Zulfa sudah sampai tepat di depan ruangan Farel, bahkan senyumannya sudah mengembang sempurna kala membayangkan sang suami yang mengomentari masakannya --yang berharap dapat komentar positif mengenai tingkat kelezatan makanan yang kali ini ia buat--.
Mengambilnya napas panjang-panjang, lalu menghembuskan secara perlahan. Ia sangat gugup mengingat sepanjang berjalan ke ruangan ini, menjadi daya pusat banyak orang yang merupakan karyawan Farel. Bagaimana tidak gugup? ia takut ada sesuatu yang aneh pada dirinya, namun mereka malah memberikan tatapan sambutan yang sangat hangat.
"Baiklah, ketuk pintunya lalu--"
"Ya sudah aku keluar dulu ya, kalau mau cari aku, aku ada di aula bersamaan dengan Gilang, oke?"
Mulut Zulfa langsung ter-katup kala mendengar suara seseorang yang sangat ia kenal, tak ingin berpikiran aneh-aneh namun suara itu.. Rani. Ia sangat mengenali bagaimana nada suara bahkan ciri khas nadanya pun ia tau.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com