Selesai sarapan mereka sama-sama berangkat ke acara sosial. Rasanya sudah lama sekali ia tidak pernah naik mobilnya Charlos. Betapa tampannya Charlos saat ia sedang menyetir. Wajahnya serius memandang ke arah jalanan. Matanya tampak sangat tajam saat melirik kaca spion. Hidung mancungnya sangat mempesona.
Percaya, tidak percaya, semalam Rissa telah menyerahkan seluruh tubuhnya untuk pria istimewa di sebelahnya ini. Ia mengingat seperti apa rupa kejantanan Charlos yang menembus kewanitaannya, keluar masuk keluar masuk, sehingga menimbulkan sensasi yang luar biasa. Suara desahannya semalam pasti sangat berisik.
"Kamu tidak cepat-cepat pulang ke Batam kan?" tanya Charlos membuyarkan lamunannya. Sial! Kewanitaannya terasa basah lagi. Seharusnya ia membawa bekal celana dalam.
"A-aku… Eh… Sebentar, aku ingat-ingat. Oh… seharusnya malam ini aku tampil untuk bernyanyi di cafe. Tapi tidak apa-apa," Rissa buru-buru menambahkan. "Aku sudah meminta izin pada Martin."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com