webnovel

18. When I Couldn't Believe Anything.

Bukan karena sedih.

Rindu bisa datang karena sepi.

Atau seseorang membahas lagi.

Tentang kenangan yang tak bisa dilakukan kembali.

~Jung Hanna.

Arin membuka pintu rumahnya dan mendapati Theo berdiri dengan wajah kusam. Sedari tadi ia mencari suaminya tersebut yang tiba-tiba saja pergi padahal jam sudah larut malam.

"Sayang, kamu darimana?" tanya Arin yang menarik Theo masuk ke dalam rumah.

"Aku..., tadi ada panggilan mendadak aja dari klien," bohong Theo yang lalu mencoba tersenyum pada Arin.

"Semalam ini?"

"Iya. Ya udah aku ke kamar dulu, ya. Mau mandi."

Arin membiarkan Theo berlalu namun bukan berarti tanda tanya di dalam diri Arin menghilang. Justru Arin semakin bingung, apa yang terjadi dengan Theo? Kemana sebenarnya ia pergi?

Theo mengguyur tubuhnya di bawah shower. Dinginnya air tidak lagi ia rasakan karena pikirannya masih terguncang akibat kebenaran yang baru saja ia dengar beberapa waktu yang lalu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel