"Kau yakin ini jalannya?" Liana bertanya memastikan.
"Mana aku tahu? aku saja tidak punya peta," jawab Leon frustasi. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Astaga, kita sudah berputar-putar berkali-kali. Aku sampai tidak ingat sudah berapa kali mengulang ke jalan ini." Liana duduk memeluk lututnya.
"Iya mata satu. Aku sampai kesal sendiri jadinya," sahut Leon. Lalu ia melirik ke sudut ruangan. "Hei! kenapa mengasingkan diri?! kemari dan cari solusi bersama-sama."
Lalu orang yang dimaksud Leon menjawab, "Tidak mau! kalian saja berdua sana! aku malas berbicara dengan kalian."
Leon dibuat emosi, uura-uratnya muncul di dahinya. Menandakan ia marah. "Lalu kenapa kau mengikuti kami sedari tadi?!"
"Kau mengusirku dari sini?!" balas orang itu tak kalah sengit.
Liana terperangah, di saat-saat yang membingungkan seperti ini mereka berdua malah berkelahi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com