Akhirnya Satya mengangkat tangannya untuk menekan tombol lift agar bisa turun ke lantai bawah. Setelah menunggu lama, pintu lift tidak kunjung terbuka. Sebaliknya, ponselnya justru berdering dengan berisik di sakunya. Dia menutup mata dan mengeluarkan ponsel tanpa melihat siapa yang menelepon. Dia mengklik untuk menjawab.
Suara seorang wanita yang lembut terdengar di telinganya, seolah-olah sangat dekat, "Satya, mengapa kamu tidak di ada di bangsal? Ke mana kamu pergi?"
Suara Satya terdengar lemah, "Bu…"
"Di mana kamu? Apakah kamu baik-baik saja? Katakan padaku."
Pintu lift terbuka, dan Satya segera masuk. Dia berbisik di telepon, "Aku…" Sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya, semuanya menjadi gelap dan dia jatuh tiba-tiba.
Mendengar ponsel Satya yang jatuh ke lantai, Yohanna dengan cemas berteriak, "Satya! Satya!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com