Revin pun sedikit menjauhkan ponselnya.
"Gimana?" ucap Revin.
Elven pun mengangguk.
"Iyain.." ucap Elven.
Revin pun mengangguk lalu kembali pada sambungan telepon yang masih terhubung.
"Oh ya udah.. gue sama bang Elven on the way ke sana.. tapi kita gak punya banyak waktu.." ucap Revin.
"Iya Rey oke.." ucap Vira.
Tut.
Sambungan telepon pun terputus.
"Ada apa ya?? kok tumben banget mereka bertiga ngajak ketemu?? Dan tadi tuh Vira kayak serius banget ngomongnya.." ucap Revin.
"Mungkin itu penting banget.. makanya gue iyain.." ucap Elven.
"Eh tunggu deh bang.. tapi kenapa Vira gak ada sebut nama Sania ya?? Aneh. " ucap Revin.
"Iyaya.. apa mungkin ya kalau apa yang ingin dibahas oleh mereka itu ada sangkut-pautnya dengan Sania??" ucap Elven.
"Bisa jadi sih bang.. tapi apa ya??" ucap Revin.
......
Elven dan Revin pun kini telah tiba di rumah Vira.
Vira, Nina dan Aldo yang tadinya berada di dalam rumah, pun langsung keluar kala mendengar suara mobil Elven.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com