***
"Hei hei paman yakuza, bisa kau berikan aku uang?"
"Huh?! Apa yang baru saja kau katakan pada boss kami tadi?!"
"Eh? Apa kalian tuli?"
"Huh?! Berani juga ya kau anak kecil?!"
"Hahaha!"
"Sepertinya kau tidak takut dengan kami ya?!"
Ya ampun, dasar berandalan. Beraninya keroyokan, terlebih mereka ini tidak lebih dari para penggertak saja.
"Kenapa aku harus takut dengan sampah masyarakat seperti kalian?"
"Apa tadi kau bilang?! Huh?!"
Uwah, berandalan satu ini mendekatkan wajahnya. Bau mulutnya sangat busuk, apa berandalan tidak pernah membersihkan mulutnya?
"Paman."
"Huh?!"
"Sekali-kali bersihkan terlingamu yang tertutup dengan kotoran telinga itu, dan lagi... mulutmu sangat bau sialan."
"Cukup! Kesabaranku sudah habis! Akan kubunuh kau!"
"Heh... membunuhku ya.... kalau begitu..."
Dengan cepat aku mengambil jantungnya, dan kemudian memecahkannya dengan tangan kosong. Semua kelompok yakuza itu terlihat sangat kaget, hehehe wajah mereka terliaht sangat ketakutan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com