"Raaay ... mau cium!"
Aku terperangah oleh apa yang barusan di katakan bocah ini, cium katanyaaa??!
PLAK!!
kupukul lengannya keras sampai dia mengaduh.
"Kamu gila hah?! Kalo mamah denger gimanaaa, ish!" sambil ku dorong kakinya pakai kakiku.
"Kalo gak mau ya udah gak usah nyiksa!!" protesnya kesal.
"Ya abis gak lucu becandanya," sungutku.
Dia mendekatkan wajahnya padaku. "Siapa yang becanda?" bisiknya, bikin aku merinding.
"Biiimmmoooooo !!!" rengekku sebal sambil kembali memukul ringan lengannya, sedang dia sibuk menangkis serangan ku.
"Hahah, aku seriuuuuss!!"
"Hah?!"
"Aku serius mau cium kamu." desisnya pelan.
Cup
Bimo mengecup pipiku sekilas dengan cepat sampai aku bahkan tak sempat menghindar. Aku yang kaget hanya bisa memegang bekas bibirnya yang masih terasa hangat dipipiku.
"Heheh, muka kamu merah tuh," terkikik geli dia melihatku malu.
"Ish!" sekali lagi ku tonjok pelan lengan atasnya.
"Heheheh, makasih. Aku senang," katanya sumringah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com