webnovel

5. Berkelahi dengan monyet hutan

Setelah berkultivasi selama 3 jam art merasa tubuhnya menjadi jauh lebih kuat dan ada semacam perasaan aneh ketika aku melihat ke langit. Di langit art merasa ada energi yang sangat padat dari qi.

"menurut diary cen seharusnya energi alam atau qi tidak sepadat ini atau apa mungkin bagi cen tidak padat tapi bagiku yang seorang pemula sudah bisa dianggap padat?. Hummmm....mungkin itu yang terjadi"

"aku sudah tidak mandi dalam 3 hari sekarang apakah ada air di dekat sini ya?. Aku harus keluar dan mencari sumber air untuk mandi dan berbagai buah-buahan untuk aku makan dalam waktu dekat. Walaupun ada pil puasa tapi tidak ada rasanya dan juga lebih baik memeriksa daerah disekitar daerah ini untuk memastikan tidak ada bahasa yang mendekat"

Art keluar dari gua dan bergerak ke sekeliling gua dalam waktu 1 jam untuk mencari buah-buahan dan air tapi tidak ada yang dapat ditemukan disini.

"kurasa aku perlu pergi lebih jauh lagi"

Art berjalan lebih jauh untuk mencari sumber air sampai art mendengar suara ngemerisik daun di depan. Art jadi lebih waspada sambil meletakkan tangannya ke gagang pedang yang art ambil dari cen kemarin. Art maju perlahan-lahan, jantung art berdebar sangat cepat karena ini sangat menegangkan baginya yang hanya orang normal selama ini. Sebelum art sampai ke tempat itu, tiba-tiba ada bayangan yang bergerak cepat ke arahnya dari pohon di depan.

Art menghindar ke kanan dan menarik pedangnya secara reflek dan mengarahkan pandangannya ke depan. Apa yang art lihat adalah seekor monyet yang cukup besar sekitar ukuran manusia padahal monyet seharusnya tidak sebesar itu dalam dunia art sebelumnya. Monyet itu tanpa perduli langsung bergerak cepat ke arah art dengan cakar yang cukup tajam dan mengarahkan cakar itu ketubuhnya, art berusaha untuk menghindar ke sisi lain dan mengayunkan pedang ke arah monyet itu. Monyet itu berhasil menghindari pedang art tapi monyet tersebut berhasil membuat luka di tangan kiri art saat menghindari pedang tersebut.

"syukurlah luka di tangan kiri ku tidak dalam"

Art melihat ke arah monyet itu dengan hati-hati dan bersiap untuk bergerak ke arah monyet tersebut dan menyerang dengan pedang di tangannya. Art bergerak dulu dan menyerang dengan serangan dari samping, monyet itu melompat ke atas untuk menghindari pedangnya tapi art dengan cepat merubah arah pedang ke atas untuk mengenai monyet tersebut. Tanpa pijakan untuk mengelak dari tebasan pedang monyet itu berusaha untuk menahan pedang dengan tangannya tapi salah satu tangan monyet tersebut berhasil terpotong dengan pedang. Monyet itu segera bergerak mundur setelah jatuh ketanah art tidak membiarkan monyet itu dengan mudah.

Art menerjang ke depan dengan semua kekuatannya dan menebas dengan cepat ke arah leher monyet untuk membunuh monyet tersebut. Monyet tersebut tidak dapat menghindar dengan tepat waktu dan lehernya berhasil dipotong dengan pedang. Art bergerak ke depan monyet untuk memastikan dia benar-benar mati, setelah memastikan monyet itu benar-benar mati art duduk di tanah dengan tangan bergetar karena ini adalah pertama kalinya art melawan monster atau monyet yang ada di dunia ini.

"bila tubuhku tidak diperkuat dari berkultivasi sebelumnya pasti aku yang akan mati karena monyet ini."

Nächstes Kapitel