webnovel

Sedikit Bocoran

Ken memainkan pena, menelisik lembar demi lembar kertas yang ada di tangannya. Menarik senyum miring lalu bangkit dari kursinya. Melirik ke tupai magis peliharaannya yang sedang memainkan biji cemara yang mengkilap. Tupai itu merupakan hewan peliharaan kesayangnnya Ken. Cemilannya pun spesial, yaitu biji cemara yang mengeluarkan hawa hangat berwarna hijau tosca.

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Walau merasa lelah setelah melakukan kegiatan kepengurusan eksekutif siswa. Ken selaku wakil divisi IV, merupakan seorang wakil yang sering mendapat pujian. Iya, pujian pada bagian guru penanggung jawab kenakalan siswa. Dengan catatan perilaku Ken yang sangat cocok dijadikan teladan bagi para pelaku kajahatan berdarah dingin.

Kenny Felinedrew, putra ketiga dari lima bersaudara keluarga Felindrew. Keturunan dari keluarga Felinedrew ini punya gelar 'si tangan dingin'. Dalam artian keluarga ini menyelesaikan suatu permasalahan dengan kekerasan yang rapih, dingin, dan menakutkan. Makanya Petter memberikan kendali penuh pada Ken untuk menambahkan bentuk baru dari tes seleksi yang akan dijalani para Orph nanti. Petter sangat tahu porsi wewenang yang sesuai untuk para rekannya.

Ken POV

Hai, namaku Ken. Aku merupakan siswa tingkat dua Tummulotary Academy. Sebagai salah satu dari wakil eksekutif siswa sekolah, aku punya tugas-tugas membosankan yang harus ku lakukan setiap harinya. Apalagi ketua badan eksekutif siswa kami punya sifat sok rajin yang tanpa hentinya mengurus ini itu dan segala macam tetek bengek yang ada di sekolah ini. Ditambah juga dia selalu mencegah ku untuk melakukan kesenangan dan hobi ku. Mau tahu hobi ku? hobi ku sederhana sekali dan tentu saja sangat menyenangkan. Yaitu...menyiksa orang sampai mati. Tapi sekarang aku masih sampai pada bagian menyiksa saja. Paling aku hanya membuat mereka patah tulang dan terluka.

Tapi aku, Petter, dan seluruh siswa-siswi sekolah ini punya suatu kesamaan yang membuatku senang. Kesamaan itu adalah, kami tidak suka manusia dari kalangan Orph. Dan Petter sedang memberikanku tugas yang pas sekali untukku. Tugas ini sangat-sangat sesuai dengan bakat dan minatku. Membayangkannya saja membuat tubuhku merinding penuh kenikmatan. Petter memberiku tugas untuk mendesain bentuk tambahan dari tes yang akan dijalani para Orph nanti. Dan bagian terpentingnya adalah tidak ada larangan untuk membuat MEREKA MATI. Sebuah kesempatan yang sangat berharga bukan?

Dan aku sudah menyelesaikan desainku. Tinggal ku berikan pada bagian penyelenggara lapangan. Tapi aku tidak semata-mata hanya menyerahkan desain dan pola rencana tes itu. Kenapa harus diserahkan? apa maksud dari desain bentuk tes? tentu saja desain ini menjelaskan tentang struktur tempat yang digunakan, aturan-aturannya, dan tingkat kesulitan yang dijalankan.

Tapi kalau ku beri tahu sekarang pada kalian apa itu bagus? hmm...tapi kurasa tidak ada salahnya kalau kalian tahu sedikit. Akan ku beri tahu garis besarnya saja untuk sekarang. Toh jalannya rencana yang lebih detail dan jelas itu akan terjadi pada penyelenggaraannya bukan?

Tapi sebelum itu kalian perlu mengetahui tahapan dalam tesnya dahulu. Astaga, nampaknya aku akan banyak sekali bicara sekarang ini.

Baiklah, akan ku jelaskan. Tes itu terdiri empat tahap. Pertama adalah tes kemampuan akademik, tes ini tidak terlalu penting bagiku. Lagipula, tahap ini sebagian besar dikelola oleh guru pengajar mata pelajaran yang bersangkutan. Malahan bagian ini pasti diambil anak emas kepala sekolah. Tidak lain dan tidak bukan ialah cucu kepala sekolah itu sendiri. Petter? dia punya andil di seluruh bagian tes, jangan khawatir teman-teman. Sebenarnya ada Si Jenius pemalas itu, tapi dia terlalu sibuk dengan urusan kencan, wanita, dan percintaan bodohnya itu. Aku fikir kalau dia jadi seekor hewan mungkin dia akan kawin lebih dari lima kali sehari. Sungguh mahluk menggelikan.

Lalu pada tahap kedua terdiri dari tes pengukuran energi magis yang dimiliki oleh peserta tes. Di sini para peserta melakukan pengukuran dengan mengukur besar kecilnya energi magis yang mereka miliki dengan meneteskan darah dan menyentuh sebuah permata aset sekolah yang bernama Sorting Stone. Sorting Stone akan memberi tanda tentang tingkatan kekuatan magis seseorang. Tandanya berupa cahaya yang berwarna. Energi magis tingkat tinggi akan membuat Sorting Stone berwarna biru cerah, lalu menurun dengan ditandai warnanya yang menggelap. setingkat dari biru ada warna kuning, warna ini berarti tingkat energi magis seseorang itu berada di tengah-tengah. Lalu pada bagian terendah ada warna merah yang artinya energi magis seseorang itu berada di level satu, level paling kecil. Tolong jangan salah mengartikannya. Tes ini juga dilakukan pada kami anak-anak bangsawan dan Non Orph. Tapi kami hanya melakukan satu tes ini saja, hanya untuk pengukuran standar dan pengisian data diri siswa.

Tapi ku rasa para Orph hanya akan sampai pada level menengah yaitu warna kuning. Itupun menurutku level yang paling tinggi untuk mereka. Karena seperti yang kalian tahu kalau Orph dan bukan kalangan bangsawan itu hanya memiliki sedikit energi magis dalam peredaran darah dan pernafasan mereka.

Lalu tahapan ketiga merupakan tes ketahanan tubuh. Tes ini akan dijalani dengan menguji seberapa kuat afinitas seseorang terhadap aktivitas ekstrem tubuh. Misalnya berapa lama seseorang itu dapat menyelam di kedalaman air, seberapa berat beban massa benda yang dapat diangkat seseorang, seberapa jauh dan cepatnya seseorang itu berlari, dan pengukuran-pengukuran lainnya. Di bagian ini mulai menarik bagiku. Awalnya aturan yang diberlakukan si jenggot panjang (Profesor Giddleton) itu, 'hasil pengukuran diambil dari seberapa besar kemampuan yang dapat dicapai oleh peserta.'

Kalau versiku? haha sudah pasti jelas begini, 'peserta HARUS mencapai batas yang menjadi acuan lulusnya tahapan ini. Tapi apabila dalam pemeringkatan dia mencapai batas yang paling sedikit, maka dia akan dinyatakan gugur dalam tahapan tes ini.' Simpel dan padat bukan? mereka harus patuh pada kami. Bukan kami yang patuh pada mereka. Haha, aku sangat tidak sabar melihat wajah frustasi mereka.

Eitss, masih ada satu lagi. Dan ini merupakan bagian favoritku. Tahapan keempat atau yang terakhir ini adalah tes kekuatan magis. Tes ini mengharuskan peserta duel satu lawan satu dengan peserta lain. Tidak ada batasan, larangan, dan aturan untuk ini. Dengan kata lain, curang? it's okay brat, no problem. Hidup ataupun mati, apabila hidup maka ia lolos. Kalau mati? risiko tanggung sendiri. Sungguh baik bukan kami? selaku pihak kedua dalam surat perjanjian telah mencantumkan pernyataan yang menguntungkan bagi kami dan pihak guru. Jadi mereka tidak perlu bertanggung jawab dengan nyawa peserta yang melayang.

Dalam tahapan ini peserta akan masuk ke dalam sejenis dangeon, namun berukuran lebih kecil. Kalau dibandingkan dengan neo orama pasti sangat jauh, sedangkan neo orama itu sendiri merupakan jenis dangeon yang jauh lebih luas, kuat, dan unik daripada dangeon itu sendiri. sepertinya Lapangan Havartz perlu diluaskan berkali-kali lipat lagi. Tapi tidak masalah, toh yang digunakan adalah kekuatan magis. Tidak perlu repot-repot memakai tenaga manual manusia untuk melakukan perubahan pada tempat itu.

Lalu setelah dimasukkan dalam ruangan itu, mereka akan bertarung satu lawan satu. Dan mereka tidak hanya harus mengalahkan lawan, namun juga harus berhadapan dengan tantangan yang dibuat dalam dangeon tersebut. Entah itu hewan magis yang ganas, kondisi alam yang ekstrem, dan bisa juga ada pengguna ilmu magis kuat yang sengaja dimasukkan ke dalam sana untuk mengalahkan peserta tersebut.

Tantangan yang dibuat nanti merupakan tantangan yang sesuai dengan kelemahan mereka, misalnya saja seseorang itu pengguna kekuatan magis air, maka dangeon yang dibuat itu alam berupa kawasan gunung merapi yang sangat panas dan luas. Meski pengguna kekuatan magis air, tetap saja akan kewalahan bukan? apalagi pengguna kekuatan magis air biasanya memiliki afinitas yang lemah dalam kawasan berapi tingkat tinggi.

Bagaimana kami tahu kelemahan mereka? kami memperhitungkan dari kekuatan mereka, dan juga sedikit data tambahan dari tes tahap kedua. Tes seleksi ini akan menjadi ladang kematian untuk mereka. Hahahaha.

Dan tentunya kami merahasiakan ini dari publik, agar semakin banyak para Orph yang terjerumus dalam jebakan kami ini. Semoga saja si jenggot panjang itu tidak melakukan hal-hal menyusahkan yang menghalangi keseruan tes itu nanti.

Oke, cukup itu saja penjelasan dariku. Untuk kejelasannya silakan kalian lihat sendiri nanti. Ku rasa aku sudah terlalu banyak berbicara. Padahal aku bukan tipe orang yang banyak bicara.

Ken POV end.

Nächstes Kapitel