"Tau dari mana kamu, kalo kita ga diikutin emang kamu liat apa, atau kamu bisa mastiin?"
"Bener mas dia ga ngikutin kita kesini, ita tau karena ita ga ngerasa merinding lagi pas lewat gapura itu, terlebih pas kita masuk ke rumah Mbah, hawa takut ita ilang dan jadi anget rasanya badan ita"
"Kalo bener yang kamu omong berarti dia ga bisa nyebrang ke desa ini ta, bagus itu tapi kalo ga dia cuma ngilang sebentar atau ga berani ke rumah ini, kita ga tau dan ga bisa mastiin, kayaknya kita harus cerita sama Bapak sama Le, gimana?"
"Ita takut mas, tar di bilang ita boong lagi"
"Udah tenang serahin mas aja, nanti biar mas yang ngomong, kamu ga usah ngomong kalo ga mas suruh ok"
"Yaudah enaknya mas aja, ita laper ita mau makan dulu"
"Yeeeee, makan melulu orang sibuk mikirin kamu, malah makannn pikirannya dasar kriboooooo.""
Ita Berjalan menuju ke dalam rumah menuju dapur untuk makan siang, dan adi pun menggelengkan kepalanya bahwa tanpa disadari waktu sudah mau masuk ke puncak siang dan dirinya mengesampingkan sejenak pikiran itu, ikut masuk ke dalam untuk makan siang bersama.
Setelah menikmati makan siang yang sederhana dengan lauk ikan lele, sambal, tempe dan tahu bacem, adi tidak lupa untuk memberi kabar kepada mas agus dan mba ari melalui HP, bahwa kami tidak jadi bermain bersama dikarenakan ita sedang tidak enak badan.
Adi yang merasa sedikit begah, karena makan mencoba mempercepat pencernaan yang ada di perut, dengan berjalan di sekitar pekarangan rumah mbah.
Setelah merasa cukup untuk mencerna makanan yang ada, adi berjalan ke arah pos ronda bambu yang berada tepat di samping kali, duduk menikmati angin yang sepoi - sepoi dengan dinaungi oleh pohon kelapa, berasa seperti berada di pantai minus pasir dan burung camar.
Mencari posisi yang cukup yaman untuk bersender adi merebahkan sebagian tubuhnya di dinding pos ronda, yang terbuat dari bambu coklat yang dipernis halus.
Jam siang di atas jam 1 adalah jam dimana banyak warga masyarakat desa, pulang ke rumah untuk beristirahat, dikarenakan cuaca panas yang lumayan menyengat karena kontur seberang desa yang terdapat perbukitan batu kars.
Sehingga untuk menghindari dari sengatan panas yang berlebihan dan penyakit yang bisa di timbulkan seperti pusing atau stroke ringan akibat panas, jadi banyak masyarakat yang akan pulang ke rumah istirahat dan melanjutkan ke sawah atau ke ladang selepas jam 2 siang
Adi yang merebahkan tidurnya di pos ronda, menjadi sangat mengantuk akibat udara dingin yang dibawa oleh angin yang bertiup di sekitarnya, lamban laun adi menjadi mengantuk, apalagi setelah perut terisi penuh sudah jadi satu pendorong besar bagi seseorang untuk tertidur.
Adi tidak tahu apa dia sedang bermimpi atau terbangun, yang adi tahu tiba-tiba suasana di sekitar nya menjadi begitu sejuk dan yaman, terasa seperti berada di ruangan yang ber AC
Tapi adi masih ingat jelas tidak ada AC di rumah mbah, terlebih di pos ronda yang adi ingat sebelum adi terlelap untuk tidur, jadi dari mana hawa dingin yang sejuk ini
Adi masih menebak nebak dan tidak bisa terlalu banyak berpikir, di karenakan kondisi yang sangat yaman yang dia rasakan, merasa bodo amat dengan apa yang ada di sekitarnya meneguhkan hati untuk tertidur.
Adi yang tertidur, tidak tahu bahwa posisinya yang awalnya bersandar pada dinding pos ronda, kini menjadi rebahan sepenuhnya di lantai bambu pos ronda dan waktu terus berjalan dan tanpa terasa, matahari sudah mulai turun dari waktu puncaknya.