Oleh: Polar Muttaqin
Pohon Kaos segera membenahi barisannya dan memanggil para pengguna tumbuk lada untuk memantrakan perisai sihir mereka. Banyak dari para Uhndak yang telah gugur karena serangan mendadak anggota Guild namun jumlah mereka masih tetaplah solid.
Makhluk-makhluk kerdil itu kembali berbaris, hanya saja kini mereka dilindungi oleh perisai-perisai Kaos. Mereka juga mulai mengembalikan serangan ke Tembok Utara dengan panah, misil dan artileri.
Udara mulai dipenuhi oleh proyektil yang saling bertanya jawab. Sementara itu di bawah mereka menggenang lautan darah merah, bersama mayat dan serpihan tubuh dari para Uhndak yang sebelumnya terbantai.
"Mang, aku inget perisai sihir yang kita lawan di benteng pantai itu kuat, tapi kok rasanya ini jauh lebih parah lagi ya." Oceh Devan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com