"Seharusnya kau duduk di kursi goyang milikmu saja Pak Tua," balas Petter sinis.
"Beraninya kau dengan orang yang sudah tua." Wanita itu menggeram kesal. Ucapan Petter sangat tidak pantas baginya, ia amat sangat mengagungkan Tuannya. Maka dari itu bila ada yang mengejek atau meremehkan Tuannya, itu adalah sebuah penghinaan besar bagi dirinya.
Tapi setelah ia mengatakan itu, ia ditatap oleh Mr. Green dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Err...maksud saya dia tidak pantas mengatai anda dengan sebutan tua seperti itu," ujar wanita itu mengoreksi ucapannya.
Mr. Green lalu beralih menatap Petter lagi. Sebenarnya Petter ingin sekali mengetahui bagaimana wajah yang ada di balik topeng tersebut. Tapi wajah mereka hanya tersisa bibir dan dagu saja karena ditutupi oleh tudung hitam jubah mereka tersebut.
Petter memang sedikit licik, ia takkan membiarkan ada sebuah celah yang sia-sia begitu saja. Ia langsung melesat bersama dengan Cerberrus.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com