webnovel

Sang Raden

Autor: Nimas_3462
Fantasie
Abgeschlossen · 67K Ansichten
  • 369 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

"Terakhir yang aku ingat, aku tersesat lalu pingsan dekat makam di tengah hutan. Saat aku membuka mata, aku sudah berada di tempat asing antah berantah...." Kirana... Seorang gadis kota yang terjebak masuk kedalam alam lain yang bernama Negeri Negaran. Ketika Kirana sadar dari pingsannya, ia bangun dalam keadaan yang berbeda. Dari baju yang ia kenakan, gaya rambutnya, semua berubah. Orang-orang di Negaran memanggil dan mengenal Kirana dengan nama Nyimas Sekar. Nama asing yang belum pernah Kirana dengar sebelumnya. Nyimas Sekar sebenarnya sudah mati, kini raga dan wujudnya digantikan oleh Kirana. Gadis kota yang tidak tau apa-apa itu harus menggantikan posisi Sekar dan mengemban tugas untuk merawat seorang calon raja yang sekarat. Kirana berusaha mencari jalan pulang, namun ia malah terjebak semakin dalam, hingga Kirana harus mempertaruhkan nyawanya demi Raden Sastra, calon raja Negaran. Meskipun Kirana tidak mengerti bagaimana cara kehidupan orang masa lampau, tapi ia mencoba untuk beradaptasi, dari cara berpakaian, pekerjaan dan pola makan. Namun semakin lama Kirana semakin dalam masuk ke permasalahan yang ada disana, hal terberat adalah posisi dimana saat terjadi perang antara Raden Sastra dan Pamannya untuk berebut kekuasaan sebagai Raja. Kirana harus menyelesaikan tugasnya, supaya ia mendapatkan jalan kembali ke dunia nyata.

Tags
4 tags
Chapter 1Prolog

Kirana, seorang gadis yang bekerja di salah satu PT swasta di suatu kota. Memang PT tempat kerjanya berada agak jauh dari keramaian, kawasannya luas dan masih banyak pepohonan di area PT itu. Jarak 50 meter dari PT masih terdapat hutan yang asri. Meskipun tempat itu agak jauh dari jalan besar, ia tidak khawatir karena setiap hari bisa berangkat bekerja dengan mobil antar jemput yang disediakan oleh PT tersebut.

Kirana baru 1 bulan bekerja disana, meskipun karyawan baru tapi karena karakternya yang kalem dan supel tidak sulit baginya untuk mendapatkan teman akrab, masih banyak tempat yang belum ia ketahui disekitar area PT. Tapi sekilas ia pernah mendengar desas desus tentang lahan yang dibangun PT itu, tiga orang yang bekerja dibagian packing barang pernah berbincang-bincang tentang mitos yang dipercaya warga kota J.

Katanya disana ada sebuah makam keramat yang letaknya tepat di tengah hutan yang berada di belakang PT, banyak orang datang kesana untuk meminta petunjuk atau menguji keilmuan tapi mereka malah tidak bisa kembali atau malah kehilangan akal sehat, berubah jadi gila. Suatu hal gila yang masih saja dilakukan dijaman modern seperti ini ya.

Makam tanpa nama, banyak yang mempercayai bahwa makam tersebut adalah milik seorang Raden Pangeran yang memimpin kerajaan pada masa kerajaan 1000 tahun yang lalu. Apakah ini masuk akal? Mungkin makam itu adalah makam biasa tapi karena letaknya yang berada di tengah hutan jadi dikeramatkan. Dan cerita mitos itu bisa saja dibuat supaya tidak ada orang yang berani memasuki hutan dan merusak hutan.

Kirana memang orang yang suka mendengarkan cerita tentang mitos atau cerita yang terjadi pada jaman dahulu, sejarah tepatnya. Tapi ia juga memiliki penilaian dan rangkuman sendiri juga bersifat netral, antara percaya dan tidak percaya. Kirana menganggap cerita seperti itu memiliki keunikan sendiri dan memang menarik untuk didengar. Ia akan percaya jika memang melihatnya dengan mata kepala sendiri.

Sore itu, hujan sangat deras. Kirana dan teman-teman satu kerjaan menunggu hujan reda. Mobil jemputan juga agak ngeri jika harus menerobos hujan karena jalanan yang menjadi licin dan jalan yang tergenang air.

"Duh, Bisa-bisa kita pulang malam kalau hujannya kaya gini" Ucap Dila.

"Ga papa lah, daripada ada apa-apa di jalan" ucap Mesi.

"Oh iya, katanya di hutan dibelakang PT ini ada makam keramat dan katanya juga dah banyak orang yang mencari keilmuan disana tapi ga kuat terus gila" ucap Dila sedikit berbisik.

"Ya menurut aku sih, salah orang itu sendiri. Lagian ngapain macem-macem" jawab Kirana agak cuek.

"Iya juga sih, tapi kira-kira berpengaruh ga ya sama tempat kerja kita ini. Takutnya jadi angker dan banyak hantu" Dila mencengkram lengan Kirana ketakutan.

"Ah, kamu jangan mikir yang enggak-enggak! Nanti kalau kejadian beneran gimana!"

"Hah Kirana! Iiihhhh" Dila merengek sambil menghentakkan kakinya. Memang dia ini sangat penakut, tikus lewat aja dikira hantu.

"Hehe. Enggak... Enggak, aku cuma bercanda kok. Eh aku ke toilet dulu lah kebelet nih"

"Toilet kan ada dibelakang, kamu ga takut Na?" ucap Dila khawatir.

"Niatku kan pipis ga niat ganggu, jadi aku yakin mereka juga ga akan ganggu aku. Mesi, aku pinjam payungnya ya"

"Nih, hati-hati ya, hari dah mau gelap. Apa mau kita antar?"

"Ga usah Mes, aku berani sendiri" ucapnya meyakinkan.

Kirana berjalan menuju belakang, karena letak toilet masih terpisah dari PT. Hujan sudah tidak terlalu deras, mungkin setelah ini mereka bisa pulang.

Usai dari toilet Kirana berjalan menuju pintu belakang PT, tapi samar-samar ia melihat seorang kakek memakai jubah putih berjalan di jalan setapak yang menuju ke arah hutan. Kirana berhenti, mengamati si kakek.

"Ah, mungkin dia warga sekitar sini. Tapi apa yang dia lakukan? Itukan arah hutan. Gimana kalau dia kakek pikun mo pulang ke rumah tapi malah nyasar???" Kirana bergelut dengan pertanyaan-pertanyaannya sendiri, sambil sedikit berlari ia mengejar kakek itu.

"Kakek... Keekk, kamu salah jalan. Itu adalah jalan menuju hutan!" teriaknya sambil menyusul si kakek.

"Tapi aku mau pulang kerumah" jawabnya kakek menatap bingung.

"Iya kek, tapi jalan menuju desa jalan sebelah Utara. Ini jalan selatan menuju hutan kek, nanti kakek nyasar"

"Saya tidak nyasar Nak, rumah saya ada didekat sini dan ini adalah jalan yang biasa saya lewati" ucap si kakek meyakinkan.

Apa benar dia tinggal di arah sini? Tapi sepertinya kakek ini terluka. Bisik batin Kirana melirik ke luka di lutut si kakek, kain yang ia kenakan terlihat berdarah.

"Kek, apa kakinya sakit?"

"Iya, saya baru dari kota dan tadi sempat terpeleset di jalan, agak sakit jika berjalan" ucapnya. Kirana merasa kasihan terhadap kakek ini, basah kuyup, kakinya terluka, mungkin dia memang tinggal disekitar sini. Pikirnya.

"Apa rumahnya masih jauh kakek? Mari saya bantu" ucap Kirana menawarkan diri.

"Tapi hari sudah mau gelap, bagaimana kamu pulangnya nanti?"

"Ini saya bawa senter kek, kalau udah nganterin kakek saya cepat kembali"

"Kamu gadis yang baik, kalau begitu terimakasih." Kakek itu tersenyum senang, tapi kenapa tersirat kesedihan dimatanya. Apa mungkin kakek ini sebatang kara? Bisik Kirana dalam hati. Mereka berjalan beriringan di jalan setapak sambil berbincang-bincang.

"Kek. Apa kakek tinggal sendirian?"

"Tidak Nak, kakek tinggal bersama cucu kesayangan kakek. Dia laki-laki yang kuat dan gagah"

Oh iya? Cucu gagah dan kuat seperti apa tega membiarkan kakeknya sampai terluka dan bepergian sendirian seperti ini! gerutu Kirana dalam hati.

"Apa? dalam keadaan seperti ini kakek masih memuji cucu kakek yang tidak bertanggung jawab itu!"

"Tidak bertanggung jawab?"

"Iya tidak bertanggung jawab, mana ada laki-laki kuat dan gagah tapi dia tega membiarkan kakeknya bepergian sendiri dan terluka seperti ini!" umpatnya kesal, tidak peduli kakek itu tersinggung atau tidak yang jelas Kirana hanya ingin mengeluarkan unek-uneknya.

"Dia sedang terluka" Ucap kakek lirih.

"Apa? Terluka?"

"Lihat kantong yang saya bawa? Inii adalah obat untuk cucuku" Raut wajah kakek tertunduk sedih.

"Kakek maaf, aku udah berkata seperti itu terhadap cucu kakek" malu rasanya, sudah memaki seseorang tanpa tau keadaannya yang sebenarnya.

"Tidak apa-apa, kamu gadis yang baik. Siapa namamu?"

"Kirana kek, apa rumah kakek masih jauh?"

"Itu didepan rumah kakek"

Samar-samar Kirana melihat rumah kayu namun masih belum jelas karena rintik hujan. Tapi ia penasaran kenapa cucu kakek ini bisa terluka? Apakah parah lukanya dan butuh ambulans untuk dibawa ke rumah sakit?. "Kakek, em.... "

"Tut tut..." suara SMS masuk

"Kirana, sudah 30 menit kamu ke toilet, jangan bilang kamu ketiduran di sana! Mobil jemputan sudah datang ayo kita pulang" pesan dari Dila.

"Dila tunggu aku, aku sedang mengantar seorang kakek pulang kerumahnya. Kasihan dia terluka" Balas Kirana.

Dila: "Kakek? Kakek siapa yang kamu maksud dan kemana kamu mengantarnya?"

Kirana: "Iya. Ada seorang kakek dia pulang ke jalan setapak arah selatan, sekarang kami sudah dekat rumahnya, setelah itu aku langsung balik"

Dila: "Kirana kamu bercanda?! Di jalan setapak Tidak ada satupun rumah, disana hanya ada hutan dan makam keramat!"

Balasan SMS Dila ini membuat Kirana tersadar, jika memang tidak ada rumah disini lalu rumah kayu yang ada di depannya.

MAKAM TERTUTUP SEMAK BELUKAR...

"Kakek, bukankah itu tadi adalah rumah..." terputus kata-kata.

Glegeeerrrrrr... Cahaya kilat diiringi suara guntur membuat lututnya terasa lemas. Jantung berdetak kencang, tubuh gemetar. Ketika tau kakek di sampingnya sudah menghilang.

"Ngak... gak mungkin, aku... Aku..."

Kirana melangkah mundur sambil melihat sekeliling, dan mencari sosok kakek yang ia papah tadi, tapi tidak ada siapapun disana.

Lemas, gemetar takut. Kirana berusaha berlari sekuat tenaga supaya bisa pergi dari hutan itu, tapi berkali-kali ia hanya berputar di area makam itu, tenaganya terasa semakin melemah seperti tersedot sesuatu.

"Tidak, aku tidak boleh kehilangan kesadaran. Aku harus keluar dari hutan ini, Tapi apa aku bisa?"

BRUUUKKK pingsan

"Apakah ada orang yang bisa menolongku?" Bisik harapan dalam hati. Mata Kirana sulit terbuka, tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan. Sayup-sayup ia mendengar orang-orang memanggil namanya dari kejauhan, semakin dekat dan dekat. Tapi Kirana tidak bisa menjawab mereka.

Dila, Mesi, Pak Retno atasannya. Kirana mendengar mereka memanggil.

"Tolong... Tolong aku, aku ada disebelah kalian"

Hanya itu yang bisa di ucapkan sekuat tenaganya, namun matanya semakin ingin terpejam, ia tidak bisa menggerakkan tubuh dan mengeluarkan suaranya lebih keras lagi. Sampai akhirnya wajah teman-teman teman dan atasannya hilang dari pandangan yang berubah hitam.

Das könnte Ihnen auch gefallen

Lucy's F(r)iend

“Bagaimana jadinya kalau, hampir setengah dari populasi di dunia adalah manusia Iblis?” Sebuah fenomena alam tiba-tiba terjadi di berbagai tempat di seluruh dunia. Beberapa gunung api aktif memuntahkan asap hitam yang sangat pekat, lalu asap itu membumbung tinggi dan menyelimuti hampir seluruh permukaan bumi. Menimbulkan kepanikan masal dan sebagian besar orang-orang mulai berperilaku aneh. Seolah dirasuki oleh roh jahat. Bola mata mereka jadi berwarna merah menyala, taring mereka juga tampak keluar dan tajam. Selain itu, wujud mereka juga berubah jadi sesosok monster yang mengerikan. Mereka memangsa setiap orang yang ada di hadapannya tanpa terkecuali. Sehingga menimbulkan kekacauan dan kehancuran di mana-mana. Dan mereka pun dijuluki sebagai manusia Iblis. Kekacauan tersebut, memaksa setiap negara untuk mengerahkan kekuatan militer untuk menghentikan mereka. Hanya saja, mereka sangat keji dan haus darah. Mereka terus melakukan penyerangan tanpa henti meski dalam keadaan terluka. Karena, selain memiliki ketahanan tubuh yang luar biasa. Mereka juga mampu memulihkan luka yang mereka terima dengan sangat cepat. Yang membuat mereka jadi tidak terhentikan. Karena hal tersebut, kekacauan pun berlangsung selama puluhan tahun, dan mengakibatkan hampir setengah populasi manusia di seluruh dunia didominasi oleh mereka. Sampai akhirnya para petinggi negara di dunia menerbitkan sebuah kebijakan. Yaitu, mengakui mereka sebagai ras manusia yang baru, yaitu Hybrid Human, dan memberi mereka hak seperti manusia pada umumnya. Kebijakan tersebut pun diterima dengan baik oleh sebagian besar dari mereka. Termasuk Lucy, yang sudah lelah dengan kehidupan gelapnya. Hanya saja, timbul diskriminasi di masyarakat terhadap mereka semua, yang membuat mereka kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan mau pun memiliki pasangan yang bukan sesama Hybrid Human. Bagaimana Lucy dalam menghadapi semua itu? Rintangan apa saja yang menanti Lucy di depan sana? Dan apakah ia menemukan sesuatu yang membuat hidupnya berubah jadi lebih baik?

EjeS · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
214 Chs

L'AMORE NON ESISTE (Tidak Ada Cinta)

"Lo marah karena omongan gue tadi kan? Jawab gue Sheina." Tanya Vincent sambil terus menatap wajah Sheina.       Sheina memberontak dan hendak menjauhkan tubuhnya dari Vincent namun segera ditahan oleh Vincent. Vincent langsung menarik pinggan Sheina agar semakin mendekat dan kini tubuh mereka sudah saling menempel.     "Lep.. Ahhh lepasin kak. Nanti bibik bisa liat." Ucap Sheina berusaha menurunkan tangan Vincent dari pinggannya.     "Gue ngak peduli, yang penting sekarang lo jujur, lo marah karena ucapan gue yang tadi kan?" Vincent kembali bertanya namun tetap tidak ada jawaban dari Sheina.     "Jawab Sheina." Ucap Vincent kali ini dengan suara yang lebih keras dari yang tadi. Sheina yang sudah mulai kesal melihat sikap Vincent langsung memberanikan diri menatap mata Vincent tajam.     "Mau lo apa sih kak? Lo ngapain sih masih deket- deket gue hah? Lo ngapain masih susul gue ke sini. Lo ngak mau kan kalo gue suka sama lo? Iya kan? Dan satu- satunya cara agar gue ngak suka sama lo ya gue ngak sering- sering lagi ketemu sama lo." Jeda Sheina, lalu melepaskan tangan Vincent dengan sepenuh tenaga.     "Lo ngak usah ketemu gue lagi, gue ngak mau ketemu sama lo lagi kak." Ucap Sheina yang membuat Vincent terdiam sejenak.     "Emang harus ya lo jauhin gue? Gue bukan ngak suka kalo lo cinta sama gue, tapi gue cuman ngak mau lo sakit hati Sheina, dan lo ngak harus jauhin gue. Lo harus selalu ada di samping gue, ngak boleh ada orang lain yang jadi pelindung lo selain gue." Ucap Vincent yang membuat Sheina tertawa.     "HAHAHHAAAHAHA, hebat.. hebat.. hebat banget lo kak. Emang lo siapa gue makanya lo bisa ngatur- ngatur gue sampai gue ngak boleh deket sama orang lain selain lo? Emang lo siapa gue hah? Jawab gue, jawab gue Vincent" Teriak Sheina tanpa memanggil Vincent dengan embel- embel kakak lagi, emosi Sheina semakin menjadi- jadi akibat ucapan Vincent tadi.     "Gue emang bukan siapa- siapa lo, tapi lo penting buat gue, dan gue ngak mau kalau lo harus deket sama orang lain selain gue."     "Munafik, brengsek, egois lo bener- bener egois kak. Lo bukan siapa siapa gue tapi lo ngatur- ngatur hidup gue. Urus aja hidup lo, gue bisa urus hidup gue sendiri kok, lo ngak perlu ikut campur sama hidup gue."     "Gue berhak ikut campur sama hidup lo." Ucap Vincent.

Mega_Dream · Fantasie
4.9
160 Chs

My Heart Is Breaking

Hallo ketemu lagi dengan karya Berli yang kedua. Kalau yang kemarin kisah Lardo dan Lalita sekarang kita pindah ke kisah Tiara dan Dante. Semoga Kalian suka ya. Sertinya anda salah paham pak, kemarin hanya sebuah kesalahan, saya tidak bermaksud mengoda atau merayu anda seperti teman-teman saya yang lain. Dante menarik Tiara duduk dipangkuanya "Aahh...Tiara terkejut apa yang anda lakukan?!!!" "Mencari tahu nona" "Men..mencari tahu "tentang apa?" "Satu tangan Dante memeluk kuat pingang Tiara sehingga Tiara tetap dalam pangkuan Dante. Umm...Dante menyipitkan matanya, bagaimana rasanya bibir kecilmu ini Tiara. Aku penasaran, "Lepaskan. Aku bisa melaporkan anda telah melecehkan karyawan anda" "Ha.....ha...menurutmu apa ada yang akan percaya ?" "Aku tidak perduli, lepaskan aku." "Tidak sebelum aku tahu bagaimana rasanya bibir mungilmu ini, tidak pernah ada wanita yang menolakku Tiara dan aku tidak pernah meminta seorang wanita menghangatkan ranjangku seperti aku meminitamu barusan, kau sangat sepesial sayang, seharusnya kau bangga" Jadi berhenti jual mahal, aku sangat tahu dengan sikap sepertimu ini Tiara aku sedang tidak ingin merayumu. Ini hanya permainan kecilmu untuk menaikkan nilai" "Nilai katamu" aku bukan barang tuan besar!" teriak Tiara emosi "Sialan kau Tiara!" bentak Dante Keluar dari ruanganku sekarang juga! teriak Dante dingin, Tiara mencicit keluar dengan jantung berdebar sangat kencang, jangan lupa kopi pahitku besok pagi ingatnya dengan dingin "Apa kau tidak takut aku meracuni kopimu?" "Dante menatap intens kedalam kedua mata Tiara, aku yakin kau tidak akan melakukannya, sekarang keluar. Tiara memegangi dadanya, merasakan dentum jantungnya yang mengila, sialan Dante, aku belum pernah melihat Dante berteriak seperti tadi.

Berliana_Manalu · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
207 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1