Abim mengernyit. "Rendra? Kenapa sama dia?"
"Ada yang dia sembunyikan. Dan kalau bisa kita juga ngobrol tentang lamaran kita."
"Ya udah kalau itu mau kamu aku turutin deh. Tapi Papa sama Mama kamu apa nggak nanyain tentang niat keluargaku? Padahal aku udah terlanjur bilang akan secepatnya." Ujar Abim yang merasa tidak enak kalau niatnya tersebut belum dilakukan.
"Kalau perihal itu tenang aja mas.. ntar aku jelasin sama Papa dan Mama. Sabtu kamu ke sini jam berapa?"
"Emm jam berapa ya.. agak siangan boleh? Aku agak capek jujur."
Dira jadi agak kasian karena sepertinya terlalu memaksa Abim. "Uluh uluuuhhh.. mas kenapa? Mau pijit? Kalau badan sakit semua pijit aja gitu di mana.. biar ototnya gak tegang."
Abim terkekeh karena Dira pasti langsung panik sambil menunjukkan wajah puppy eyes. "Maunya kamu pijitin. Ntar kalau udah halal pijitin sampai puas ya."
Tentu saja Dira jadi salah tingkah dan mengetuk layar ponselnya. "Astagaaa hush! Jangan ngomongin itu ih.."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com