Satria menutupi tubuhku dengan selimut lantas mencium kening. Beberapa kali membelai pipiku. Dan aku hanya bisa terpaku, diam, nggak tahu harus berkata apa. Semuanya terasa aneh. Kami baru saja melakukan hal yang seharusnya nggak mungkin dilakukan oleh suami istri yang pernikahannya sudah di ujung tanduk.
"Kamu istirahat saja," ucapnya.
Apa itu artinya dia sudah memaafkanku?
"Bang, aku nggak ngerti."
"Tubuhmu lebih ngerti daripada kamu sendiri."
Pintu tiba-tiba terbuka, dan memunculkan sosok Axel dan Nicko yang diikuti Eve di belakangnya. Ya, Tuhan jantungku hampir saja meloncat. Seandainya mereka datang lebih cepat sepuluh menit saja, mungkin mereka akan menemukan kami dalam keadaan kacau.
Satria berdiri dari duduknya begitu mereka datang.
"Apa lu udah mendingan?" tanya Axel mendekat. Nicko langsung meloncat turun dan naik ke ranjang.
"Gue...." Aku melirik Satria sesaat. "Gue mendingan."
"Mom, do you know? I can ride the horse by myself," lapor Nicko.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com