webnovel

TORDOFF

Hailee benar- benar tidak tahu siapa pria yang telah dia akui sebagai tunangan tersebu, tapi beruntungnya, salah satu petugas medis menemukan identitas korban di saku jaketnya sehingga Hailee dapat mengetahui, paling tidak, namanya.

Hailee duduk di bangku, di dekat ruang operasi, dengan jaket berlumuran darah milik Ramon Tordoff, pria yang kini tengah berjuang di meja operasi demi hidupnya.

Gadis itu melirik jam tangannya dan harus menerima kenyataan pahit kalau dirinya tidak akan mungkin sampai ke bandara tepat waktu, jangankan untuk sampai ke sana tepat waktu, Hailee sendiri tidak yakin kalau ke tiga pria yang mengejarnya itu akan berhenti mencarinya.

Mereka pasti akan dengan mudah mendapatkan informasi mengenai rumah sakit ini, yang berarti; Hailee harus segera pergi dari sana.

Setelah memastikan tidak ada lagi suster yang akan menghampirinya dan bertanya hal- hal yang Hailee tidak ketahui tentang pria bernama Ramon Tordoff, gadis itu segera berdiri dari kursinya dan meletakkan jaket dan dompet Ramon Tordoff di kursi tersebut dan berniat melarikan diri, ketika dia mendengar namanya di sebut.

"Nona Wolfe."

Itu adalah suara perawat yang tadi berbicara padanya.

Hailee, mau tidak mau, harus menghentikan langkahnya dan membalik badan untuk menghadapi perawat bernama Silvy ini.

Namun, perawat tersebut tidak sendirian, bersama dengannya ada seorang wanita berusia sekitar empat puluh tahunan dengan pakaian yang sangat classic dan berkelas.

Dari style berpakaian dan caranya berjalan yang anggun saja, Hailee dapat mengatakan kalau wanita ini bukan wanita sembarangan.

"Um, ya?" tanya Hailee sambil mencuri pandang ragu- ragu pada wanita yang kini telah berdiri di hadapannya ini.

Tapi, sebelum perawat itu dapat mengatakan sepatah kata untuk menjelaskan niatnya memanggil Hailee, wanita itu telah lebih dulu berbicara.

"Apa kau adalah tunangan Ramon?" tanya wanita itu dengan sedikit penuh selidik.

Hailee menelan salivanya dengan susah payah. Di satu sisi, dia telah mengakui pada pihak medis bahwa dirinya adalah tunangan korban, bahkan perawat itu pun mengenalnya dengan status itu.

Tapi, di lain pihak, kalau Hailee mengiyakan pertanyaan wanita ini, dirinya tidak tahu apakah kebohongannya akan segera terbongkar? Bagaimana kalau wanita ini menyangkal dan mengatakan kalau Ramon telah berkeluarga dan dirinya bukan orang yang di kenal oleh Ramon? Tapi, siapa wanita ini? Lalu jawaban apa yang tepat, yang harus Hailee berikan?

'Kesialan apa lagi yang harus aku hadapi ini?' batin Hailee, merasa menjadi orang paling malang di dunia.

Kalau bisa, ingin rasanya Hailee berteriak karena frustasi.

"Kau tidak perlu takut. Aku tidak akan marah," wanita itu kembali berkata ketika Hailee tidak kunjung menjawab pertanyaannya. "Perawat ini bilang, kau adalah tunangan Ramon, apa itu benar?"

Hailee bergerak- gerak dengan gelisah, dia menggigit bibir bawahnya dan mengamati wanita dihadapannya. Mempertimbangkan situasi dan jawaban apa yang akan dia berikan.

"Benar, saya tunangannya," jawab Hailee, mengangguk untuk menegaskan kata- katanya.

Melihat dari cara wanita ini bertanya, kalau dia harus bertanya untuk memastikan status Hailee dan ramon, sepertinya dia tidak begitu mengenal Ramon dengan baik.

Mungkin wanita ini adalah kolega bisnis pria itu? Hailee sedikit mengerutkan dahinya.

Wanita itu kemudian mengangguk pada perawat yang telah mengantarnya, "bisa tinggalkan kami berdua?"

Perawat itu kemudian membalas dengan sangat sopan sebelum dia mengundurkan diri dan kembali pada kesibukannya yang lain.

"Sebaiknya kita cari tempat yang lebih private untuk bicara," ucap wanita itu lagi dengan nada tenang yang sama, tapi kemudian, matanya menangkap jaket Ramon di atas kursi.

Melihat kerutan samar di antara ke dua alis wanita tersebut, Hailee buru- buru mengambil jaket itu kembali. "Saya tadi mau membeli minum dan jaket ini penuh dengan darah, jadi… rasanya tidak enak kalau orang lain melihatnya…" Hailee mencoba untuk berkilah, memberi alasan yang menurutnya cukup masuk akal.

Tapi, wanita itu melambaikan tangannya pada seseorang di belakang Hailee dan berkata, "berikan saja jaketnya pada dia."

Hailee berbalik dan mendapati seorang pria dengan style pakaian yang sama dengan yang dikenakan Alex, jadi Hailee langsung berasumsi kalau pria ini adalah seorang bodyguard.

Dengan senyum kecil di bibirnya, Hailee memberikan jaket tersebut pada pria itu. "Terimakasih," ucapnya lembut.

Ada keterkejutan samar yang Hailee tangkap di matanya, tapi tidak terlalu dia pikirkan saat dirinya membuntuti wanita tadi, yang telah berjalan lebih dulu.

Ketika mereka keluar dari lobi rumah sakit menuju kafetaria terdekat, Hailee dapat melihat Alex dan dua orang pria yang tadi membuntutinya berada tidak jauh darinya.

"Ada apa?" Wanita itu cukup sensitive untuk menangkap ketakutan Hailee, matanya menatap ke sekeliling mereka, mencari hal yang dapat membuat gadis muda ini terlihat begitu ketakutan.

Sayangnya, nihil. Dia tidak menemukan apapun.

"Kenapa kau ketakutan seperti itu?" wanita itu lalu mengikuti arah pandang Hailee dan mendapati Alex yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Tidak, saya…" Hailee tergagap.

Namun, sebelum dirinya dapat mengatakan apa- apa, wanita tadi telah memerintahkan bodyguard- nya untuk menghampiri Alex, seketika itu juga Hailee dapat merasakan kalau darah di wajahnya surut.

"Tidak perlu, mereka… saya…" Ingin rasanya Hailee langsung melarikan diri dari sana, tapi kakinya tidak mau di ajak berkompromi.

"Tenang saja, mereka tidak akan menyakitimu." Wanita itu berkata dengan acuh sambil melanjutkan berjalan menuju area kafetaria.

Hailee melirik dengan ketakutan pada Alex dan sang bodyguard wanita ini, tapi anehnya, entah apa yang mereka bicarakan, tapi bodyguard tersebut berhasil membuat Alex dan kedua anak buahnya masuk ke dalam mobil dan pergi.

Melihat ini Hailee mengerutkan keningnya dengan bingung, bagaimana bisa dia mengusir bodyguard Roland Dimatrio begitu mudahnya?

Mata Hailee kemudian terarah pada punggung wanita yang berjalan di depannya.

Siapa sebenarnya wanita ini? Apakah dia adalah sosok yang juga cukup berkuasa di kota A ini?

Otak Hailee mulai berpikir dengan cepat ketika dia menyadari kalau dirinya bisa mendapatkan masalah yang lebih besar lagi jika berurusan dengan orang- orang penting kota A.

Bukan hanya orang- orang penting kota A adalah kaum elite, tapi pengaruh mereka sangat luas secara global di negeri ini.

Dengan kepala yang di penuhi kemungkinan- kemungkinan terburuk yang mungkin akan dia hadapi, langkah kakinya tidak berhenti mengikuti wanita itu sampai mereka menemukan tempat yang nyaman di pojok kafetaria.

"Sepertinya saya belum memperkenalkan diri," suara wanita itu membuyarkan lamunan Hailee.

"Um, ya?" Hailee meringis. Berharap keadaan tidak menjadi lebih buruk daripada ini.

"Saya Lis Tordoff, ibu dari Ramon." Suara Lis terdengar seperti sebuah bel yang berdenging di telinga Hailee.

Tordoff!!?

Hailee baru ingat dimana dia pernah mendengar nama itu.

Nächstes Kapitel