Arsy begitu cemas tidak menentu, saat sampai subuh, Aisyah belum juga pulang atau sekedar memberi kabar. Ia juga sudah mencoba untuk menghubungi, tapi, ponselnya malah tidak aktif.
Akhirnya, sambungan telepon itu tertuju ke nomor Bagas. Suara di seberang sana, terdengar mengkhawatirkan, saat mencoba memberi tahu Arsy keadaan Aisyah.
"Aisyah tertembak, Bu. Saat ini sedang berada di rumah sakit Bayangkhara. Saya akan jemput Ibu segera."
Begitulah, informasi yang diberikan oleh Bagas, sukses membuat Arsy tersungkur tak berdaya. Jantungnya melemah seketika. Bagaimana ini? Aisyah tertembak. Jangan! Anaknya tidak boleh pergi.
"Iya Nak Bagas, bisa tolong jemput Ibu. Ibu akan siap-siap."
"Baik, Bu."
Sambungan telepon pun diakhiri.
Arsy segera berkemas. Untuk saat ini, tidak usah dulu memberi tahu keluarganya di kampung. Ia harus memastikan dulu kondisi Aisyah, sambil terus berharap, bahwa putri kebanggannya itu tidak terlalu terluka parah.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com