webnovel

Pohon Berpenghuni

Dan saat ketiga nya asik, berkeliling kebun sayur sederhana milik keluarga mereka, Yanti dan Giyanti merasa agak berdiri bulu kuduk keduanya, dan mencari tahu dari mana asal rasa merinding tersebut

Kedua nya lalu saling memandang dan seakan menjawab keraguan diantara kedua nya, mereka berdua memandang arah hutan belantara dimana ada sebuah pohon yang sangat besar dan tinggi yang berada di pinggir dari lahan yang baru saja di buka oleh keluarga mereka

Pohon besar itu seperti raksasa, bentuknya besar dan lebat, jika disiang hari memang sejuk jika berada di bawah nya, tetapi jika di lihat dimalam hari tentu visi pandangan nya akan berbeda dari di siang hari, visi yang ditampilkan akan menjadi jauh lebih imajinatif sesuai dengan apa yang dihayalkan si penglihat

""Mba kamu ngerasa seperti di tatap ga? Kok aku ngerasa kayak ada yang liatin kita yah?"" tanya Giyanti kepada Yanti dengan wajah yang agak takut dan mencengkram tangan dari Yanti

""Ya, aku juga ngerasa begitu de, mba ngerasa kaya ada yang memeperhatikan kita di pohon besar itu? Apa kita tanya mas aja yah"" berkata kepada Giyanti sambil mengajaknya berjalan menuju tempat mas mereka berada

""Mas, mas"" panggil Yanti kepada Rudi yang sedang membersihkan rumput liar di sekitar tanaman yang mereka tanam

Rudi yang mendengar panggilan dari Yanti menoleh kebelakang sambil bertanya ""Ada apa Yan ?""

Yanti dan Giyanti yang telah sampai di tempat mas mereka, segera berbisik dengan suara yang agak kecil bercampur sedikit takut di dalam perkataannya "" Mas, aku sama Giyanti ngerasa kaya kita diperhatiin""

"Diperhatiin siapa kalian?"" tanya Rudi cepat

""Itu mas, aku sama Giyanti ngerasa kaya ada yang merhatiin kita dari arah pohon besar disana"" menunjuk ke arah pinggiran tempat lahan mereka yang telah dibuka

""Dari sana?"" menunjuk pohon besar sambil menegaskan kembali pertanyaan mereka

Yanti dan Giyanti yang ditanya mengguk secara serempak

Dan Rudi pun sejenak berpikir dan sedikit menghela nafas, sambil mulai berbicara untuk menjelaskan kepada kedua adiknya

""Pohon besar itu, kata bapak ada yang huni, dan kita dilarang untuk dekat kesana"" berkata dengan ekspresi yang serius kepada kedua adiknya

""awalnya pohon itu akan Bapak dan Embah tebang, untuk dijadikan kayu membangun rumah, tetapi anahnya tidak bisa di tebang oleh bapak dan Embah, sudah di gergaji dan di pukul pakai kampak tapi tetap tidak bisa di tebang"" sedikit bercerita menjelaskan kepada kedua adiknya, kemudian melanjutkan ceritanya

""Nah sesudah itu saat malam, tiba- tiba aku sama mas mu Sugi menjadi demam dan mengigau dengan berkata marah-marah, sambil sumpah serapah kepada Bapak dan embah""

""Marah-marah gimana mas?""

""iya kok bisa jadi marah-marah mas berdua sama mas sugi?"" tanya penasaran Yanti dan Giyanti

""nah makannya tunggu mas cerita kelar dulu, jangan buru -buru dipotong"" berkata dengan penuh sabar Rudi kepada kedua adiknya

""Jadi disitu aku sama mas mu, bilang kamu ini pendatang baru, usil sekali ingin menghancurkan rumah kita, awas aja kalo kamu berani lanjutkan apa yang kamu lakukan tadi siang, siap-siap satu anakmu tak ambil"" begitu cerita yang disampaikan Bapak sama Embah, saat esoknya aku sama mas mu bangun

Yanti dan Giyanti yang mendengar itu menjadi merinding sekujur tubuhnya dan tiba-tiba seperti tengkuk kedua leher mereka terasa dingin yang menusuk, keduanya pun merasa sangat tidak nyaman, dan buru-buru memegang tangan Rudi

"Loh, lohhhh kalian kenapa jadi penakut begini?"" bertanya rudi karena tingkah laku keduanya yang tiba-tiba saja berubah gelisah

"Aku taku mas, aku merinding, leherku kaya ada yang niup"" kata Yanti dengan takut saat berbicara

""Aku juga mas, aku ngerasa takut, pulang yu mas"" bujuk Giyanti dengan muka yang sedikit pucat

""Yaudah, ayo kita kerumah"" berkata Rudi dengan cepat karena melihat kedua adiknya yang ketakutan

Menarik mereka bergegas menuju rumah dengan bercalan cepat, sambil tetap memperhatikan jalan takut mereka tersandung atau jatuh karena berjalan yang tergesa - gesa

Sesampainya di depan rumah, Rudi segera menghentikan mereka untuk bergegas ke dalam rumah "" Kalian harus cuci tangan, muka, sama kaki sebelum masuk ke rumah dan jangan lupa baca doa"" kata rudi dengan serius kepada kedua adiknya

Yanti dan Giyanti yang mendengar perkataan mas mereka, sedikit diam, tapi saat melihat wajar serius dari mas mereka, mereka hanya menurut untuk melakukan apa yang diminta oleh Rudi

Setelah kedua nya membersihkan diri mereka, dan saat kedua nya akan naik ke atas rumah, kembali rudi menghentikan langkah mereka"" tunggu sebentar"" cegat rudi cepat kepada Yanti dan Giyanti "" apalagi toh mas?"" tanya Giyanti dengan sedikit kesal

""Ingat jangan bilang si Mbok dan Mbah Putri dan jangan penah dekat-dekat dengan pohon, biar nanti mas yang bilang ke bapak"".

Nächstes Kapitel