webnovel

48 - Frost Mankind

"Kau baik-baik saja?"

"Ya, tentu saja." Jawab Kelly dengan senyuman yang lembut.

Kedua tangan mereka baru saja bersentuhan, dan kemudian mereka saling menarik tangan mereka masing-masing secara perlahan sambil mengamati wajah satu sama lain. Mereka takkan begitu saja percaya dengan apa yang dikatakan lewat mulut, dan lebih mengawasi ekspresi wajah yang kemungkinan tidak bisa berbohong.

Bagi Kelly, Fio memang sedikit mengkhawatirkan apa yang akan terjadi padanya. Itu bisa dilihat dari garis-garis di dahinya yang mengkerut. Dia tahu juga bahwa Fio juga sedang mempelajari ekspresinya, namun semuanya itu tidak dapat tertutupi dengan rasa khawatir dan sekaligus rasa penasarannya. Selain itu, Kelly dapat merasakan bahwa Fio sedikit merasa takut. Entah rasa takut apa yang dirasakannya saat ini, tapi sepertinya ini berkaitan dengannya dan yang lain.

Kelly cukup dan lumayan berekspetasi tinggi soal apa yang diharapkan saat dia membiarkan Fio menyentuh tangannya. Ya, mungkin karena memang dia lumayan tertarik dengan 'kemampuan' seperti sihir. Namun ternyata, itu masih sebuah angan-angan saja. Yang disebut sebagai 'kemampuan' tersebut ternyata tidaklah sehebat Kelly kira, sehingga dia lumayan kecewa dengan apa yang dia lakukan. Rasanya dia telah melakukan pertukaran yang tidak sesuai nilainya. Ini terlalu ringan untuk diterima.

Dan tidak sampai di situ saja. Kelly secara diam-diam juga sedang terhubung langsung dengan kedua kakak laki-lakinya. Ya, kedua kakak laki-lakinya: Kevin dan Kaleo di tempat mereka masing-masing. Kevin masih berada di pulau pribadi keluarga kecil mereka dengan komputernya yang sedang dia rakit, sedangkan Kaleo sudah sampai di Singapura, lebih tepatnya di dalam sebuah gedung gereja yang menjadi sebuah tempat pembukaan show besar. Kegiatan mereka sengaja terhenti hanya karena Kelly tiba-tiba menghubungi mereka akan hal yang begitu menarik. Dan pada akhirnya mereka juga sama-sama kecewa.

Kevin langsung memutuskan panggilannya setelah tahu bahwa semua itu hanya omong kosong. Namun tidak dengan Kaleo yang masih mengawasi dari jauh. Dia tidak ingin apa-apa terjadi dengan Kelly setelah dia meninggalkan tempat itu, apalagi dengan kondisi tubuhnya. Kaleo terus memantaunya.

"Kau terlihat baik-baik saja." Apakah itu rasa syukur? Sepertinya begitu.

Apa yang telah terjadi?

"Ya, rasanya memang dingin..." Kelly sekali lagi melihat tangan Fio yang tadi menyentuhnya. Tangan palsu itu...

Boleh saja mengatakannya sebagai mengecewakan, namun ternyata juga sangat disayangkan. Bahkan ini terdengar seperti komedi gelap yang tidak manusiawi.

"Ya..." Fio memegangi pergelangan tangannya. Dia tersenyum masam seakan hasil yang dia dapat tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Mungkin lebih buruk dari apa yang telah diperkirakannya.

"Sekarang aku tahu bagaimana kau bisa membekukan bunga-bunga itu. Bolehkah aku membeli mereka semua? Aku ingin memberikannya kepada semua keluargaku." Kata Kelly mengganti topik. Dia tidak ingin melihat dan merasakan lagi kemirisan ini.

Kelly memang terlihat polos, namun dia tidaklah bodoh. Dia tahu apa yang terjadi dengan diri Fio ini.

"Ya, tentu saja..." Kemudian Fio menekan tombol di mejanya. "Pelayan pribadiku akan membungkus semuanya dalam wadah khusus. Berikan alamatnya padaku, akan kukirim langsung dengan cepat."

"Sebenarnya, aku ingin kau kirim ke alamat apartemenku."

"Oh...? Kau bilang kau ingin mengirimkannya ke keluargamu."

"Ya! Biarkan orang-orang Reccon yang mengurus pengirimannya. Jadi, tolonglah kirim semuanya ke alamat apartemenku."

Tiba-tiba layar hologram muncul di depan Fio. Di sana tertera nama terang Kelly Reccon, alamat apartemen, dan sejumlah uang yang ditransferkan.

"Apakah itu cukup?" tanya Kelly.

"Sebenarnya, kau tidak perlu membayarnya."

"Tidak baik tidak membayar apa yang dibeli. Aku tidak suka gratisan yang sengaja diberikan seperti ini." Lalu Kelly sedikit mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Anggap saja sebagai transaksi kecil, kau tahu."

Fio merasa sangat geli mendengarnya.

"Baiklah. Kalau begitu..."

Layar hologram kini muncul di depan hadapan Kelly.

"Bukankah..."

"Mungkin kau akan membutuhkannya kelak."

"Tidak... mungkin."

"Mungkin lain kali. Untuk saat ini, hanya ini yang bisa kuberikan. Aku bisa memberikan informasi apapun yang kutahu untukmu jika suatu saat kau membutuhkannya. Bagaimanapun, aku lebih sering berada di luar daripada kau."

***

Tidak terasa bahwa BJ bisa menghabiskan waktunya sendirian di sebuah toko bunga dengan berbagai bunga yang masih begitu segar. Hawa di tempat ini juga terasa dingin, dan hampir membuatnya merasa menggigil jika dia tidak memeluk tubuhnya sendiri dengan kedua tangannya yang besar. BJ juga melihat sekeliling bunga-bunga yang dipamerkan, dan dia tampak tidak tertarik dengan bunga-bunga itu. Jelas saja, dia adalah laki-laki yang menyukai robot, bukan bunga-bunga. Dan tidak ada robot ditempat ini selain tanaman-tanaman yang terlihat beku ini.

Beku... benar juga. BJ baru menyadarinya saat dia melihat lebih dekat ke salah satu bunga tulip di sana. Bunga tulip seharusnya berwarna putih bersih, tidak seperti ada bubuk kristal biru dan putih melapisi kelopaknya. Jika BJ tidak salah lihat, bunga itu membeku dalam keadaan seperti masih hidup.

Kelly akhirnya keluar dari ruangan rahasia itu, BJ menyadarinya dengan cepat. Melihat BJ yang mengamati bunga lebih dekat, Kelly menjadi penasaran dengan kekasihnya sendiri.

"Kau ingin membeli bunga?" tanya Kelly.

"Tentu saja!" BJ tiba-tiba saja teringat bahwa Kelly memintanya untuk mencarikan bucket bunga cantik untuknya. Entah bagaimana dia bisa melupakannya dalam waktu singkat.

"Bunga apa yang ingin kau beli?" tanyanya.

"Bunga..." BJ tidak tahu banyak nama-nama bunga, yang dilihatnya di sini hanya satu nama saja, yaitu bunga. "Mawar...?"

BJ tampak ragu-ragu yang membuat Kelly tertawa melihatnya.

"BJ, kurasa Fio bisa membantumu. Sini kukenalkan teman baruku, Fiorello Hyacinth. Dia sangat ahli dengan tanaman."

"Hyacinth..." gumam BJ. Nama itu jelas tidak asing di telinganya.

"Fio, kenalkan ini BJ, pacarku."

"BJ?"

"Hanya nama panggilan saja. Nama panjangnya adalah Brandon JayaChandra."

Fio hanya tersenyum ramah sambil sedikit menunduk kepada BJ tanpa mengulurkan tangannya. Itu membuat BJ menjadi canggung karena hanya dia yang mengulurkan tangannya sendiri dan berakhir dia menggaruk kepalanya seperti orang bodoh.

"Ada beberapa bucket bunga yang bagus, bukan?" tanya Kelly kemudian.

"Oh yeah... tentu saja." Sepertinya Kelly juga melupakannya. Entah apapun yang dilakukan Kelly dengan Fio di dalam sana, BJ merasa sedikit terselamatkan. Dia harus bersikap seperti seorang laki-laki.

"Tolong urus semuanya ya, Fio."

"Tentu, Kelly."

Setelah dengan susah payah BJ harus belajar dalam hitungan menit tentang bunga-bungaan, dia akhirnya dapat menyelesaikan tugasnya sendiri. Kelly hanya duduk manis di sebuah kursi pengunjung sambil melihat BJ yang tampang linglung dalam memilih bunga-bunga cantik, apalagi bucket bunga untuknya. Kelly paham jika BJ melupakannya. Dan Kelly merasa penasaran mengapa BJ tiba-tiba mau mengamati bunga lebih dekat. Dia mengira kalau pacarnya sudah mengerti soal bunga-bunga ini, namun ternyata tidak sama sekali.

"Ini untukmu." Kata BJ sambil memberikan setangkai bunga mawar kepada Kelly. Bunga mawar dengan batang hijau tanpa duri, dua tangkai daun bunga mawar yang tajam, dan mahkota bunga yang tampak begitu menawan. Apalagi dengan kemampuan spesial Fio, bunga itu lebih terlihat gagah dan segar, seperti memang diciptakan untuk seseorang yang begitu cantik untuk disimpan.

Dan jujur saja, ini pertama kalinya BJ memberikan Kelly bunga secara langsung. BJ pasti menyuruh orang lain untuk mengurusnya karena ketidaktahuannya. Namun kali ini terasa sangat spesial bagi Kelly karena BJ yang langsung memilihkannya untuknya.

Setangkai mawar merah tidaklah buruk, bagi Kelly. Hatinya yang tulus dan keinginannya untuk memberi yang membuat Kelly tersentuh.

"Terima kasih." Kata Kelly sambil menerima bunga itu. Dia memegangnya dan melihat-lihat setiap detail bunga tersebut.

*Bunga spesial dari toko bunga Fiorello adalah yang berani memecahkan rekor saat ini.

"Aku juga ingin memberikanmu ini, BJ." Kata Kelly sambil menunjukan sebuah pot kecil berisi tanah dan tanaman kecil di atasnya.

"Kaktus?" tanya BJ penasaran.

.

Bab 48

Frost Mankind

Nächstes Kapitel