webnovel

Hubbika Mutayyama

Zayn masih berada didalam kamarnya,dia baru saja membereskan barang-barangnya yang akan dibawanya besok,setelah selesai,Zayn berbaring sebentar,lalu dia akan menemui umi dan abinya.

"Kak Zayn,Bikka ingin bobok bareng kakak,kata umi,besok kakak akan sekolah ya?"anak kecil itu menghampiri Zayn,dia langsung berbaring disamping kakaknya,mereka seperti ayah dan anak,karena jarak usia mereka sangat jauh,kini Zayn berusia enam belas tahun mau tujuh belas tahun,sedangkan Bikka baru berusia tiga tahun bulan depan,berarti jarak usia mereka sekitar empat belas tahun,dulu sebenarnya Ayya sudah memiliki seorang anak lagi,yaitu adik Zayn saat Zayn berusia enam tahun,tetapi bayi itu meninggal saat usianya masih satu bulan,kandungan Ayya agak lemah,jadi dia lama baru bisa hamil lagi.

"Iya sayang nya kakak,sini,kakak juga sangat merindukan adiknya kakak yang cantik ini,besok,kakak akan sekolah sayang,kakak tidak akan kembali dalam waktu yang lama,kakak minta tolong sama Bikka ya,jagain umi dan abi,Bikka bisa kan?"tanya Zayn sambil mencium pipi adik kecilnya yang cantik.

"Tentu dong kakak,pasti Bikka akan menjaga abi dan umi seperti kata kak Zayn.sekarang, Bikka mau dipeluk kak Zayn."Gadis kecil itu kemudian berbaring didada kakaknya,tak berapa lama,Bikka tertidur,lalu Zayn menyelimuti adik kecilnya,Zayn tertawa dan menggelengkan kepalanya saat melihat model tidurnya Bikka,gadis kecil itu tidur dengan posisi tengkurap dan pantatnya mencuat ke atas,sehingga mirip seekor kelinci kecil yang gemuk dan lucu.

"Bikka,gaya bobokmu lucu sekali."Zayn kemudian keluar dari kamarnya dan menuju ruang tengah,dia melihat umi dan abinya sedang bersantai,setelah sholat dhuhur mamang adalah waktu yang cukup santai,karena di waktu memang untuk beristirahat mereka,setelah sholat dhuhur nanti,barulah pintu rumah utama kembali dibuka,dan di saat itu akan banyak tamu yang datang tiada henti,ada yang sedang mengantar uang saku putra dan putrinya,lalu sowan ke rumah kyai Bashori,ada juga yang datang dengan kepentingan yang lain yang berbeda-beda.

"Abi,umi,Zayn mau menyampaikan salam dari om Kaif,katanya dia sangat merindukan kalian berdua,semenjak melahirkan Bikka,kalian kan belum saling bertemu."Zayn kemudian duduk diantara kedua orang tuanya,saat mereka bertiga bersama,mereka lebih mirip seperti kakak beradik,ilustrasinya,Rafi sebagai kakak pertama,Zayn si bungsu dan Ayya yang berada di tengah,sungguh kalau mereka kembali masuk ke sekolah menengah atas rasanya ,masih pantas,hehehe..

"Wa'alaikum salam,kami belum ada waktu mengunjungi mereka,sebenarnya kami juga sangat merindukan mereka semua,terutama kakek dan nenek kalian,juga kakek dan nenek buyut kalian,om Ahfaz,tante Azka,juga semuanya.

"Umi,ini ada titipan dari om Kaif untuk Bikka."Zayn kemudian menyerahkan sebuah kotak yang kemarin diberikan oleh Kaif kepada zayn,sekarang Zayn menyerahkannya kepada uminya.

"Kenapa kau berikan pada umi?bukankah tadi Bikka kekamarmu nak?Tanya Ayya pada putranya ini.

"Iya umi,tetapi Bikka sedang tertidur,Zayn takut lupa,karena besok kan Zayn berangkat pagi sekali."Zayn kemudian berbaring ,kepalanya diletakkan dipangkuan uminya,Ayya memberikan kotak pemberian Kaif ada suaminya,lalu tangan kecilnya membelai rambut putranya.

"Abi buka ya.."Rafi kemudian membuka kotak itu,sementara Zayn sedang bermanja dengan ibunya,satu-satunya wanita yang paling dicintainya saat ini,tentu saja,posisi Ayya tidak akan berubah,Zayn mempunyai prinsip yang sangat kuat yang dia tanamkan pada dirinya sendiri,meskipun kelak dia memiliki pendamping hidup,Ayya adalah orang nomor satu dihatinya,lalu abinya,baru istrinya,karena bagi zayn,orang tuanya adalah segala-galanya,dan dia akan bahagia kalau dia bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

"Om Kaif mu memang memiliki selera yang bagus Zayn,"Rafi memperlihatkan sebuah gelang berbahan batu giok,warnanya adalah kombinasi dari warna hitam dan biru,didalam batu-batu itu ada tulisannya,dalam setiap batu ada satu buah huruf,tentu saja karena gelang itu diberikan untuk Bikka,tulisan itu sudah pasti namanya Bikka.."Hubbika Mutayyama"

"Benar-benar gelang yang sangat cantik,Kaif juga memberikan beberapa batu cadangan yang sudah dilubangi,jadi saat Bikka bertambah besar,Ayya bisa menambah jumlah batu,hingga tetap muat di tangan Bikka.

"Umi,Abi,Zayn akan meminta ijin,setibanya di Mesir nanti,Zayn akan tinggal sendiri di apartemen kalian,jadi Zayn akan lebih leluasa dan juga belajar hidup mandiri,Zayn tidak akan tinggal bersama mama Leen dan Papa Danial,Zayn merasa takut merepotkan mereka."mendengar permintaan putranya,Ayya dan Rafi saling memandang.

"Tetapi papa Danial pasti akan merasa keberatan sayang,lagi pula bagaimana nanti untuk makanmu?apakah kau bisa memasak?"Ayya tetap menganggap Zayn sebagai putra kecilnya,padahal saat di Malang,dia sudah banyak belajar.

"Sayang,aku setuju dengan keinginan Zayn,tetapi abi akan meminta papa Danial untuk tetap mengawasimu,karena kamu disana adalah warga asing,jadi abi dan umi akan merasa lebih tenang kalau kau ada yang menjaga."Rafi mendukung putranya,Rafi juga ingin Zayn bisa belajar hidup ,mandiri.

"Ya sudah,apa yang membuatmu senag saja Zayn,yang penting kamu harus selalu memberi kabar kepada kami disini."Ayya mencium kening putranya,lalu Rafi memindahkan kepala Zayn keatas bantal yang berada di karpet,kini abinya Zayn yang gantian tidur di pangkuan istrinya,Zayn menggelengkan kepalanya,dia senang dengan interaksi kedua orang tuanya ini.

"Abi,,malu dong,anaknya udah jadi perjaka juga,masih seperti orang yang sedang jatuh cinta saja,kan malu sama Zayn."Ayya mencoba membujuk Rafi,tetapi Rafi malah menggendong Ayya dan membawanya kekamar.

"Zayn,kau jaga adikmu dulu,abi mau memberi pelajaran kepada Umi sebentar."Zayn melihat apa yang dilakukan kedua orang tuanya dengan tersenyum,lalu dia berdo'a didalam hatinya.

"Ya Allah,berilah kesehatan untuk kedua orang tuaku,selalu buat mereka bahagia ya Allah,juga beri mereka umur yang panjang,berkah dan apapun yang mereka lakukan mendapatkan RidhoMu...Aamiin...

Nächstes Kapitel