Setelah semalaman tak ada kabar dari Martin, membuat Eliza menjadi sangat gelisah. Berulang kali ia mencoba menghubungi ponsel pria itu, nomornya tetap saja tak tersambung. Ia pun mendatangi kamar kakak laki-lakinya.
"Kak, buka pintunya!" Eliza berteriak di depan pintu kamar Johnny Hartanto, yang tak lain adalah kakak kandungnya.
Tak berapa lama, pintu itu terbuka. Johnny Hartanto terlihat berdiri hanya memakai celana kolor yang melekat di bagian tubuh bawahnya. Dengan mata yang belum terbuka dengan sempurna, ia berdiri di hadapan adik perempuannya.
"Ada apa, Eliza? Pagi-pagi begini mengganggu saja kamu itu!" keluh seorang pria yang masih berusaha untuk mengumpulkan separuh nyawanya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com