Aloha chingudeul ... Author update.😎😎
Selamat malam Senin. 😉😂
Makasih buat yang udah support dan meluangkan waktunya untuk membaca cerita author. 😂😂
Jangan lupa Vote, Comment, and share ne.😉😉😉
Ini untuk kalian. Enjoyed!!😋😋
🌻🌻
🌻🌻
🌻🌻
🌻🌻
🌻🌻
"Terimakasih sudah berbelanja di toko kami. Sampai juga lagi Tuan!" bungkuk seorang kasir supermarket pada sosok pemuda di hadapannya.
"Ah nde, cheonma," balas pemuda itu ramah, lalu ikut pula mengembangkan senyum di bibirnya.
Selagi melangkahkan kaki keluar, perhatian pemuda itupun sedikit teralihkan ketika handphone pada saku jeansnya berdering berisik.
Memindahkan plastik belanjaan pada tangan satunya, pemuda tersebut segera mengambil handponenya dan tak lupa untuk mengecek gerangan siapa yang telah menghubunginya saat ini.
"Iya Jiminnie?" sapa pemuda itu kemudian, yang tak lain adalah Hoseok begitu ia menggeser icon hijau untuk menerima panggilan pada layar.
"Eoh hyung, aku lupa memintamu membelikanmu sesuatu!! Bisakah kau belikan aku snack yang banyak? Di kulkasmu isinya kosong, sementara aku begitu kelaparan sekarang," pinta Jimin di seberang, membuat Hoseok terkekeh.
"Hyung sudah membelinya. Bahkan semuanya adalah kesukaanmu," sahut Hoseok, sembari tangan yang satu membuka pintu keluar di depannya.
"Benarkah? Apa itu berarti kau juga membelikanku susu pisang hyung?" tanya Jimin antusias.
"Tentu. Hyung bahkan telah membelikan 5 pack hanya untukmu. Apa kau puas?" kata Hoseok lagi. Sementara ia semakin dekat dengan halte bis yang akan membawanya pulang nanti.
"Yuhuu. Kau memang yang terbaik hyung!!" riang Jimin di sebrang, membuat Hoseok kembali terkekeh.
"Hyung, apa kau sekarang sudah akan pulang?" tanya Jimin kemudian.
"Mm. Hyung baru saja tiba di halte bis. Mungkin sekitar 10 menit lagi hyung akan sampai," sahut Hoseok.
Sementara tak jauh dari tempat Hoseok berada, seorang namja berseragam menengah atas tengah duduk di kursi yang tersedia di halte dengan kepala yang tertunduk lesu.
Namja tersebut adalah Taehyung, dan dia sedang tidak bersemangat hari ini.
"Aku menyesal berangkat lebih dulu daripada yang lain!! " gumam Taehyung pelan, seraya dirinya perlahan bangkit ketika ekor matanya melihat bus yang dinanti telah tiba.
"Eoh Jiminnie, busnya sudah sampai. Hyung tutup dulu ne?" ujar Hoseok pada adiknya di seberang.
"Ah nde. Dan cepatlah hyung, karena aku benar-benar sangat kelaparan sekarang!!" sahut Jimin, lalu setelahnya memutuskan panggilan mereka.
"Astaga anak itu!" Gumam Hoseok, lalu mulai memasuki pintu bus yang telah terbuka.
Begitu pula dengan Taehyung. Namun sayangnya mereka memasuki 2 pintu yang berbeda. Taehyung masuk melewati pintu belakang, sementara Hoseok melalui pintu depan. Keduanya bahkan tidak saling melihat satu sama lain.
"Hmm, rasanya sudah lama sekali tidak menaiki bus!! Ternyata cukup nyaman juga," monolog Hoseok di depan, yang tengah menikmati perjalanannya.
Lain halnya dengan Taehyung, anak itu bahkan tengah duduk merenung di tempat duduknya.
"Entah kenapa aku tiba-tiba merindukan Jimin dan Jo bersaudara!! Bagaimana kabar mereka saat ini?" gumam Taehyung.
"Dulu kami akan selalu berangkat bersama-sama ke sekolah. Semuanya sangat menyenangkan, dan mereka juga begitu berisik. Aku merindukan sahabatku!" gumamnya lagi, lantas kemudian mulai mengukir nama-nama sahabatnya di kaca dengan jari di tempat ia menyandarkan kepala.
"Jo Youngmin, Jo Kwangmin, Park Jimin!!" eja Taehyung. Lalu kemudian matanya terfokus pada tulisan nama Jimin.
"Jim, aku sudah berada di Seoul. Aku sudah ada di tempatmu Chim. Jadi kau di mana, kapan kita akan bertemu??" monolog Taehyung seraya mengusap-ngusap nama sahabat dekatnya tersebut.
"Hahhh, kenapa jalan hidupku seperti ini!!" dengus Taehyung setelahnya.
10 menit kemudian.
"Ahjussi aku berhenti di sini!!" suara seseorang tiba-tiba dari arah depan, dan orang tersebut adalah Hoseok lantaran ia telah tiba di kawasan tempat tinggalnya.
"Hahh ... 20 menit lagi giliranku yang akan tiba di sekolah!!" monolog Taehyung yang mendengar, sama sekali tak menolehkan wajahnya walau hanya sekedar untuk melihat ke depan.
"Gomawo Ahjussi. Sampai jumpa," bungkuk Hoseok sopan pada sang Supir sebelum ia turun.
Setelahnya, Bus pun kembali berjalan dengan Hoseok yang masih berdiri di sana melihat bus tersebut berlalu dari hadapannya. Hingga seperkian detik berikutnya, tiba-tiba saja mata pemuda tersebut membola kaget begitu sosok seorang pemuda tertangkap oleh indera penglihatannya.
"Tae---Taehyung!!" gumam Hoseok pelan, nyaris tak mempercayai inderanya sendiri.
Tapi nyatanya sosok itu memang berada di sana. Duduk pada sisian jendela di bagian kursi belakang bus dengan mata yang menatap kosong pada jendela di sampingnya. Namun hanya untuk beberapa saat. Karena setelahnya sosok tersebut perlahan mulai beranjak dengan bus yang tadi sempat ditumpangi olehnya mulai bergerak dari hadapan diri pemuda tersebut yang masih terpaku di tempatnya.
"TAE---TAEHYUNG!! TAEHYUNG-AH INI AKU, HOSEOK HYUNG!! TAEHYUNG-AH LIHATLAH KEBELAKANG!! INI HYUNG, TAEHYUNG-AH??" teriak Hoseok sesegera mungkin, setelah ia berhasil mengatasi rasa keterkejutannya dan lantas menyusul bus yang mulai berlalu tersebut dengan kedua kakinya yang berusaha berlari secepat mungkin.
"TAEHYUNG-AH!!" teriak Hoseok lagi. Sembari kali ini bahkan membuat dirinya segera menjadi pusat perhatian dari orang di sekitarnya.
"TAEHYUNG-AH DENGAR AKU!! INI AKU HOSEOK HYUNG, TAEHYUNG-AH!! BERBALIKLAH!!" panggil Hoseok tak menyerah. Ia bahkan telah menjatuhkan barang-barang yang ia beli selama usahanya mengejar bus yang ditumpangi sahabat sang adik.
"Siapa Pemuda itu!! Kenapa dia mengejar-ngejar bus di depannya?" bisik orang-orang di sekitar Hoseok.
"TAEHYUNG TOLONG DENGAR AKU!! HAH --- HAH --- TAEHYUNG-AH?" teriak Hoseok tak menyerah.
Hingga beberapa menit kemudian, akhirnya kaki Hoseokpun mulai menyerah. Ia kemudian pun lantas terjatuh lemas di atas aspal, membuat orang-orang segera berlari untuk menghampirinya.
"Hah ... hah ... hah ... Taehyung-ah!!" gumam Hoseok di sela-sela sesak nafasnya.
"Astaga anak muda, apa kau baik-baik saja?" tanya seorang Pria paruh baya yang sudah berlutut dekat dengan tubuh Hoseok yang terbaring di atas aspal.
"Sepertinya dia kekurangan cairan!! Adakah seseorang yang mempunyai air?" suara seorang wanita yang juga telah berada di dekat Hoseok.
"Astaga, sebenarnya pemuda ini mengejar siapa sih?" komen yang lain, dan turut pula berada di sana melihat Hoseok yang masih berusaha menyesuaikan nafasnya.
Sementara lain halnya dengan Taehyung, pemuda itu bahkan tak sadar bahwa sedari tadi seseorang telah berusaha mengejar dan terus memanggil namanya. Anak itu masih berada di posisinya. Termenung dan menyandarkan kepala pada kaca di sampingnya.
"Hah ... rupanya jika sendiri waktu 20 menit pun terasa seperti satu jam lebih!!" gumam Taehyung, sembari mengetuk-ngetuk kaca dengan jarinya lantaran bosan.
"Lain kali aku tak akan mau berangkat sendiri lagi!!" lanjutnya kemudian.
😌
😌
😌
😌
😌
"Gomawo Appa sudah mau mengantarkanku!" suara seorang pria yang baru saja keluar dari sebuah mobil.
"Cheonma Namjoonie, lagipula kapan lagi kan Appa bisa memberikanmu tumpangan?" balas pria paruh baya, yang tak lain adalah Tuan Jeon, Ayah Namjoon.
"Mian, karena mobilku rusak Appa jadi harus repot mengantarkanku. Sekali lagi gomawo Appa?" bungkuk Namjoon.
"Aigoo ... Hyung ini bersikap seperti bukan anaknya Appa saja!! Kenapa kaku sekali," komen seorang Pria kecil, yang sedari tadi memperhatikan interaksi antara Ayahnya serta kakak laki-lakinya.
"Ahaha, kau benar sekali sayang. Hyung mu ini memang benar-benar sangat kaku," setuju Tuan Jeon, membuat Namjoon mendelik sebal pada Adiknya.
"Aish, dasar kau bunny kecil!" kata Namjoon seraya mengusak surai Jung Kook, Adiknya.
"Ahh Hyung, kenapa merusak tatanan rambutku!! Aku susah membuatnya tau?" omel Jung Kook, sembari sesegera mungkin menjauhkan kepalanya dari jangkauan tangan sang kakak.
Omong-omong, posisi Jung Kook ada di kursi penumpang dan melongokkan kepalanya melalui jendela mobil yang dibuka.
"Hahaha. Itu adalah balasan dari Hyung untukmu," ejek Namjoon, membuat Jung Kook mempoutkan bibirnya.
Sementara itu tak jauh dari tempat Tuan Jeon memarkirkan mobil, bus yang tadi ditumpangi oleh Taehyung pun telah tiba di dekat gerbang sekolahnya.
Sekarang, anak itu baru saja turun dan sedang melangkah menuju ke arah Namjoon dengan kepala yang menunduk ke bawah.
"Mm Namjoonnie, sudah pukul 7. Masuklah. Sekarang appa akan mengantarkan Kookie," ujar Tuan Jeon.
"Ah ye Appa. Hati-hati di jalan," balas Namjoon, lantas kemudian membungkukkan badannya.
"Dan Jungkookie, nanti kau belajar yang rajin eum?" pesan Namjoon pada Adiknya di belakang.
"Arraso Hyung. Hyung juga nanti yang semangat eum saat mengajar," balas Jung Kook.
"Hmm....tentu saja. Sampai nanti Adik kecil Hyung!" lambai Namjoon kemudian, sembari segera melangkahkan kakinya meninggalkan sang Ayah juga sang Adik.
"Ne, sampai nanti juga Hyung!!" lambai Jung Kook pula, terus melambaikan tangannya hingga sang kakak tak terlihat lagi.
"Haah ... aku jadi ingin cepat masuk SMA!!" gumam Jung Kook setelahnya.
"Aigoo Jungkookie, hanya dalam satu tahun lagi kau akan lulus SMP sayang. Bersabarlah sampai saat itu," komentar Tuan Jeon yang mendengar gumaman anaknya.
"Arra, tapi tetap saja itu masih lama Appa!!" gerutu Jung Kook, sementara matanya tak terlepas dari anak-anak SMA yang berjalan masuk kegerbang hingga matanya pun menangkap sosok seseorang yang terasa familiar untuknya.
"I-Itu!!" gumam Jung Kook pelan, nyaris tak terdengar.
Sementara orang yang ia pandang perlahan mulai ikut pula menghilang setelah melewati pintu gerbang.
"Kookie-ya ayo kita berangkat!! Appa tutup jendelanya ne?" interupsi Tuan Jeon, lalu menekan tombol otomatis yang membuat kaca belakang tempat Jung Kook perlahan naik ke atas.
"Hmm, aku sepertinya pernah melihat Hyung itu!! Tapi di mana ya??" batin Jung Kook yang masih penasaran dengan sosok laki-laki yang dilihatnya beberapa saat yang lalu.
"Hmm, di mana ya?" batin Jung Kook lagi yang masih berpikir.
"Ah sudahlah, lagipula itu pasti hanya firasatku saja," gumamnya sendiri, dan membuat Tuan Jeon menoleh padanya.
"Apa yang kau pikirkan sayang?" tanya Tuan Jeon.
"Hehe, tidak memikirkan apapun kok Appa. Ayo kita juga lekas berangkat!! Appa tidak ingin terlambat pergi bekerja kan?" ajak Jung Kook, membuat Tuan Jeon tersenyum.
"Tentu saja. Kajja, kita berangkat sekarang!!" ujar tuan Jeon kemudian, lantas mulai menstaterkan mobilnya untuk pergi dari sana.
TBC
Gimana....? Menurut kalian, ntar kira-kira Kookie bakal ingat nggak?
Trus, gimana juga tuh dengan nasibnya Hoseok?😂😂
Tunggu jawabannya sampai next chap ya😉😉
Pai pai....😙😚😗