Saat waktu menunjukkan pukul lima sore, Marco datang mengunjungi kediaman Marta dengan emosi yang membara. Dia tidak terima Jashmine dinikahi pria lain sedangkan uang yang sudah dia berikan pada Marta tidak dikembalikan. Pria itu mengetuk pintu utama rumah mucikari itu dengan tidak sabaran.
"Marta, keluarlah! Kamu harus menepati janjimu," serunya dengan nada tinggi sembari menggedor pintu yang berwarna cokelat itu.
Marta yang sedang duduk santai menikmati rokoknya, segera beranjak dan berjalan menuju pintu utama kemudian membukanya.
"Marco," sapa Marta dengan sedikit terkejut namun mencoba untuk tetap santai. "Eh, masuklah, aku akan meminta gadis terbaik di sini untuk melayani mu."
Marta meraih tangan Marco dan menariknya menuju masuk ke ruang tamu.
Marco menepis tangan Marta. "Aku tidak butuh gadis lain, karena yang aku mau hanyalah putrimu!" serunya dengan nada penekanan kemudian mendorong Marta hingga terjengkang di sofa.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com