Akhirnya Gladys bisa berjalan dengan tenang dan stabil di sebelahnya. Senyum manis terus mengembang di bibirnya. Ia tampak sangat bahagia. Semudah itu membuat Gladys bahagia. Apa mungkin hanya dengan bersikap baik saja tanpa embel-embel kekayaan dan kekuasaan sudah membuat wanita itu bahagia? Charlos meragukannya. Gladys bukan tipe wanita yang bisa diajak hidup pas-pasan.
Kemudian mereka memasuki lift pribadi. Charlos men-tap kartu ke lift dan kemudian lift bergerak naik ke lantai dua puluh.
Setelah tiba di sana, Charlos kembali membimbing Gladys untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia membuka pintu dan mempersilakan Gladys masuk.
Wanita itu tampak terpukau melihat keindahan dan kemewahan kamar Charlos.
"Wah kamarmu keren sekali." Gladys mengagumi sofa kulit hitam mewah dan kemudian mendudukinya.
"Kamar ayahmu pasti lebih hebat dari ini," ujar Charlos.
"Ah tidak juga. Yang kamu juga bagus."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com