webnovel

Keputusan Tak Terduga

Angga mengambil ponsel Alana, dan dia meletakkannya di telinganya, tetapi dia menatap Alana dengan samar dan jauh.

Dia dan Alana saling memandang ...

Dia jelas ingin bersembunyi, tapi tidak bisa menjauh.

Angga mengatakan sebuah alamat, lalu menutup telepon, dan menyerahkan telepon kepada Alana.

Kemudian diam-diam melihat ke luar jendela.

"Kemarin ... Ibu menelepon dan menyuruhmu kembali ke Jogja."

"Ya."

"Alana, apakah kamu marah?"

"Tidak."

"Kamu tidak berbohong?"

Mata Alana memerah, dan dia terlalu banyak menangis kemarin, dan dia pikir dia sudah tidak memiliki begitu banyak air mata lagi.

"Alana, kamu menyalahkanku?."

"Tidak."

Dia melihat ke luar jendela dan berkata dengan ringan.

Angga memejamkan mata dan melihat ke belakang kepalanya yang acuh tak acuh, hatinya frustasi.

"Apa kamu mau kembali ke Jogja bersama mereka?"

"..."

Alana tidak menjawabnya, hanya menoleh ke arahnya, air matanya terus mengalir tanpa suara, dia tidak berani berbicara.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel