webnovel

Lv. 20 - Kencan & Rencana

Dalam keheningan yang diiringi suara kendaraan yang lalu lalang, Arka terdiam seribu bahasa. Otak Arka saat ini memikirkan jawaban yang setidaknya memiliki resiko paling minimum.

"Z ... yah, nama avatarku adalah Z."

"Z?" Untuk sesaat Cecil berpikir betapa singkatnya nama itu. "Tunggu, mungkinkah ... ah tidak, itu tidak mungkin," gumam Cecil.

"Hmm ... ada apa Cecil?"

"Tidak ada apa-apa, hanya saja tadi aku sempat mengira kalau kamu adalah Z si penjual potion yang terkenal misterius itu. Itu tidak benar kan? Atau mungkin benar?" jelas Cecil, yang diakhiri pertanyaan yang menekan sekali lagi.

"O-Oh tentu saja tidak mungkin, lihat! Bukankah katanya Z itu hanya nama samarannya. Itulah yang diketahui orang-orang."

"Yah, mungkin itu benar."

"Fyuh... kurasa memberitahu nama avatarku Z adalah pilihan yang tepat. Apalagi Z hanya akan keluar jika untuk urusan bisnis saja," batin Arka yang merasa lega.

Setelah itu mereka melanjutkan obrolan tentang keseharian mereka. Arka cukup terkejut, di sisi lain sebagai mahasisawa, Cecil jugs aktif sebagai model untuk beberapa majalah wanita.

Dan dia juga katanya sempat ditawari oleh beberapa agensi grup idol untuk bergabung, bukan hanya agensi Indonesia saja, bahkan agensi luar juga.

Tak jarang juga Cecil akan mendapatkan tawaran untuk memainkan karakter dalam sebuah film.

"Hebat ... gadis menarik sepertinya memang tidak akan bisa lolos dari pusat perhatian dimanapun dia berada," pikir Arka setelah mendengar itu semua.

....

"Taman Hiburan?"

"Yup, apa Arka tidak mau?" tanya Cecil dengan nada khawatir.

"Aku ingin kencan pertamaku di taman hiburan. Itulah yang ingin kubilang ke Arka, tetapi sepertinya mustahil karena memalukan." Cecil hanya bisa menyimpan perkataan itu dalam hatinya.

"Tidak, tidak, bukan itu maksudku. Aku tidak masalah dimanapun kau mengajakku." Arka berusaha menenangkannya.

"Huh ... aku sedikit khawatir, tempat seperti ini saat weekend pasti sangat ramai. Dan untuk Cecil itu sangat beresiko mengingat hal terakhir kali yang terjadi pada dirinya. Yah... kali ini ada dua bodyguard atau lebih, jadi kemungkinan tidak akan ada masalah," batin Arka.

"Baiklah Arka ayo kita ke loket membeli tiketnya." Dengan sigap Cecil telah mendekap tangan Arka dan menariknya.

"T-tunggu, pelan-pelan saja Cecil, jangan berlari!"

Arka hanya bisa pasrah dan mengikutinya saja.

....

"Ne~ ne~ Arka ... apa yang harus kita naiki pertama kali?" ucap Cecil yang sangat antusias, Arka bisa melihat kilauan di sekitarnya.

"Aku tidak masalah menaiki apapun itu, jadi pilihlah sesukamu."

"Kalau begitu kita akan menaiki itu," ucapnya yang sambil menunjuk lintasan roller coaster.

"Oi oi oi, kita baru saja masuk dan akan menaiki salah satu wahana paling ekstrim? Gadis ini benar-benar ...." Arka terkejut dalam diam saat mendengar keputusan Cecil.

"Tidak masalah, tapi jangan sampai merengek minta turun oke?"

"Tidak akan, itu tidak akan menakutiku sama sekali, hmph...."

"Baiklah nona Cecil, sebaiknya kita segera pergi ke sana."

Dan sesuai yang dikatakan Cecil, mereka memilih roller coaster sebagai wahana yang pertama mereka naiki.

....

Di sebuah ruangan yang cukup gelap atau bisa dibilang minim pencahayaan, terdapat sebuah meja lingkaran yang cukup besar. Dan di sisinya terdapat 10 tempat kosong yang terisi oleh hologram seseorang dengan penampilan formal.

".... Baiklah tuan-tuan, mari kita beralih ke pembahasan yang selanjutnya. Setelah A-World menyelesaikan updatenya, akan ada sistem guild pada game. Dan untuk itu saat waktunya tiba, akan ada kompetisi besar antar guild yang mewakili negara mereka masing-masing.

Untuk tiap negara akan diwakili oleh dua guild pilihan mereka. Dan pemenangnya akan mendapatkan hadiah yang cukup istimewa. Sekarang pertanyaannya, apa ada yang punya saran hadiah apa yang perlu kita berikan untuk pemenang?" ucap panjang lebar Hoshigaki Ryu, selaku CEO dari ARC Corporation.

Tempat itu langsung terasa hening, seperti semuanya sangat serius memikirkannya. Mau bagaimana lagi, ini adalah hadiah untuk sebuah event bersekala internasional, mereka harus memikirkannya dengan matang-matang.

"Tuan Ryu, saya memiliki sebuah usulan," ucap pemimpin cabang China.

"Silahkan tuan Wang Xiao Zhi."

"Baiklah, semenjak hal ini akan menjadi ajang kompetisi pada tingkat dunia maka hadiah yang dijanjikan juga tidak boleh sembarangan ...." Kebanyakan dari mereka mengangguk setuju dengan ungkapan Wang Xiao Zhi.

".... Oleh karena itu saya menyarankan, bagaimana kalau sesuatu yang berbau uang, sesuatu yang membawa keuntungan. Hal itu adalah ... saham perusahaan ini."

Seketika satu ruangan menjadi lebih hening dari sebelumnya. Lalu Raka yang mendengarnya hampir tersulut emosinya, tetapi berhasil diredakan oleh Ryu dengan sebuah isyarat.

"Sial, orang China ini benar-benar tanggap kalau urusan uang," batin Raka yang geram.

"Tuan Wang, bisakah anda lanjutkan?"

"Seperti yang saya bilang, memang hal ini bisa dikatakan cukup bodoh atau sembrono. Tetapi menurut saya, dengan semakin menakjubkannya hadiah yang dijanjikan maka akan semakin menarik minat para peserta yang mengikutinya. Lagipula bukan berarti harus mengerahkan jumlah saham yang banyak, 10% saja seharusnya sudah lebih dari cukup."

"Baiklah, akan saya pikirkan hal itu. Sebelum itu saya ingin tahu bagaimana tanggapan yang lain tentang ususlan tuan Wang."

Lalu rapat pun berlanjut lebih intens, bahkan semua yang di sana sampai larut oleh keadaan.

.....

...

..

.

"Ryu, kenapa kau menanggapi usulan gila orang itu? Kau tau kan dia seperti apa? Dia orang yang menggunakan segala cara untuk uang. Lihat saja sekarang, setelah dia memegang hampir seluruh industri digital di negaranya sendiri, sekarang dia bahkan berusaha mengincar perusahaan ini," ucap Raka yang masih geram.

"Jangan khawatir Raka, itu hanyalah 10%."

"Hey, 10% saham perusahaan ini itu sudah hampir setara dengan ratusan milyar usd, apa kau masih yakin?"

"Tentu, lagipula hal itu akan membuat permainan ini semakin menarik. Akan kutunjukan pada mereka yang ingin melawan, dimana posisi mereka yang sebenarnya."

Kenyataannya Ryu juga sudah tau kalau mengusulkan saham perusahaan sebagai hadiah pasti ada maksud dibaliknya. Tetapi ia tidak menyangka kalau hampir seluruh pemimpin cabang akan lebih antusias daripada perkiraannya.

"Raka, setidaknya kau juga harus menyiapkan tim milikmu sendiri. Dan ngomong-ngomong, Hope bilang kalau player yang berhasil memicu update berasal dari Indonesia."

"Hoo ...."

....

"Cecil, apa kau tidak lelah? Kita hampir setengah hari bermain-main di sini."

"Yah, aku memang agak lelah. Baiklah, karena sekarang hampir mendekati jam pulangku, bagaimana kalau mengakhirinya dengan memakan sesuatu di tempat terdekat?"

"Baiklah, itu ide yang bagus."

Dan hari itu pun diakhiri dengan damai dan tenang. Arka yang terlalu lelah berhasil pulang dalam kondisi terkulai lemas, sedangkan Cecil seperti tidak merasa lelah sama sekali, dia bahkan masih bersemangat saat di rumah.

"Ugh ... ini aku yang menjadi semakin lemah, atau memang Cecil yang terlalu bersemangat," ucap lirih Arka yang tergeletak di atas kasurnya.

Sedangkan Cecil, ia tidak bisa berhenti menatap foto-foto yang didapatkannya saat bersama Arka.

....

Hari sebelumnya Arka langsung tertidur sesampainya di rumah, dan sekarang dia bangun pagi sekali.

Karena itu banyak hal yang ia lakukan seperti berolahraga, membuat sarapan, mencuci pakaian, dan membersihkan rumah.

Terlalu lama tinggal sendiri membuatnya sangat disiplin waktu dan tugas, dia tidak akan tenang saat dirumah jika masih ada pekerjaan yang tersisa.

Karena update A-World belum selesai, Arka pun menyalakan komputernya dan masuk ke website A-World. Ternyata di kotak pesan Arka banyak sekali pesan yang menumpuk dari berbagai orang.

Dan hampir semuanya berisikan pesanan untuk sebuah potion, Arka tentu saja sangat senang karena hal ini sudah seperti pekerjaan sampingan untuknya. Dan tentunya uang yang dihasilkan juga lumayan banyak.

"Hehe ... uang, uang, uang, mereka datang~" ucap Arka sambil bersenandung.

Lalu Arka menyadari sesuatu, kalau di website itu juga sedang berlangsung sebuah siaran langsung.

Dan di siaran itu mereka sedang mewawancarai seseorang, dan sepertinya Arka mengenalnya.

"Bukankah dia ...."

Nächstes Kapitel