Malam Valentine itu, Raib habiskan dengan memandang jendela penuh dengan gugusan bintang itu, membuat Raib merasakan lapang sekali di dada nya. Dia menjadi sedikit takut dengan pria, dia menjadi sangat jaga jarak dengan mereka dan mulai menghabiskan waktu nya dengan rasa kesepian selama 20 tahun ini.
Dalam pikiran nya dia menjadi ambigu apa yang akan terjadi dengan dia dan bayi di dalam perut nya ini, selama ini Ali berusaha untuk menghibur dia dengan bilang jika tidak akan terjadi apa apa dengan diri nya. Namun pikiran pikiran jahat itu terus menjerumuskan Raib hingga dia membawa pisau yang dia ambil di dapur.
"Semua nya karena dia...." Kata Raib yang ingin menusuk perut nya, tidak apa apa jika dia mati juga yang penting tidak ada anak yang dia kandung.
Pyarr.... Raib tidak sengaja menjatuhkan piring yang ada di sebelah nya, membuat Raib menunduk dan tidak jadi menusuk perut nya.
"Ada apa?" Tanya Ali yang terbangun karena pecahan piring itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com