webnovel

Rencana Keduanya

Mata dengan dua pupil mistis terbuka dengan perlahan, dan pandangan dari mata itu langsung tertuju pada kulit putih murni yang menggoda disampingnya.

"Pagi." Yang Kun menyapa Kaguya yang saat ini membuka matanya dengan agak lemah.

Kaguya menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di pundak Yang Kun sembari berkata, "Hm, pagi."

"Kalian bertiga juga, selamat pagi....dan lain kali, jangan tidur denganku disaat yang penting oke?" Yang Kun mengatakan ini pada sosok disampingnya yang lain.

Disana terlihat sosok Wei Rong yang tersenyum nakal, dan dia saat ini memakai piyama tembus pandang menunjukkan keseluruhan lekuk tubuh bangganya dengan jelas !!!!

"Tidak mungkin~~, dari kecil kami tidur dengan Ayah....Ya! Rong'er telah mengembangkan penyakit tidak bisa tidur tanpa memeluk Ayah !!!"

"Gadis nakal." Yang Kun memutar matanya dan mencubit pipi Wei Rong dengan keras.

Wei Rong dengan mudah melepas cubitan itu, lalu segera duduk dan menggerakkan tubuh Gu Xijiu yang masih tertidur disamping Kaguya.

Gu Xijiu yang terguncang segera terbangun, dan untungnya pakaian Gu Xijiu lebih konservatif dibanding Wei Rong, ditambah dia juga memakai topi hangat di kepalanya yang membuat Gu Xijiu terlihat berbeda dengan sikap aslinya !!!!

"Rong'er, aku masih ingin tidur....Benar, Adik kecil?"

"Wuuuu....."

Sheng Xian San yang ada di tengah dua bantal besar Gu Xijiu mengusap matanya, tapi dengan cepat dia menutup matanya lagi dan tertidur !!!!

Yang Kun dan Wei Rong tertawa rendah melihatnya, lalu Yang Kun dengan tenang menempatkan Kaguya ke bantal dibawahny dan mencium pipinya.

"Ayah, kita tidak kembali saat ini?" Wei Rong yang dengan cepat mengganti pakaiannya dengan Reality Warping bertanya dengan penasaran.

Yang Kun juga melakukan hal yang sama seperti Wei Rong, dan disaat yang sama dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kita akan kembali nanti saat semua klan sudah benar-benar damai dan mampu beradaptasi satu sama lain."

"Ohh..." Wei Rong hanya dengan malas mengangguk.

"Kaguya, kau istirahatlah disini. Jika kau ingin keluar, pakai pintu disana. Aku dan Rong Rong akan pergi menangani urusan lain.

"Umm, hati-hati di jalan." Kaguya membuka matanya malas, dan mengangguk sedikit lalu kembali terlelap.

Disaat seperti itu, Gu Xijiu tiba-tiba memeluk Kaguya seperti gurita...

Kedua orang yang melihat ini tertawa, dan sosok mereka langsung menghilang dari tempat itu dengan cepat.

--------

Di sisi lain, terlihat sosok Madara yang sedang duduk di sebuah paltform kristal indah dengan mata tertutup.

Disebelahnya terlihat sosok Hashirama yang sedang memainkan batu dan melemparnya ke danau didepan mereka.

"Sepertinya kita benar-benar menjadi orang tua? Benar, Madara."

"Diam Hashirama."

"Ugh...."

Karena kata-kata Madara, Hashirama langsung down dan termenung sembari membuat garis melingkari virtual di tanah.

"Tapi aku benar-benar merindukan Konoha, apakah Tuan Muda akan benar-benar mengizinkan kita kembali kesana?" Hashirama bertanya dengan penasaran.

Madara yang merasa topik itu menarik segera membuka matanya dan berkata, "Konoha, kah...."

"Apa kau tahu Hashirama, bertahun-tahun menjadi pion, aku mendapatkan satu pembelajaran."

"Oh? Katakanlah !!!!"

Madara mengangkat kepalanya dan memandang langit indah di atas dan berkata, "Kedamaian abadi itu, hanyalah omong kosong belaka, dan kedamaian yang sebenarnya hanyalah sesuatu yang sederhana?"

Hashirama tercengang saat mendengarnya, lalu dia membentuk senyuman lembut dan hangat di wajahnya.

"Kau akhirnya paham? Kedamaian dunia mungkin bisa didapat dengan pengorbanan banyak darah, bahkan jika aku kuat pada saat itu, untuk mendapatkan kedamaian dunia tanpa banyak darah, aku harus menundukkan kepalaku...tapi hasilnya hanya nol."

"Tapi kedamaian sejati, itu ada saat aku berada di sekitar orang-orang yang ada disekitarku, dan itu termasuk kau Madara." Hashirama mengatakannya dengan senyum nostalgia.

"Kedamaian sejati dan orang-orang disekitar yang kita sayangi, kah?....Tapi, dari yang kutahu dari Tuan Sombong itu, dunia tempat kita nantinya berada adalah Dunia berbahaya."

"Nyawa manusia tidak lebih dari rumput yang bisa diinjak disana. Hashirama, apa yang akan kau lakukan disana?"

"Kau sendiri, apa yang kau lakukan saat disana?" Hashirama menjawab dengan pertanyaan yang membuat Madara kesal.

Bang!

Madara akhirnya memukul kepala Hashirama dengan keras sehingga membentuk benjolan besar diatas kepalanya.

Hashirama memegang kepalanya dengan sakit, tapi Madara hanya mendengus dingin dan kesal.

Tapi jejak senyuman kecil di wajahnya tidak bisa dihindari untuk terlihat jelas.

"Kalian sepertinya sangat damai." Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat keduanya terkejut.

Tapi saat keduanya melihat Yang Kun dan Wei Rong yang semi menggelantung di tubuhnya, mereka langsung merilekskan kewaspadaan ini.

Bagaimanapun, ini masih bisa dianggap sebagai markas mantan musuh mereka, dan mereka masih waspada jika kalau Klan Ōtsutsuki akan menyerang diam-diam !!!!

"Ohh, Tuan Muda kecil, kau ada disini."

"Tsk, memata-matai kita, itu hobi yang buruk."

Keduanya menyapa dengan nada berbeda, tapi Yang Kun hanya tersenyum dan mengangkat bahunya.

"Aku mendengarnya tahu, kedamaian sejati? Di dunia kita nanti pergi, tidak ada yang nanya damai disana." kata Yang Kun terus terang.

Hashirama yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan berkata, "Sudah kuduga itu terjadi, tapi....aku masih ingin membuat Konoha lagi disana!"

"Oh? Konoha? Bukannya tidak mungkin, bagaimanapun Klan Uchiha, Hyuga, dan Uzumaki ada disini."

"Hahahaha, aku juga berpikir seperti itu !!!!" Hashirama tertawa sembari menggaruk kepalanya.

"Jadi, kau bagaimana Madara?"

"Aku?" Madara melipat kedua tangannya dan mengerutkan keningnya.

Yang Kun mengangguk dan berkata, "Kau tahu, aku paham kau ingin kedamaian, tapi rasa perang di hatimu juga sangat besar. Itu sangat kontradiktif."

".....Mungkin, aku akan menjalani kehidupan yang kuinginkan? Aku...ingin bebas !!!!"

Yang Kun tersenyum saat mendengar ini, tapi Hashirama merusak semuanya.

"Bebas bukan? Kalau begitu, kenapa kau tidak mencari wanita saja? Kau lajang bukan? Selama ratusan tahun."

Nächstes Kapitel