Kinan mencengkeram lengan Farah kuat.
"Lepasin Mama sayang!"
Sakit sekali hati Kinan melihat cara wanita ini bicara dan lagaknya yang menjijikkan.
"Kenapa hidupmu itu nggak pernah tenang? Apa nggak cukup aku jadi tumbal buat bikin orangtuaku sengsara?"
Kinan bicara sarkas, ingin rasanya membunuh wanita jahat ini sekarang.
"Bicaramu yang sopan dengan Mama, Kinan."
Farah tertawa, mengejek.
"Entah kenapa, gue jadi merasa nggak puas dengan rencana gue selama ini. Gue pengen Maya mati!"
Farah terlihat seperti mengolok-ngolok Kinan saja. Ia bahkan melihat ekspresi dan menyusuri ke dalam bola mata gadis itu, lalu mendapati betapa besar kemarahannya pada wanita yang sudah membesarkan dirinya.
"Berhenti dengan aksi bejad loe, Farah!"
Gigi-gigi Kinan bergemeletuk, tangannya terkepal, air muka pun tegang.
"Loe minta gue berhenti. Siapa loe Kinan?"
Farah pun tertawa, ia berhasil membuat Kinan bertambah-tambah benci.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com