webnovel

Dia Tidak Bahagia Tinggal di Keluarga Qiao

Redakteur: Wave Literature

Sesuai dugaan, Qiao Mu berkata dengan kedua mata yang tampak berbinar, "Paman, Senin aku ada pelajaran, jadi tidak bisa pergi, apa Paman bisa memberikan uang itu sekarang? Paman bisa memberiku selembar cek saja, aku tidak keberatan untuk pergi ke bank demi mengambil uang."

Raut wajah Li Yan seketika berubah menjadi suram.

Qiao Mu benar-benar sudah menginginkan uang sampai gila, semua yang keluar dari mulutnya adalah tentang uang, apa dia benar-benar mengalami kesulitan keuangan dalam hidupnya?

Li Yan lalu teringat ketika Qiao Mu berada di rumah Keluarga Qiao, Yu Tingyun dan Qiao Ya sangat mendiskriminasi gadis itu. Walaupun saat itu karena kehadirannya, Yu Tingyun dan Qiao Ya tidak menunjukkannya dengan jelas, tapi Li Yan tetap bisa merasakannya.

Setiap hari nona besar Keluarga Qiao selalu mengendarai mobil mewah, semua yang dia makan, pakai, tinggal, dan kendarai adalah barang-barang mewah, yang menempel dari atas kepala sampai ujung kakinya minimal memiliki total ratusan ribu, tapi sebaliknya, nona kedua Keluarga Qiao harus naik bus setiap hari , bahkan sampai rela melakukan segalanya demi uang 300 ribu yuan!

Tanpa berpikir panjang Li Yan juga tahu kalau hidup Qiao Mu tidak baik di dalam Keluarga Qiao. Tapi dia tidak menyangka kalau akan sampai ke tahap seperti ini!

Suasana di dalam mobil menjadi dingin, Li Yan menatap ke depan, bibir tipisnya terangkat, "Kalau tidak ada waktu ya tidak usah mengambil uangnya."

QIao Mu langsung melambaikan tangan sambil mengangkat bahunya, "Jangan, kalau begitu aku izin saja bagaimana?"

Dia tidak mengerti, lagipula uang itu akhirnya juga akan diberikan kepadanya, bukankah cepat lambat sama saja, kenapa Li Yan bersikeras memintanya ke kantor?

Sekali lagi suasana di dalam mobil itu menjadi sunyi, "Paman, kenapa usiamu dan Bibi Yun memiliki selisih yang sangat besar?"

"Ibuku terlambat lahir, usianya hampir sama dengan Yu Tingyun."

Qiao Mu menganggukkan kepala paham, Li Yan langsung menyebut nama Yu Tingyun, dan ini membuktikan pemikiran Qiao Mu, "Hubunganmu dan Bibi Yun kurang bagus ya?"

Li Yan mengangkat alisnya, saat melihat gadis itu, matanya tampak berbinar bersinar lalu tersenyum kecil, "Kenapa, berharap kami tidak akur?"

"Tidak!" Qiao Mu tertawa, "Aku hanya merasa kalau hubungan kalian tidak begitu baik, maka Paman tidak akan berdiri di pihak mereka dan menindasku, mungkin saja kita satu tim!"

Li Yan tertawa pelan, "Jadi maksudmu kamu sedang memprovokasi hubunganku dan kakak sepupuku?"

"Aku hanya sembarangan bicara saja, hanya bercanda!" Qiao Mu menatap wajah pria tersebut, senyuman Li Yan membuat ketampanannya bertambah satu kali lipat, dia jadi jauh lebih tampan daripada ketika tersenyum tidak tulus seperti yang biasa dia tunjukkan!

"Mereka sering menindasmu?" Tanya Li Yan.

"Tidak juga, perlakuan Bibi Yun padaku tidak terbilang baik, tapi juga tidak terbilang buruk, hanya sangat dingin ketika tidak ada ayah, aku juga sudah terbiasa. Qiao Ya memiliki penyakit putri, aku juga bisa menahannya, aku juga tidak pernah menganggap diriku adalah nona keluarga Qiao, jadi aku juga tidak berharap diperlakukan seperti nona."

Qiao Mu melontarkan pernyataan ini dengan sangat santai dan tenang, seolah dia tidak peduli dengan perlakuan yang dia dapatkan.

Tapi semua hal ini terjadi ketika dia masih kecil, orang dewasa saja kalau mendapat perlakuan seperti ini pasti tidak akan terima, tapi dia sudah mendapatkannya sejak usia 5 tahun, sebelum usia 8 tahun, dia masih memiliki Li Yan, tapi setelah itu?

Pantas saja karakternya terbentuk jadi sangat tangkas seperti sekarang, jelas-jelas ketika masih kecil dia sangat polos dan lugu bagai secarik kertas putih.

Sebenarnya, juga bukan secarik kertas putih.

Li Yan menggenggam erat setir mobilnya, bibir tipisnya mengerut, tidak terlihat jelas apa yang sedang dirasakannya.

Beberapa saat kemudian dia berbicara dengan datar, "Kalau aku tidak salah ingat, satu jam yang lalu kamu bilang kalau ibu tirimu menganiayamu, dan bersikap kejam padamu."

Qiao Mu tercengang lalu tertawa canggung, "Itu bukan …" Dia hanya pura-pura kasihan!

Tiba-tiba handphone-nya berbunyi, dan raut wajah Qiao Mu langsung berubah ketika melihat nomor yang menghubunginya, dia pun segera memutuskan sambungannya.

Kemudian handphone-nya berbunyi lagi, dan sekali lagi ditolak olehnya, kemudian dia mensilent handphone-nya.

Nächstes Kapitel