Pria itu terdiam, suaranya tertahan dilehernya. Tangan dan tubuhnya gemetar, wajahnya menunduk tak berani menatap Kirana. Tapi ia tetap belum mau menjawab pertanyaan Kirana. "Kau yakin tidak ingin menjawab pertanyaanku?" ucap Kirana dengan nada keras, marah, kemudian mengangkat telapak tangannya ke atas langit.
Saat itu juga dari telapak tangan Kirana keluar cahaya biru, cahaya itu memanjang kemudian membentuk sebuah keris Luk 9 buatan Empu Dhamar. "Kau akan menjadi orang pertama yang mengolesi keris ini dengan darah" ucap Kirana menggertakan giginya.
"Ti... Tidak... Ampun Nyai, ampuni aku. Aku hanya disuruh, jika tidak melakukannya maka anak dan istriku akan dibunuh, Nyai... Mohon belas kasihmu" ucap pria itu menangis ketakutan.
"Kau meminta belas kasihan padaku sedangkan kau sendiri malah ingin membunuh orang lain, katakan padaku siapa yang menyuruhmu!!!"
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com