Dering alarm pada ponsel Kiara begitu sangat nyaring. Dan perempuan yang menggelepar di atas kasur dengan posisi telentang dan bibir terbuuka itu hanya bergumam. Tidak merasa berisik tapi malas untuk membuka kedua matanya.
Deringnya mati. Dan tentu saja Kiara melanjutkan mimpinya yang indah. Entah ia bermimpi apa namun perempuan itu tersenyum-senyum sendiri.
Ada jarak sekitar sepuluh menit, dering alarm pada ponsel Kiara berdering lagi. Nyaring. Kiara menggeliat dengan malas dan menguap. Agak membuka matanya namun masih mengeriyip kecil karena belum sempurna bisa terbuka lebar. Tangannya meraba-raba di mana letak ponselnya, namun tak ia temukan segera. Ah, otaknya mengingat di mana ia meletakkan ponsel tersebut. Memang sengaja ia taruh di atas bufet yang ada di sebrang kasur. Itu memang akal-akalannya sendiri supaya ia bisa bangun dari kasur.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com