" tanyanya retoris. "Sebenarnya dia hanya pelacur di mataku."
"Maksudmu?"
Senyum getir Haru melebar. "Jujur aku sendiri tidak benar-benar paham," katanya. "Tapi sejak awal aku merasa Jean tak pernah sungguhan menghargai Renji. Mungkin justru merendahkannya."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com