Seperti yang sudah ku duga, Bimo kewalahan makan sebab kepedasan. Om Sandi benar-benar puas tertawa lihat wajah anaknya memerah dengan keringat bercucuran, aku jadi sedikit ragu kalau om Sandi benar-benar ayahnya Bimo. Hahah.
"Kasih kecap lagi Bim, ambil sambelnya dikit-dikit aja," ucapku sambil menambah kecap pada sambelnya yang sudah tampak hitam.
"Aku gak kuat. Gak mau makan lagi!" dia jauhkan piringnya, padahal baru setengah yang ia makan. Tapi aku kasihan lihat wajahnya, jadi aku tidak bilang apapun sebab dia sudah pitam.
Sekali lagi dia kompres lidahnya pakai es batu, baru kali ini aku ketemu orang yang benar-benar tidak bisa makan pedas separah Bimo.
Om Sandi tidak jadi cerita soal Bimo padaku sebab diancam Bimo. Mungkin Bimo tahu kalau yang akan di ceritakan papanya hanya aib yang tidak boleh diumbar dan hanya akan bikin dia malu, mengingat bagaimana sifat papanya yang menurutku memang jahil sekali.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com