webnovel

Spirit

Keesokkan paginya Luffy memberitahu Yang lain lokasi Kota Shandora karena dia tidak akan mengikuti mereka dan ingin menjelajah sendiri karena mungkin saja Luffy dengan bantuan kirin menemukan Buah Energi di Pulau Jaya yang terbang ke langit ini

"Lalu aku pergi.." Kata Luffy yang kemudian menghilang

"Jadi, ayo kita pergi.." Kata Nami

"Ya..!" Jawab mereka

Sunny kembali berlayar ke pinggir Pulau Jaya atau Upper Yard

Sesampainya di sana mereka melihat Wyper bersama teman-temannya telah menunggu. Begitu juga dengan Gan Fall yang ditemani oleh McKinley beserta beberapa bawahnya

"Sepertinya kalian telah menunggu.." Kata Law yang telah melompat dari kapal dan datang ke arah mereka

"Ya. di mana Luffy-San..?" tanya Gan Fall

"Ketua akan menunggu di sana terlebih dahulu.." Jawab Jinbe yang juga telah turun

Mereka mengangguk mendengarnya

Setelah itu semua anggota Kelompok Lightning Star mulai turun dari Sunny dan bersiap pergi

"Grifinn apakah kau bisa mengubah ukuranmu menjadi kecil..?" Tanya Nami tiba-tiba

"Aku bisa, tapi untuk memperbesarnya tidak bisa.." Jawab Griffin

Mereka yang bukan bagian dari Kelompok Lightning Star tidak terlalu terkejut melihat kapal yang bisa berbicara karena mereka telah melihatnya pada malam sebelumnya

"Kau bisa..?!" Kata Franky yang terkejut

"Tunggu, apa yang kau butuhkan agar bisa menjadi lebih besar lagi..?" Tanya Franky

"Jenis bahan yang sama dengan kapal ini.." Jawab Griffin

"Kau dengar Nami? Jadi kita harus membeli lebih banyak Kayu Adam.." Kata Franky pada Nami

"Meski kita memiliki uang, hal itu tidak akan cukup jika kita ingin membelinya. Jadi mari kita bicarakan nanti.." Kata Nami

"Jadi Griffin, ubahlah ukuranmu dan mulai sekarang saat kita sampai di suatu pulau ikutlah bersama kami.."

"Baik Nami-Sama.." Griffin lalu membuat Sunny perlahan-lahan menjadi lebih kecil sampai berukuran 1 meter dan terlihat seperti miniatur kapal bersayap yang bisa terbang

"Sungguh banyak hal-hal misterius di dunia ini.." Kata Gan Fall yang melihat perubahan dari kapal yang besar menjadi kecil seperti ini

"Betul.." Jawab Wyper yang mengangguk setuju

"Kalau begitu ayo kita pergi.." Kata Nami

"Baik.." Jawab mereka

"Hisshhh..." Tiba-tiba Nola berdesir ke arah mereka

"Ada apa Nola..?" Tanya Vivi

"Hisshh...Hisshh.."

"Katanya dia ingin kita menaiki tubuhnya dan tidak perlu berjalan.." Kata Chopper yang mengartikan perkataan Nola

"Baiklah, ayo para wanita naik ke atasnya. Untuk lelaki jalan saja.." Kata Nami

"Apakah tidak apa-apa Nami-San..?" Tanya Conis yang juga ikut di ajak oleh Nami dan lainnya

"Tidak apa-apa, mereka tidak akan mengeluhkannya, betul bukan..?" Kata Robin

"Jika mereka mengeluh, ya potong saja yang di antara kaki mereka itu.." Kata Kuina

"Tidak perlu di potong, cukup lumpuhkan saja agar tidak bisa berfungsi lagi.." Kata Reiju

"Kalian..." Kata Vivi yang menggelengkan kepalanya

"Ayo Aisa, Raki kalian juga ikut.." Kata Nami

"Baik.." Jawab mereka berdua

"Apakah para wanita dari Blue Sea semengerikan ini.." Pikir Orang-orang Shandia dan White Berets

Setelah para Wanita naik ke atas Nola, akhirnya merekapun berangkat menuju tempat yang di katakan oleh Luffy

Dalan perjalanan ke sana, mereka melihat berbagai hal di dalam hutan seperti sisa-sisa Ujian Para Pendeta, Sungai yang seperti ketika mereka naik ke Skypiea, juga ikan pemakan daging yang berada di sungai itu

Setelah beberapa jam berjalan dengan santai, akhirnya mereka telah tiba di lokasi yang di katakan oleh Luffy yang adalah di bawah Giant Jack dan tidak terlalu jauh dari situ ada Kapal milik Enel yang telah jatuh dari udara

Di bawah Giant Jack Luffy telah menunggu kedatangan mereka

"Mengapa kalian sangat lama.." Keluh Luffy

"Apa boleh buat kami berjalan dengan santai.." Jawab Nami

"Lalu di mana letak Kota itu Luffy..?" Tanya Nami

"Di bawah sini.." Kata Luffy yang menunjuk ke bawah

"Bawah..?" Kata mereka

"Apa Haki milik kalian itu cuma pajangan..?" Kata Luffy

"Jujur saja aku tidak menggunakan haki untuk terlalu memperhatikan daerah ini.." Kata Law. Yang lain yang bisa menggunakan haki juga mengangguk setuju

"Jika memang di bawah sini, itu menjelaskan kenapa kota itu tidak di temukan selama ratusan tahun.." Kata Robin

"Apa kita perlu mengali awan ini untuk pergi ke bawah..?" Kata Wyper

"Tidak perlu, biar orang ini yang memotong awan ini.." Kata Luffy yang menunjuk Law

"Hati-hati agar kau tidak merusak bangunan yang ada.." Kata Robin

Law hanya menggerakkan mulutnya yang sepertinya bergumam sesuatu sebelum mengeluarkan Room dan menggunakan haki miliknya untuk berhati-hati memotong awan ini

Setelah Law memotong sampai menunjukkan sebuah area yang luas dia berhenti memotongnya dan melihat Luffy

"Nola, aku tahu kau ingin ikut tapi tunggu di sini terlebih dahulu. Kau juga tidak ingin menghancurkan kota kelahiranmu dengan tubuh besarmu bukan.." Kata Luffy

"Hisshhh..Hisshh.." Jawab Nola

"Baik, setelah itu kami akan menghilangkan awan-awan ini dan membawamu ke tempat itu.."

"Nah, Ayo melompat ke dalam.." Kata Luffy yang lalu memegang Nami dan Vivi lalu melompat ke bawah

Yang lain mengikuti Luffy untuk melompat ke bawah termasuk Conis yang di pegang oleh Jinbe, Para Shandia, Gan Fall dan McKinley beserta bawahannya

"Area yang sangat luas.." Kata Kuina

"Sepertinya apa yang kita lihat di atas adalah puncak dari bangunan ini.." Kata Robin

"Kau betul Robin, ayo, tujuan kita masih di depan lagi.." Kata Luffy yang berjalan ke suatu arah

Mereka semua terus berjalan mengikuti Luffy yang berada di depan

"Karena tempat ini tidak pernah tersentuh, begitu banyak tanaman liar telah tumbuh.." Kata Vivi yang melihat semakin banyak tumbuhan

"Kita akan membersihkannya nanti saja, karena saat ini kita telah sampai di tempat tujuan kita.." Kata Luffy yang menunjuk cahaya di depan

"Cahaya..?" Kata Nami

"Shandia, kalian majulah terlebih dahulu dan hati-hati untuk tidak saling mendorong.." Kata Luffy

Wyper mengangguk dan berjalan menuju kearah cahaya diikuti oleh Raki, Aisa, Kamakiri, dan beberapa Shandia lainnya. Sesampainya di ujung cahaya mereka semua terkejut dengan apa yang mereka lihat.

Sebuah Kota tua yang telah tertutup oleh banyak tanaman tapi bisa dipastikan bahwa kota yang sekarang dipenuhi tanaman dan puing-puing ini, sebelumnya adalah kota yang sangat megah

Dan entah kenapa bagi para Shandia ada sebuah perasaan Nostalgia di dalam diri mereka

"Ini adalah Kampung Halaman kami.." Kata Wyper

"Aku akan turun.." Sambungnya

Raki memegang Aisa dan mengikuti Wyper untuk turun begitu juga dengan para Shandia lainnya

Melihat bahwa para Shandia telah pada turun Luffy berjalan ke arah tempat Shandia sebelumnya berdiri di ikuti oleh yang lain

"Aku pernah membaca sebuah buku yang mengatakan bahwa Kota Pelabuhan Shandia hancur sekitar 800 tahun yang lalu.."

"Tapi setelah aku membaca buku harian Noland, aku mulai meragukan apa yang di tulis pada buku itu.."

"Dan ternyata apa yang di tulis oleh Noland adalah sebuah kenyataan dan ini lah Kota Emas Shandora itu.." Kata Robin

"Meski sudah di penuhi tanaman dan puing-puing, tapi tetap saja kota tua ini tidak dapat menyembunyikan kemegahan yang pernah dimiliknya .." Kata Nami

"Aku akan sedikit menjelajahi daerah ini.." Kata Robin yang lalu turun ke bagian bawah bangunan ini di ikuti oleh Law

"Aku tidak menyangkanya bahwa di bawah Giant Jack menyembunyikan kota sebesar ini.." Kata McKinley

"Menurutku itu lebih baik kota ini tidak ditemukan saat itu. Jika tidak aku tidak tahu bagaimana orang-orang pada masa itu beraksi.."

"Leluhur kita telah mengusir Shandia dari tanahnya. Dan jika mereka juga merebut Kota ini, kita telah menjadi orang yang sangat berdosa.." Kata Gan Fall

-------------

"Rajaku, aku merasakan Buah Energi di kota ini.." Kata Kirin dalam pikiran Luffy

"Hm..? Apakah kau mengetahui apa yang bersemayam di dalamnya Kirin..?" Tanya Luffy

"Itu adalah sebuah Spirit tapi sangat di sayangkan bahwa kesadarannya sudah tertidur begitu lelap.."

"Spirit? Spirit apa itu..?" Tanya Luffy

"Spirit Tumbuhan. Seperti Petir yang juga telah bergabung dengan tubuhmu Rajaku. Dia merupakan Spirit Petir, oleh karena itu mereka yang di sebut sebagai Logia bisa membuat tubuhnya menjadi tidak berwujud karena Spirit awalnya memang tidak berwujud.." Jawab Kirin

Seakan setuju dengan Kirin Petir tiba-tiba muncul di sekitar Luffy dan mengelilingi tubuhnya

"Ada apa Luffy tiba-tiba mengeluarkan petir..?" Tanya Nami yang melihat Petir di tubuh Luffy

"Tidak Apa-apa. Ah aku akan pergi sebentar.." kata Luffy yang kemudian menghilang

"Pergi kemana lagi itu orang..!" Kata Nami yang menggelegak kepalanya

"Sudahlah Nami, lebih baik kita ikut memeriksa Kota Shandora kuno ini.." kata Kuina

"Tapi aku merasa heran, jika di sebut Kota Emas Shandora, tapi kenapa Emas sama sekali tidak terlihat.." Kata Reiju

"Betul juga.." Jawab Kaya

"Apa sudah ada yang lebih dahulu menemukan kota ini..?" Kata Vivi

"Kemungkinan begitu.." Kata Reiju

Mereka pun menjelajahi kota itu sampai Kaya dan Usopp menemukan sesuatu dan memanggil yang lain

"Ini masih terlihat baru.." Kata Franky yang melihat Rel kereta

"Apakah mereka mengangkut emas dari kota ini..?" Kata Kuina

"Sepertinya begitu, tapi siapa yang melakukannya.." Kata Nami

"Siapa lagi kecuali Enel.." Kata Luffy yang tiba-tiba muncul

"Untuk apa dia melakukan itu..?"

"Aku tidak tahu, mungkin menjadi hiasan..? karena di kapal miliknya banyak hal terbuat dari emas.." Kata Luffy

"Aku mungkin mengerti mengapa dia menginginkan emas. Dengan energi dari Petir dia perlu benda mekanis untuk menghantarkan Petir agar kapal miliknya bisa terbang, dan benda yang paling cocok itu adalah Emas.." Kata Franky

"Jadi begitu cara kapal miliknya bisa terbang.." Kata Luffy yang tercerahkan

"Ngomong-ngomong Franky, kenapa kau tidak melihat mesin miliknya? Mungkin suatu hari itu akan berguna bagi kita.." Kata Luffy

"Aku memang berencana melakukan itu ketua.." Jawab Franky

"Bagaimana dengan emas di kapal miliknya Ketua..?" Tanya Zoro

"Masalah itu mari kita tanyakan pada para Shandia terlebih dahulu.." Jawab Luffy

Zoro mengangguk mendengar jawaban Luffy

"Ayo kita pergi ke tempat Shandia dan Paman itu.." Kata Luffy

"Ya.." Jawab mereka

Perjalan Kelompok Lightning Star di Grandline : Hari ke 20

Nächstes Kapitel