webnovel

Part 23

Pagi ini, Calvin, Felix dan Ivi sedang sarapan bersama di ruang makan rumah Ivi.

"Ohiya, lo gak mau lanjut kuliah kak?" Tanya Calvin sambil mengunyah makanannya.

"Gak deh.. Males gue.. Sayang, mau ayamnya lagi donk.." Felix mengunyah makanannya. Lalu, ia meminta Ivi untuk mengambilkan ayam crispy itu.

"Siniin piring kamu.." pinta Ivi pada Felix lalu Felix mengangkat piringnya ke Ivi. Ivi meletakkan ayam tersebut di atas piring Felix.

"Makasih sayang.." ucap Felix lebay.

"Yaelah padahal biar lo bisa jadi dokter juga... Idih sok sweet banget lo.. najis" Calvin nyolot.

"Gak deh gak minat.. Idih... iri bilang lo?" Sindir Felix.

"Felix mah orangnya malesan vin.. Gausah heran.." Ivi

Felix langsung melirik Ivi.

"Apa sih? Biasa aja ngelihatnya.. Emang bener gitu kok" Balas Ivi saat ia ditatap tajam oleh Felix.

"Tapi bener sih wkwk... Dulu aja nih sewaktu dia kuliah manajemen, wihh luar biasa kak.. Tapi Alhamdulillah lulus juga dia... Bagus pula itu nilainya.. heran gue orang kuliah kayak niat gak niat kayak dia bisa lulus dengan nilai cumlaude.. Sungguh aku tak menyangka.." Calvin berucap tak percaya seakan merendahkan Felix, tapi masih dengan candaan.

"Kan jiwa gue emang gak kesitu. Gue emang sudah gila di laut. And gue emang cerdas sih makanya bisa jadi lulusan cumlaude hmm.. Please jangan sirik.." sombong Felix.

"Idih gue gak sirik woi... Karena gue lebih cerdas dari lo.. Wleee" balas Calvin tak kalah sengit.

"Ya beginilah kakakmu vin.. Jiwanya aneh. udah gitu songong pula.."

"Itu gak aneh sayang... Aku suka aja sama laut. Terus seragamnya juga keren donk. Aku songong apa sih sayang?? Dan ya, Apalagi pas aku jadi kapten. Tambah ganteng kan aku? Lihat aja foto wedding kita yang aku pakai seragam.. Uhhh" ucap Felix dengan angkuh.

"Jelek! Gadak ganteng-gantengnya juga. Gantengan Calvin kalau pakai jas dokter. Kamu mah kalahhhh.." ucap Ivi santai sambil mengunyah makanannya dan meledek Felix. Calvin menahan tawanya.

"Pppffftttt..." Calvin tertawa tertahan.

"IVI!! Mau mancing aku pagi-pagi gini?! Lo juga vin! Jangan ngetawain gue lo! Awa ya lo!" kesal Felix

"Gak.. Sensian ih kamu.. Periksain tensi abang kamu vin.. Kayaknya naik tuh.." ledek Ivi

"Siap kak ntar gue periksain wkwk... Eh Tapi gue emang ganteng sih wkwk... Banyak kok yang bilang... Banyak awowkwk.."

"Iya ganteng vin... Ganteng banget.. Emang siapa yang bilang vin?" Ivi

"Banyak kak... Orang kantor,orang Rumah Sakit. Semua deh.."

"Oh gitu... Iya sih kamu emang ganteng kok.. Felix aja yang sirik... Hmm.. Mudah-mudahan anak aku ntar kayak kamu ya. Multitalent and ganteng..  Serius deh keren kamu.. Salut aku tuh" Pancing Ivi

"Hahah bisa aja lo kak... Iya donk harus kayak gue.. Gue gitu lho wkwk"

"Terus.. Terus aja terussss... Iyalah aku mah apa ? Cuma seorang kapten kapal dengan sejuta idola pada masanya.... Payah .. Punya istri bukannya belain suami eh malah muji orang lain depan suami sendiri.. Ya Allah ampunilah dosa istri hamba.." Sindir Felix

"Kayak ada yang ngomong.. Tapi gak ada orangnya.. Siapa ya vin?? Duhh merinding aku tuh" Canda Ivi sambil melihat sekeliling dan mengusap tangannya.

"Awowkwk... Dah ah sakit perut gue... Gue berangkat deh.. Kasihan tuh suami lo kak.. udah kayak kepiting kejepit batu awowkwk... Bye kak.. Assalamualaikum.." ucap Calvin dengan kekehan.

"Iya, hati-hati vin.. Waalaikumsalam.." Ivi

"Siap kak.. Oi kak, jangan cemburuan please... Gue bukan saingan lo btw wkwk.. Calm down.." Canda Calvin menepuk pundak Felix sebelum pergi.

Setelahnya, Calvin langsung berangkat meninggalkan sepasang suami istri itu.

"Sudah selesai belum makannya?" Cuek Ivi

"Sudah! Cuciin sana piring nya." kesal Felix.

"Ya emang mau di cuci lah.. Yakali Lix..."

Ivi mengumpulkan piring dan gelas yang kotor. Lalu ia bawa untuk dicuci. Terlihat Ivi sudah mulai sulit untuk berjalan sambil membawa barang. Felix melihat Ivi yang kesulitan. Ia ingin bantu tapi ia sangat kesal dengan istrinya itu. Ivi Segera mencuci piring-piring itu. Felix masih memperhatikan istrinya.

"Kasihan juga.. Pasti capek.." gumam Felix.

"Yaudahlah aku bantuin aja.. Gak tega." gumam Felix.

Felix menghampiri Ivi.

"Sini biar aku aja. Kamu duduk aja." Felix mengambil alih spon sabun di tangan Ivi.

"Gak deh. Aku aja. Tugas aku kok. Kamu duduk aja atau nonton tv deh." Felix mengabaikan itu. Ia lalu mencuci beberapa alat makan yang kotor.

"Jangan sayang.. Sudah biar aku aja. Perut kamu sudah semakin besar tahu... Sudah sana kamu aja yang duduk.." Felix menuntun istrinya untuk duduk.

"Tapi aku masih kuat kok.." ucap Ivi meyakinkan.

"Sudah gapapa... Kamu duduk aja ya.." Felix meyakinkan Ivi agar duduk saja melihat ia mencuci alat makan yang kotor.

"Dah, kamu duduk di sini,biar aku yang beresin ini.. Okay nyonya Felix? " canda Felix

Ivi mengangguk.

"Baiklah tuan Felix yang terhormat... heheh" Keduanya tertawa.

...

Aksa, Deo, Zio dan beberapa teman lainnya telah tiba di kelas. Mereka kembali membahas masalah Irene. Fyi, Irene tak kunjung masuk kuliah.

"Gue sudah hubungi miss last night.. Dan hari ini selesai zuhur kita ke rumah miss. Gue sudah ada alamatnya." Aksa

"Siap!!" serempak keempat dari mereka.

"Yang lain pada gak ikutan ke rumah miss Ivi?" Aksa teriak.

"Kapan?"-noname.

"Habis zuhur.."

"Ikut kuy guys..."

"Boleh-boleh..." beberapa orang mengacungkan tangan untuk ikut.

"Eh sa, prihal Irene gimana?" Kiana

"Gue juga bingung sih sebenarnya ... Kita gak tahu informasi apapun soal dia.." Aksa

"Bener juga sih... " Kiana

"Eh by the way gengs, gue dengar dari tetangganya, katanya orang tuanya Irene itu meninggal dan seluruh harta kekayaan disita oleh bank karena mereka juga terlilit utang" Zio

"Beri tepuk tangan yang meriah untuk Zio... Dia tahu aja guys info gosip" ledek Deo.

Pletak!

Zio menjitak kepala Deo.

"Eh Vangkeh! Itu bukan gosip! Itu fakta.. Gue gak sengaja tuh kan lewat dekat rumah dia, terus gue cari tahu donk.. eh dapet" Zio

"Halah.. bilang aja lo modus mau ketemu Irene" Aksa

"Hilih... sirik ae lu bambang" Zio

"Diem lo zik! Gosip lo gak akurat! Itu bisa fitnah jadinya woi" Deo

"Idih dibilangin gak percaya.. nyebur aja udah lo ke laut" kesal Zio

"Ssssttt... woi trio kudanil! Bisa diem gak lo?" kesal Kiana

"Iye Piyama drum drum drum.." ledek ketiganya bersamaan. Diah hanya geleng-geleng kepala melihat teman-temannya yang tak pernah akur.

"Gue bukan piyama drum drum drum TRIO KUDANILLL!!!!" Kesal Kiana dan diakhiri dengan teriakan.

Namun...

"Siapa Trio Kudanil itu Kiana??" tanya seorang dosen yang tiba-tiba memasuki kelas mereka.

Kiana bingung karena ia sudah ketangkap basah. Sedangkan Zio, Deo, Aksa mereka menahan tawa mereka, mengejek Kiana.

"Oh.. itu bu.. anu ada boyband baru.. Duhh masa ibu gak tahu sih? kudet ibu ih" Alibi Kiana.

"Kamu bilang saya kudet?" tanya dosen itu yang malah diangguki oleh Kiana.

"KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG!!" Bentak Dosen itu.

"Siau!" ucap Kiana keceplosan dan langsung berlari keluar. Dosen itu kembali pada tempatnya.

Aksa menoleh ke arah Diah.

"Gimana di?" tanya Aksa

"Yaudah entar kita bicarain ini ke Miss Ivi.. Siapa tahu Miss Ivi bisa bantuin kita.." Diah

Ketinganya langsung memberi jempol.

.....

Nächstes Kapitel