webnovel

Dihadang Preman

Harusnya hari ini aku terbang menuju Benua Eropa. Berlibur sekaligus honeymoon yang sudah tertunda dari satu tahun yang lalu. Tapi, aku malah di sini. Duduk sendiri menikmati suasana hiruk pikuknya pinggiran kota Jakarta. Sudah empat hari ini aku pergi, menghindari Satria. Berpindah dari penginapan satu ke penginapan lainnya. Aku melakukan itu agar Satria dengan orang-orangnya nggak mudah mencariku. Itu pun kalau memang dia mencariku.

Aku memasuki sebuah warteg di pinggir jalan. Memesan nasi campur dan satu gelas es teh manis. Warteg? Satria paling anti makan di warung seperti ini. Alasannya satu, nggak higienis. Peduli apa sih bagi-bagi orang kecil soal higienis? Yang penting perut kenyang dan harga terjangkau.

Aku sedang mengunyah makanan dengan santai ketika mataku melihat orang-orang berbaju hitam keluar dari mobil. Salah satu dari mereka menuju warung makan ini. Aku buru-buru memakai kacamata hitamku. Jaga-jaga saja, siapa tahu mereka orang-orang Satria.

"Selamat siang!"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

Nächstes Kapitel