Semua orang di meja makan itu langsung memandang ke arah Vincent. Tuan dan nyonya rumah itu tak mengerti arah pembicaraan kakak lelaki dari Imelda Mahendra itu. Bahkan wanita itu hampir saja mengeluarkan bola matanya karena terlalu serius menatap kakaknya. "Apa maksud dari ucapan kalian?" tanya Imelda dengan wajah bingung dan juga penasaran. Dia pun memandang dua pria di depannya secara bergantian.
"Sudahlah, jangan dengarkan ucapan bodoh dari kakakmu itu! Lebih baik kita habiskan makanan ini," ucap Martin dengan wajah datar dan menjadikannya untuk sulit diartikan. Mereka semua langsung menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh pelayan di rumah itu.
Sejak duduk bersama di meja makan, Vincent terus saja tersenyum penuh arti. Seolah dia sedang meledek seseorang yang sedang makan bersama. "Apakah Martin tak pernah mengatakannya?" tanyanya dengan nada menggantung.
"Mengatakan apa?" Imelda semakin penasaran dengan sesuatu yang begitu terbelit-belit baginya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com