webnovel

Save for a while

.

.

.

Stefany membuka matanya perlahan.

Dia berharap bahwa mulai hari ini ia berada di surga.

Dimana Cam tidak akan ada di sana untuk menemuinya lagi.

Tapi ia masih hidup.

Stefany masih bisa bernafas.

Selang infus tertancap di lengan kanan nya.

Wajah nya masih terasa sangat perih dan sakit.

Bahkan tubuhnya pun terasa ngilu untuk di gerakan.

Daddy nya tersadar saat anak kesayangan nya itu sudah siuman.

"Sayang? Kau sudah sadar?".

"Da..dady". Stefany merasa keberatan untuk bicara , alhasil ia hanya bisa menangis sesenggukan.

Daddy nya memeluk nya dengan pelan dan lembut agar Stefany tidak merasa kesakitan.

"Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau bisa menjadi seperti ini?".

Daddy nya tak bisa menahan rasa sedihnya, siapa yang tega membuat Stefany menjadi seperti ini.

Stefany mengalami luka bakar yang lumayan serius di bagian wajahnya.

Pintu ruangan yang Stefany tempati terbuka dengan keras.

Ibu Stefany segera memesan tiket pesawat saat kejadian yang tak terduga terjadi pada anak gadisnya.

Wanita itu menghampiri Stefany dengan langkah kaki yang bergetar.

"Ya Tuhan .. apa yang terjadi pada anakku, siapa yang membuatnya seperti ini".

Wanita itu langsung terduduk dan menangis , tak mampu untuk melihat Stefany dengan keadaan nya yang seperti ini.

"Apa yang terjadi padanya!? Kenapa ada orang setega itu memperlakukan anakku seperti binatang!?".

Nada bicara nya semakin tinggi dengan di iringi tangisan.

James buru buru untuk menenangkan kan istri nya itu, dan bagaimanpun juga ini rumah sakit.

Tidak boleh ada keributan.

"Tenanglah Madeline, kita akan segera mencari tau siapa yang berbuat hal seperti ini pada anak kita. Kedua teman Stefany yang memberi tauku bahwa ada seorang pria yang menyiksa nya di kamar mandi hotel. Tetapi mereka tidak tau siapa dia. Jadi akan kita tanyakan pada Stefany jika keadaan nya sudah membaik".

.

.

.

"Joon-Yong? Gwenchana? Tangan mu membiru".

Tanya Taeyeon.

Joon-Yong baru menyadari karena tangan nya membiru karena bekas memukuli Cam tanpa ampun.

"Bukan luka yang parah, aku akan mengobati nya nanti".

Taeyeon hanya mengangguk dan meminum jus kotak nya .

Mereka berdua sedari tadi sedang duduk diruang tunggu rumah sakit.

"Apa yang harus kita lakukan?".

"Melaporkan hal ini ke polisi?".

Taeyeon kembali memulai percakapan.

Joon-Yong pun menghela nafasnya, dan sesekali melihat kedua orang tua Stefany terutama ibunya yang sangat begitu mengkhawatirkan nya melalui jendela.

"Tentu saja hal ini harus di ajukan kepada polisi, tetapi kita tunggu saja keputusan ayah nya Stefany".

.

.

.

Cam berhasil lolos dari petugas keamanan hotel yang mencarinya.

Dan kini ia berada di pusat perbelanjaan toko pakaian.

Cam memutuskan untuk membeli baju ,celana, dan topi agar seseorang tidak mengenalinya.

Pria itu sudah bisa menyadari bahwa lambat laun namanya akan tertera pada daftar pencarian polisi.

Maka dari itu ia segera berinisiatif untuk menghindari hal itu.

.

.

.

Joon-Yong dan Taeyeon segera berpamitan dengan kedua orang tua Stefany.

Mereka harus segera pulang, dan Stefany harus beristirahat untuk kesehatan nya.

Ayahnya Stefany masih sabar untuk menunggu anak kesayangan nya itu untuk menceritakan apa yang terjadi padanya.

"Katakan pada Daddy secara perlahan, siapa yang berbuat hal ini padamu".

Stefany merasa berat untuk mengatakan bahwa yang melakukan semua ini adalah Cam.

Tapi akhirnya Stefany benar benar akan mengatakan semuanya.

"Cam.. Yang melakukan semua ini adalah Cam".

Ucapnya dengan nada yang lemah , dan Stefany kembali menangis mengingat kejadian yang mengerikan itu.

Emosi yang memuncak mulai di rasakan oleh kedua orang tuanya itu, saat nama yang di ucapkan adalah pria yang mereka percayai untuk menjaga Stefany.

"Cam!? bagaimana bisa?"

Ibunya Stefany berada di titik rendah kesabaran.

Dan tiba tiba saja ia langsung terpuruk lemas , tak sanggup untuk mendengar yang akan di katakan oleh Stefany lebih jauh lagi.

"Kau harus mencari pria brengsek itu sekarang James! Ia sudah berani membuat anak kita hampir saja mati".

Emosi Madeline kini tak tertahankan.

Dan tubuhnya kini benar benar lemas, ia juga tak sanggup menopang tubuhnya sendiri.

"Aku akan menghubungi polisi secepatnya kalau begitu".

"Cam benar benar sudah keterlaluan, aku tak menyangka bahwa ia berani dan tega melakukan hal ini".

"Kau beristirahatlah , Mom dan Daddy akan keluar sebentar".

Daddy nya itu mengecup kepalanya dengan lembut lalu membiarkan Stefany tidur untuk beristirahat.

.

.

.

Stefany sebenarnya tak berniat untuk tidur,ia masih terlalu takut.

Takut jika tiba tiba saja Cam kembali datang menemui nya dan membunuhnya saat ini juga.

Pikiran buruknya menjalar kemana mana, dan membuat Stefany semakin khawatir pada dirinya sendiri.

Tetapi ia mencoba untuk berpikir postitif.

Dan meyakinkan dirinya sendiri,bahwa Cam tidak akan tau bahwa dirinya berada disini.

sampai akhirnya Stefany mencoba untuk tidur, bagaimanapun ia butuh istirahat yang cukup.

Nächstes Kapitel