Aku minta dia mengantarku ke toko buku, tentu saja beli novel yang sejak rilis sudah ku incar.
"Tapi kamu yang bayar novelnya ya, duit aku abis buat kado," ujarku asal bicara.
"Hahah, oke dek Raya!" selorohnya sambil mengacungkan jempol.
Kami sampai di toko buku besar yang pernah ku datangi dengan Akbar dulu, dimana kemudian aku bertemu Utari. Ah iya, Utari. Lama tak kulihat dia di sekolah, sebab ruangan kelas kami sekarang berjauhan jadi jarang sekali kami bisa bersinggungan.
"Ray, kamu cuma mau cari novel kan?" tanya Bimo padaku saat kami baru masuk ke toko buku.
"Udah lupa kamu manggil adek? Wkwk," sindirku.
"Udahan ah! Capek. Wkwkwk."
"Hahahah, aneh-aneh sih kamu!"
"Hahah, udah cepet pilih sana novelnya." titahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com