webnovel

Chapter 26 : Village Trip

Ryouichi dan yang lainnya sudah melakukan perjalanan selama 1 hari menuju markas provinsi Selatan.

"Berapa lama lagi kita akan sampai disana, ketua?" ucap Akari.

"Menurut peta yang diberikan oleh Kolonel Ryota, kita akan sampai disana kira-kira sekitar 4 hari lagi" ucap Ryouichi sembari melihat peta.

"Mengapa markas provinsi Selatan jauh sekali? Aku bosan disini" ucap Akari sembari memasang wajah cemberut dan bosan.

"Bisakah kau bersabar? Lihatlah Reina, dia bisa sabar dan tertidur tenang" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala Reina.

"~kyuu"

"Apa kita bisa mencari tempat untuk beristirahat, ketua? Mungkin ada desa yang bisa kita kunjungi" ucap Natsumi.

"Menurut peta, 1 kilometer dari sini ada desa terdekat yang dapat kita kunjungi untuk beristirahat" ucap Ryouichi.

"Benarkah? Asyik. Akhirnya aku bisa mandi dan istirahat dengan tenang" ucap Akari bersemangat.

"Enzo, apakah kau tidak mau bergantian untuk menyetir? Aku khawatir kau kelelahan, bukankah selama ini kau yang menyetir?" tanya Ryouichi kepada Enzo.

"Ah, anda tidak perlu khawatir ketua. Saya masih bisa menyetir lebih lama" ucap Enzo.

"Baiklah, kalau kau berkata seperti itu" ucap Ryouichi.

Mobil jeep yang mereka tumpangi terus melaju dengan cepat, hingga tiba-tiba ditengah perjalanan mereka di hentikan dan dihampiri oleh seorang gadis muda yang tengah membopong seorang anak laki-laki yang pingsan dan terluka di sekujur tubuhnya.

"Anu, permisi. Apakah kalian bisa memberikan kami tumpangan? Adikku sedang terluka " ucap seorang gadis muda dengan nada memohon.

"Anak kecil? Apa yang mereka lakukan di tengah jalan seperti ini?" ucap Enzo terkejut.

Ryouichi pun turun dari mobil jeep dan menghampiri mereka.

"Naiklah gadis muda" tanya Ryouichi.

"Ketua, apakah tidak apa-apa membawa mereka? Bukankah mereka sedikit mencurigakan?" ucap Enzo waspada.

"Apa yang kau katakan barusan? Bukankah mereka hanya anak kecil? Bagaimana bisa kau mencurigai mereka seperti itu?" ucap Akari.

"Ah, bukan seperti itu maksudku. Hanya saja…" ucap Enzo ragu-ragu.

"Kita tidak bisa meninggalkan mereka seperti ini. Naiklah, kami akan mengantarmu ketempat tinggalmu" ucap Ryouichi sembari menggendong anak laki-laki yang tengah terluka dan pingsan itu.

"Te-terima kasih banyak" ucap gadis muda itu dengan lega.

Gadis muda itu pun masuk kedalam mobil jeep dan Ryouichi serta yang lainnya pun melanjutkan perjalanan mereka.

"Natsumi, apa kau bisa memeriksa luka anak itu?" ucap Ryouichi.

"Baiklah, serahkan saja padaku" ucap Natsumi.

Natsumi pun memeriksa dan merapal sihir pada luka anak laki-laki itu. Perlahan luka-luka pada tubuh anak laki-laki itu pun sembuh.

"Baiklah, sudah selesai. Luka-luka di tubuh adikmu sudah sembuh" ucap Natsumi sembari mengelus kepala gadis muda itu.

"Terima kasih banyak…" ucap gadis muda itu.

"Ah namaku adalah Natsumi dan dia adalah Tiara" ucap Natsumi.

"Terima kasih kakak Natsumi, kakak Tiara" ucap gadis muda itu sembari tersenyum.

"Kau bisa tidur di pangkuanku kalau mau " ucap Tiara sembari tersenyum kepada gadis muda itu.

"Ti-tidak perlu kak, saya sudah banyak merepotkan kalian " ucap gadis muda itu sembari menunduk.

Tiara pun perlahan mendekati gadis muda itu dan menidurkan gadis muda itu di pangkuannya.

"Tidak apa-apa, lagipula kau adalah anak yang baik. Kau sudah menolong adikmu yang terluka" ucap Tiara.

Gadis muda itu hanya terdiam setelah mendengar perkataan dari Tiara.

"Omong-omong dimana tempat tinggalmu? Dan, kenapa adikmu bisa terluka seperti itu?" tanya Enzo.

"Enzo, bisakah kau jangan bertanya terlalu banyak seperti itu kepada mereka?" ucap Ryouichi.

"Ma-maaf ketua" ucap Enzo.

"Tempat tinggalku ada di desa dekat dari sini dan adikku terluka ketika kami sedang mencari buah-buahan. Dia menyelamatkanku dan terjatuh dari bukit yang tinggi" ucap gadis muda itu.

"Kebetulan, kami juga menuju desa itu untuk beristirahat. Tenang saja gadis muda, kami akan menjagamu selama perjalanan. Kami adalah prajurit [The Saviour]" ucap Ryouichi.

"Kalian semua adalah prajurit [The Saviour]?" ucap gadis muda itu sembari gemetar.

"Ada apa denganmu?" ucap Tiara.

Gadis muda itupun bangkit dari pangkuan Tiara, dan agak menjauh dari Natsumi serta Tiara.

"Ma-maaf, aku dan adikku tidak punya uang. Tolong jangan sakiti kami" ucap gadis muda itu

"Apa maksudmu gadis muda? Kami tidak akan menyakitimu. Mengapa kau berkata seperti itu?" tanya Enzo.

"Ta-tapi, bukankah kalian para prajurit selalu meminta uang ke setiap desa? Prajurit yang sering datang ke desaku selalu meminta uang dan jika desa kami tidak memberi uang maka mereka akan menyakiti kami" ucap gadis muda itu dengan suara bergetar ketakutan.

"Apa kau bilang? Prajurit datang ke desa mu dan meminta uang untuk perlindungan?" ucap Enzo dengan nada kesal.

Gadis muda itu pun ketakutan mendengar ucapan dari Enzo.

"Enzo, bisakah kau menurunkan nada berbicara mu? Kau menakutinya" ucap Ryouichi.

"Ah, maaf. Hanya saja aku tidak tahan mendengar ada prajurit yang berbuat seperti itu. Itu sama saja dengan merampok mereka" ucap Enzo.

"Tidak apa-apa, kami akan menyelidiki tentang hal itu ketika kami sampai didesa mu itu" ucap Natsumi.

"Jadi kakak bukan orang jahat? Apa kakak berjanji tidak akan menyakiti kami?" tanya gadis muda itu.

Tiara pun memeluk gadis muda itu dan mengelus kepalanya.

"Tenang saja, kami bukanlah orang jahat. Kami akan melindungimu" ucap Tiara.

Gadis muda itu pun kembali tenang, dan tidak beberapa lama kemudian mereka sampai di desa yang mereka tuju.

"Apakah ini desamu?" tanya Enzo.

"Be-benar" ucap gadis muda itu.

Enzo pun hanya bisa menghela nafas ketika melihat gadis muda itu masih takut kepadanya.

"Baiklah, semua turun. Kita akan mengantar gadis muda ini ke rumahnya" ucap Ryouichi.

Ryouichi dan yang lainnya pun turun dari mobil. Natsumi menggandeng tangan dari gadis muda itu, serta Enzo menggendong adik dari gadis muda itu. Begitu mereka turun, seluruh penduduk desa terlihat melihat mereka dengan tatapan takut.

"Ketua, mengapa aku merasa seperti mereka takut dengan kita?" tanya Akari.

"Tenanglah, tetaplah bersama gadis muda itu" ucap Ryouichi.

"Itu adalah rumahku" ucap gadis muda itu.

Tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya yang merupakan ibu dari gadis muda itu. Gadis muda itupun langsung berlari kearahnya dan memeluknya.

"Ibu! " ucap gadis muda itu.

"Darimana saja kau? Ibu sampai khawatir kalau terjadi apa-apa denganmu" ucap wanita itu.

Terlihat gadis muda itu berbisik kepada ibunya, seketika raut wajah dari wanita paruh baya itu berubah menjadi takut.

"Pergilah dan cari kepala desa" bisik wanita itu kepada gadis muda itu.

Gadis muda itupun berlari dan mencari kepala desa. Wanita itupun tiba-tiba bersujud dihadapan Ryouichi dan yang lain.

"Mohon maaf, prajurit yang terhormat. Bisakah anda memberikan kami waktu untuk mengumpulkan uang? Desa kami sedang kesulitan uang dan panen perkebunan tahun ini tidak bagus" ucap wanita paruh baya itu ketakutan.

Ryouichi dan yang lainnya pun terkejut dengan apa yang mereka saksikan. Dan tiba-tiba seorang pria paruh baya dengan kumis dan janggut putih panjang yang merupakan kepala desa pun menghampiri mereka.

"Prajurit [The Saviour] yang terhormat, bisakah kami meminta keringanan waktu untuk membayar uang pajak keamanan? Dan tolong jangan sakiti warga desa kami" ucap kepala desa itu dengan nada memelas.

"Aku tidak akan meminta apa-apa dari kalian. Aku bukanlah prajurit yang seperti itu" ucap Ryouichi.

Wanita paruh baya yang tadinya bersujud pun mendongakkan kepalanya dan memasang ekspresi tidak percaya.

"Be-benarkah? Apa kalian tidak bohong?" ucap wanita paruh baya itu.

"Berhentilah bersujud seperti itu, anda bisa mempercayai perkataan dari ketua kami" ucap Tiara yang membantu wanita paruh baya itu untuk berdiri.

Tiba-tiba anak laki-laki yang tengah pingsan dalam gendongan Enzo pun bangun, dan salah paham setelah melihat ibunya bersujud seperti itu. Anak laki-laki itu pun langsung memukul kepala Enzo hingga dirinya terjatuh lalu berlari kearah ibunya.

"Apa yang kalian lakukan kepada ibuku?!" teriak anak laki-laki itu.

"Anak sialan, berani-berani nya kau memukul kepalaku" ucap Enzo kesakitan sembari menyentuh kepalanya.

Anak laki-laki itupun semakin waspada setelah melihat Enzo kesal.

"Tenanglah, seperti yang kami bilang. Kami bukanlah bagian dari prajurit yang biasa meminta uang kepada kalian. Kami prajurit yang berasal dari markas provinsi timur" ucap Ryouichi yang berusaha menenangkan anak laki-laki itu.

"Itu benar, kakak-kakak itu bukanlah orang jahat. Mereka juga menyelamatkanku dan adik ketika dia terluka." ucap gadis muda itu.

Anak laki-laki itupun terkejut setelah mendengar perkataan kakaknya.

"Jadi kalian benar-benar bukan bagian dari prajurit jahat itu?" tanya anak laki-laki itu.

Ryouichi pun mengangguk, terlihat kepala desa dan wanita paruh baya itu mengelus dada mereka karena lega.

"Maafkan sikap kami tadi kepada anda, kami harap anda dapat memaafkan kami" ucap kepala desa itu.

"Ah, tidak apa-apa justru kami yang minta maaf karena membuat kalian ketakutan dan salah paham. Dan kau juga Enzo, minta maaflah kepada anak laki-laki itu" ucap Ryouichi.

"Kenapa harus aku yang minta maaf? Bukankah dia yang sudah memukul kepalaku?" ucap Enzo.

"Enzo…" ucap Ryouichi sembari menatap Enzo.

Enzo pun tertegun setelah melihat tatapan Ryouichi.

"Ma-maaf karena sudah membuat kalian takut" ucap Enzo.

"Baiklah, karena semua kesalahpahaman sudah terselesaikan, apakah kami bisa menumpang istirahat didesa ini? Kami sedang dalam perjalanan jauh menuju markas provinsi Selatan" ucap Ryouichi.

"Tentu saja bisa, anda bisa beristirahat di rumah saya. Rumah saya memang tidak besar, namun saya harap anda bisa istirahat dengan nyaman disana" ucap kepala desa itu.

Ryouichi pun bersama dengan yang lainnya mengikuti kepala desa itu menuju rumahnya. Setelah sampai dirumah kepala desa , Ryouichi pun mengikuti kepala desa itu untuk melihat kamar mereka.

"Ini rumah saya, saya harap anda dapat beristirahat dengan tenang disini. Jika anda butuh apa-apa , jangan sungkan untuk memintanya kepada saya" ucap kepala desa itu dengan sopan.

"Terima kasih banyak, ini sudah lebih dari cukup bagi kami" ucap Ryouichi.

"Kalau begitu, saya mohon undur diri dulu" ucap kepala desa itu sembari melangkah pergi meninggalkan Ryouichi dan yang lainnya.

"Akhirnya, aku bisa istirahat dengan tenang" ucap Akari sembari melompat ke kasur.

"Kalau begitu, aku akan keluar sebentar untuk berjalan-jalan" ucap Ryouichi.

"Saya akan ikut dengan ketua" ucap Enzo bersemangat.

"Baiklah, dan untuk yang lainnya bisa beristirahat. Dan tolong jaga Reina dulu yah" ucap Ryouichi sembari menggendong Reina dan memberikannya kepada Tiara.

"Tenang saja tuan Ryouichi, saya akan menjaga Reina" ucap Tiara sembari mengelus kepala Reina.

Ryouichi dan Enzo pun berkeliling desa untuk melihat kondisi desa.

"Desa ini sungguh ramai, namun mengapa aku merasakan tatapan tajam dari warga desa selama kita berkeliling?" ucap Enzo.

"Penyebabnya pasti karena mereka waspada kepada kita, mereka masih menganggap kita sama dengan prajurit yang meminta uang dan melukai mereka" ucap Ryouichi.

"Tapi tetap saja, aduh…" tiba-tiba saja ada seorang anak-anak yang menabrak Enzo dan terjatuh.

"Apa kau baik-baik saja?" ucap Enzo sembari mengulurkan tangannya kepada anak itu.

Tiba-tiba anak itu menangis setelah melihat wajah Enzo.

"Hei, kenapa kau menangis?" ucap Enzo kebingungan.

"Bukankah karena wajahmu yang menakutkan? Aku juga akan menangis jika berada di posisi anak itu" ucap Ryouichi.

"Ketua, bukankah itu terlalu berlebihan? Dan lagipula, wajahku tidak semenakutkan itu bukan?" ucap Enzo sembari tersenyum kepada anak itu.

Anak itupun kembali menangis dengan lebih keras.

"Sudah kubilang jangan menunjukkan senyummu yang menakutkan itu kepadanya" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun mendekati anak itu, sontak anak itu langsung memejamkan matanya.

"Bagaimana jika kau biarkan aku menggendongmu sebentar" ucap Ryouichi tersenyum sembari menggendong anak itu.

Anak itupun berhenti menangis dan menatap Ryouichi dengan mata berbinar.

"Kakak sangat tampan, berbeda dengan kakak yang menakutkan itu" ucap anak itu sembari menunjuk Enzo.

"Hahaha... Benar, kau sungguh anak yang jujur" ucap Ryouichi sembari mengelus kepala anak itu.

Ryouichi pun mengajak anak itu berjalan-jalan dengan tetap menggendongnya. Nampak para warga desa yang memperhatikan tingkah laku dari Ryouichi. Ryouichi terlihat bersenda gurau dengan anak itu, terlihat suasana hangat ketika Ryouichi berbincang dengan anak itu. Anak-anak lain yang awalnya enggan mendekati Ryouichi serta Enzo perlahan mulai mendekat dan akhirnya ikut berbincang dan bermain bersama mereka.

"Ketua, bukankah ini sudah hampir senja. Bagaimana kalau kita kembali?" ucap Enzo yang terlihat rambutnya sedang dimainkan oleh anak-anak lain.

"Kau benar, mari kita kembali. Dan untuk kalian, cepatlah pulang agar orangtua kalian tidak khawatir" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun melambaikan tangan kepada anak-anak itu dan pergi menuju rumah kepala desa itu. Mereka pun sampai dirumah kepala desa itu dan berniat untuk mandi lalu beristirahat.

"Kami kembali" ucap Enzo sembari membuka pintu kamar.

"Tunggu dulu Enzo, sebaiknya kau mengetuk pintunya du--… Ah" ucap Ryouichi namun tidak sempat. Enzo sudah terlebih dahulu membuka pintu kamar itu.

Terlihat Natsumi, Tiara dan Akari sedang berganti pakaian. Enzo dan Ryouichi melihat mereka yang hanya terbalut pakaian dalam.

"Kyaaa…" teriak Akari,Tiara,dan juga Natsumi bersamaan.

Enzo dan Ryouichi pun menutup pintu kamar itu dengan terburu-buru.

"Ma-maaf!" teriak Enzo dan juga Ryouichi.

"Hampir saja kita dipukuli oleh mereka. Hmmm… Enzo?" ucap Ryouichi.

"Jadi warna kesukaan Akari adalah biru muda" gumam Enzo dengan wajah memerah.

"Apa yang kau gumamkan? Dan kenapa wajahmu berubah menjadi merah seperti itu?" tanya Ryouichi heran.

"Ah, tidak apa-apa ketua. Aku tidak sedang membayangkan Akari dengan pakaian dalamnya, aku bersumpah" ucap Enzo.

"Ah, aku tidak menanyakan hal itu. Baiklah, kalau begitu bagaimana jika kita mandi terlebih dahulu" ucap Ryouichi.

Enzo dan Ryouichi pun akhirnya memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah itu mereka memutuskan kembali kedalam kamar.

"Tunggu dulu Enzo, sebaiknya kau mengetuk pintunya terlebih dahulu. Jangan sampai terjadi hal seperti tadi."ucap Ryouichi memperingati Enzo.

"Anda benar ketua, hampir saja" ucap Enzo.

Lalu Enzo pun mengetuk pintu.

"Masuklah" ucap Akari.

Terlihat Akari,Natsumi dan juga Tiara memasang wajah malu. Terlihat suasana canggung diantara mereka.

"Ba-baiklah kalau begitu, aku akan tidur di ruang tamu saja. Enzo kau bisa menemani mereka" ucap Ryouichi yang langsung berlari keluar dari kamar meninggalkan Enzo.

"Ketua, tunggu aku!" ucap Enzo.

"Enzo…" ucap Akari.

"Ma-maaf, tadi aku tidak sengaja!" ucap Enzo sembari bersujud meminta maaf.

Suasana pun hening , Enzo pun khawatir jika dirinya akan babak belur dihajar oleh para wanita.

"A-aku tidak keberatan jika kau melihatku dengan pakaian dalam, aku tadi hanya terkejut saja. Ji-jika kau memintanya, aku akan dengan senang hati memperlihatkannya padamu" ucap Akari dengan wajah memerah.

"A-Akari…" ucap Enzo lirih.

"Ehem… Jangan lupakan kami. Akari mungkin tidak keberatan, namun aku dan Tiara marah karena ulahmu" ucap Natsumi yang sedang duduk dan menyilangkan kakinya.

Enzo kembali tertunduk dan terlihat menyesal.

"Karena itu hanya kecelakaan, kau ku maafkan kali ini. Bagaimana dengan dirimu Tiara?" ucap Natsumi.

"A-aku juga tidak keberatan jika Tuan Ryouichi ingin melihatku dengan pakaian dalam" ucap Tiara malu-malu.

Akari, Enzo dan Natsumi pun melihat kearah Tiara secara bersamaan dan terlihat heran dengan jawaban Tiara.

"Baiklah, sepertinya diantara para wanita dalam pasukan ini hanya aku saja yang normal" ucap Natsumi sembari menghela nafas.

"Kalau begitu, aku akan menemani ketua untuk tidur diluar. Selamat malam" ucap Enzo yang buru-buru keluar dari kamar.

"Untung saja, aku tidak dihajar oleh mereka" ucap Enzo sembari menghela nafas.

Enzo pun berkeliling mencari Ryouichi. Disisi lain Ryouichi sedang berada di luar rumah dan merokok.

"Semoga Enzo tidak apa-apa didalam sana. Hmmm... Bukankah itu gadis muda yang tadi pagi?" ucap Ryouichi.

Terlihat gadis muda yang pernah diselamatkan Ryouichi berjalan pelan keluar dari hutan. Ryouichi pun berjalan dan menghampiri gadis muda itu.

"Apa yang kau lakukan pada malam hari seperti ini?" ucap Ryouichi.

"Ah, kakak prajurit . Aku tadi hanya mengunjungi temanku yang berada di dalam hutan." ucap gadis muda itu.

"Teman? Sebaiknya kau tidak keluar selarut ini. Pulanglah, orangtuamu pasti khawatir" ucap Ryouichi.

"Baiklah, selamat malam kakak prajurit" ucap gadis muda itu sembari melambaikan tangan dan pergi.

"Ada yang aneh dengan anak itu, aku akan memeriksa hutan besok" ucap Ryouichi.

Ryouichi pun kembali kedalam rumah dan beristirahat. Hari pun berganti menjadi pagi dan Ryouichi pun mengajak Enzo untuk menemaninya memeriksa hutan.

Nächstes Kapitel