webnovel

Ch.48: Gone

Aloha chingudeul, author update. 😁

Oh ya, thks atas 44k views dan votesnya.

Sejauh ini, votenya masih ketinggalan jauh banget ya sama jumlah yang baca!!

Sedih sih, tapi ya udahlah, saya malas terus-terusan bermuram durja.

So sebelum baca, jangan lupa tinggalkan vote dan komenan kalian biar author tambah semangat ya. 💪

Enjoyed.

.

.

.

Selagi Hoseok dan Jung Kook menuju lokasi sungai Han, di tempat tersebut Seokjin dan yang lainnya telah tiba dan kini bersama Suga tengah membawa Taehyung untuk berbaur dengan pengunjung lainnya di pinggiran sungai Han. Begitu ramai, terlihat ada para pengunjung yang sedang piknik, sedang kencan, melakukan promosi barang, memancing, olahraga, berjualan dan masih banyak lainnya.

Bahkan ada pula wisatawan yang tengah asyik melemparkan makanan pada camar-camar di sana yang seketika menarik perhatiannya Taehyung saat ini.

"Wah Hyung, aku juga ingin memberikan makanan pada burung-burung itu. Apa boleh?" pinta Taehyung yang terlihat begitu antusias.

"Kalau begitu chamkkaman, Hyung akan pergi membelinya," sahut Suga, lalu segera menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan mencari penjual yang menjual makanan apa saja yang dapat diberikan pada camar tersebut.

Lain halnya dengan Seokjin, dia mendapat tugas menjaga Taehyung yang terlihat sangat gembira saat ini. Sepertinya anak itu sangat bahagia bisa berada di sini sekarang.

"Hyung, apa setiap harinya sungai Han akan selalu ramai seperti ini?" tanya Taehyung yang penasaran.

"Tidak juga Saeng. Tapi karena hari ini berhubung sedang libur atau akhir pekan, jadilah sekarang banyak pengunjung yang menghabiskan waktu mereka di sini," jelas Seokjin, lalu diangguki oleh Taehyung.

"Oh ya Hyung, bukankah musim semi sebentar lagi akan datang? Kalau tak salah akhir bulan Maret inikan, Hyung?" tanya Taehyung lagi.

"Mmm, hanya tinggal dua minggu lagi dari sekarang Saeng. Kenapa, apa kau mau berkunjung ke sini lagi nanti saat musim semi tiba?" tanya Seokjin pula.

"Hmm, tentu saja Hyung. Kan bisa melihat bunga sakura yang bermekaran di sepanjang aliran sungai ini bukankah akan sangat cantik nantinya?" ujar Taehyung sembari menatap Seokjin di depannya.

"Emm, kau benar Taehyungie. Akan benar-benar sangat cantik nantinya," sahut Seokjin seraya menampilkan senyum khasnya yang membuat Taehyung semakin melebarkan senyumnya tadi.

"Semoga saat musim itu nanti tiba, kita semuanya bisa pergi bersama-sama ke sungai Han ini ya Hyung? Pasti nanti akan mengasyikkan kalau kita semua pergi bersama," lanjut Taehyung.

Lain halnya dengan Seokjin, bahkan tanpa dijelaskanpun dia sudah sangat tau apa yang dimaksud oleh Taehyung dengan "semuanya" tadi, yang tak lain adalah anak itu juga berharap In Sung akan bisa bersama-sama mereka saat itu. Sehingga mau tak mau langsung melunturkan senyumnya yang sempat terkembang tadi.

Mian Saeng, sepertinya Hyung tak bisa menjanjikan soal itu. Karena Appa kita bahkan tadi terkesan cuek saat Seokjin Hyung mengatakan jika kau tengah dirawat di rumah sakit tadi, batin Seokjin.

"Eoh, kenapa malah melamun Hyung! Memikirkan sesuatu?" tanya Taehyung heran.

"A-Ani, Hyung tidak melamun kok Tae. Hyung sedang memikirkan rencana yang akan kita lakukan saja nanti, pasti akan serukan!!" dusta Seokjin sembari berusaha tersenyum.

Sementara tanpa ia sadari, Taehyung sebenarnya sangat tau apa yang tengah dipikirkan Seokjin saat ini.

Sejujurnya, bukan hanya dirimu saja yang khawatir Hyung. Karena bagaimanapun, aku justru lebih khawatir darimu saat ini, batin Taehyung.

Appa memang masih belum mau menerimaku Hyung. Selain itu, aku juga tak tau sampai kapan dia akan membukakan pintu hatinya untukku. Tapi waktuku juga terbatas sekarang, aku bahkan sangat khawatir tidak bisa bersama kalian saat musim semi tiba nanti, monolog Taehyung dalam hati.

"Aku sudah kembali, ayo kita beri makan camar-camar tersebut seperti permintaanmu Tae!" seru Suga tiba-tiba, sudah bergabung kembali dengan Seokjin dan Taehyung sembari membawa anchovy (ikan bilis).

Ikan tersebut, tadi Suga dapatkan dari para penjual yang menyediakannya khusus bagi para wisatawan yang mau memberikan makan pada burung camar.  Sebab di sungai Han ini, ada larangan untuk tidak boleh memberikan makanan pada burung camar sembarangan. Karenanya, itupun menjadi pundi uang tersendiri bagi mereka.

Kembali ke pada 3 beradik tadi.

"Kajja, ayo Hyung!" sambut Taehyung bersemangat atas ajakan Suga. Sementara itu, Seokjinpun mulai mendorong kursi rodanya lagi.

Di tempat lainnya, setelah menempuh perjalanan kurang lebih 35 menit lamanya, kini dua orang namja muda akhirnya telah tiba di kawasan sungai Han yang sudah terbentang 514 km di depan mereka berdua. Segera saja, kini namja yang lebih kecilpun turun dari motor tersebut dan bermaksud meninggalkan Hoseok yang masih akan memarkirkan kendaraan bermotornya itu.

"Yaa Kookie, kau mau sampai kapan mengenakan helm itu hah? Tunggu Hyung dulu!" tegur Hoseok, membuat anak yang dipanggilnya itu kembali menghampirinya.

"Hehe, mian Hyung. Kookie terlalu bersemangat tadi!!" kekeh Jung Kook sembari tersenyum lebar menampakkan gigi kelincinya.

"Taruh helmmu di sini, kita akan menyewa sepeda untuk sampai di lokasinya hyungdeul dan Taehyung. Kau mau tidak?" ajak Hoseok, tentu saja segera diangguki dengan antusias oleh Jung Kook.

"Ayo kita pergi sekarang!!" seru Hoseok kemudian, sembari menarik lengan Jung Kook untuk mengikutinya.

Kembali kepada Seokjin dan adik-adiknya, kini mereka bertiga terlihat begitu asyik memberi makanan pada burung-burung camar tadi.

Bahkan Taehyung kini tampak terkikik geli, saat seekor camar tiba-tiba menyambar tangannya mengambil ikan anchovy yang digenggam oleh Taehyung tersebut di atas telapak tangannya itu.

"Waa, mereka rakus sekali!" kagum Taehyung yang terkesima.

"Taetae Hyung?" teriak seseorang tiba-tiba, membuat ketiganya menoleh.

Sementara itu, terlihat Hoseok dan Jung Kook tengah menaiki sepeda untuk menghampiri mereka.

"Kookie, Hoseok Hyung!" panggil Taehyung juga, sambil melambai-lambaikan tangannya dengan gembira.

"Hai hyung!" sapa Hoseok pada Seokjin dan Suga begitu ia selesai memarkirkan sepedanya.

Lain halnya dengan Jung Kook, sesaat setelah meletakkan sepedanya tadi, iapun langsung berlari ke arah Taehyung dan seketika memeluknya dengan erat.

"Kau sudah tidak apa-apakan Taetae Hyung? Tadi Kookie dengar dari Hoseok Hyung jika Hyung dibawa ke rumah sakit. Aku sangat mengkhawatirkan dirimu Hyung," ujar Jung Kook setelah ia melepaskan pelukannya pada tubuh kurus namja yang duduk di kursi roda tersebut.

"Aigoo ... Hyung sudah tidak apa-apa Kookie. Seperti yang kau lihat, Taetae Hyung sudah baik-baik saja bukan?" sahut Taehyung, membuat Jung Kook tersenyum mengangguki.

"Mau ikut Hyung memberikan umpan pada camar-camar ini?" tawar Taehyung kemudian, yang membuat mata Jung Kook seketika bersinar cerah.

"Mau. Seokjin Hyung, Suga Hyung ... berikan Kookie umpan burungnya juga ne?" rengek Jung Kook pada dua orang namja lainnya yang langsung tertawa di buatnya.

"Kau juga mau Hoseok?" tawar Suga pula pada Hoseok yang berdiri di sebelahnya.

"Tentu Hyung, karena sepertinya mengasyikkan!" sahut Hoseok gembira.

Jadinya, ke lima namja itupun kini sibuk di karenakan memberi umpan pada burung-burung camar tadi. Sementara itu, camar-camar tersebut terus saja berebutan untuk mendapatkan ikan anchovy yang dilemparkan oleh ke limanya.

"Wah Hyung ... mereka seperti akan bertengkar saja karena ikan kecil ini!" kekeh Jung Kook, saat dilihatnya jumlah kawanan burung camar semakin banyak yang datang mengerubungi mereka.

Setelah 5 menit kemudian, akhirnya aktivitas merekapun terpaksa dihentikan lantaran ikan anchovy yang dibeli Suga tadi telah habis tak bersisa. Sekarang, Seokjin tengah bermaksud mengajak adiknya mengunjungi lokasi lain yang masih berada di sepanjang sisi sungai Han.

"Bagaimana jika sekarang kita mengunjungi Yanghwa Hangang Park saja, Saeng? Hyung dengar mawar-mawar yang ada di taman itu tengah bermekaran sekarang. Sekaligus jika kalian ingin bermain air nanti, ada World Cup Fountain (air mancur piala dunia) di sana!! Bagaimana?" usul Seokjin.

Sementara Jung Kook yang begitu disebutkan bisa bermain air, matanyapun seketika membesar.

"Benarkah Hyung? Kalau begitu ayo kita pergi ke sana sekarang!" ajaknya yang begitu sangat antusias.

"Hyung, biar aku saja ya yang mendorong kursi roda Taehyungie?" pinta Hoseok pada Suga begitu mereka akan berangkat.

"Hmm, tentu Hoseokkie," sahut Suga mengizinkan, membuat Hoseok tersenyum senang.

Namun kemudian, lantaran lokasi mereka saat ini lumayan jauh dari lokasi Yanghwa Hangang Park tadi, Seokjinpun memutuskan untuk menuju Dangsan Station bermaksud menaiki subway yang memang disediakan di sana untuk menuju lokasi tersebut.

Sekitar 10 menit kemudian setelah sampai di lokasi yang dituju dan sempat berjalan kaki selama 5 menit tadi, mereka kinipun sudah berada di sana dan langsung dibuat terpukau dengan pemandangan yang ada.

"Dae ... bak!! Bukankah ini sangat indah Hyung?" seru Jung Kook, tampak begitu kagum lantaran ada banyaknya bunga mawar yang berwarna-warni di sana.

"Hmm ... kau benar Kookie," sahut Seokjin senang, merasa pilihannya tak salah.

"Mau kesana Tae?" tanya Suga pada Taehyung yang kini tengah mengambil ahli mendorong kursi roda Adiknya itu.

"Hmm, aku ingin melihatnya lebih dekat Hyung," sahut Taehyung menyetujui.

Sementara Jung Kook, Hoseok dan seokjinpun kini mulai sibuk menciumi aroma bunga itu satu persatu. Lain halnya dengan Suga juga Taehyung yang justru tampak tengah berjalan ke sisi lainnya untuk melihat sekumpulan mawar kuning yang begitu menarik perhatiannya Taehyung tadi.

"Mmm Hyung, kau tau tidak arti dari bunga mawar kuning ini?" tanya Taehyung tiba-tiba.

"Ehh, memangnya ada artinya ya?" tanya Suga balik, terlihat bingung.

"Haha, Suga Hyung payah!!" kekeh Taehyung.

Sementara 3 orang namja tadi kembali mendekati Taehyung dan Suga yang terpisah dengan mereka.

"Memangnya artinya apa Tae?" tanya Suga kemudian, merasa penasaran.

"Mawar kuning ini ialah melambangkan rasa persahabatan yang tinggi, keceriaan, kekeluargaan serta kegembiraan Hyung. Jadi Hyung jangan sampai salah memberi mawar pada yeojachingu Hyung saat melamar dia nantinya ne? Bisa-bisa, yeoja chingu Hyung nanti justru mengira bahwa Hyung hanya menganggapnya sebagai sahabat dekat saja nanti," jelas Taehyung, sementara Suga hanya mengangguk-ngangguk saja.

"Lalu bagaimana dengan warna putih Saeng?" tanya Seokjin yang sudah bergabung.

"Kalau mawar putih, itu melambangkan rasa cinta yang sejati Hyung. Jika bunga mawar ini Hyung berikan pada yeoja chingu Hyung, maka nantinya itu akan membuat ia semakin yakin bahwa Hyung sangat mencintai dan menyayangi dirinya," jelas Taehyung.

"Hmm, bukan merah mudah ya?" tanya Hoseok bingung.

"Mawar merah muda itu melambangkan sebuah penghormatan, kelembutan dan pujian yang ingin kita sampaikan pada orang yang kita tuju Hyung. Jika warna pinknya lebih muda, bisa kita artikan sebagai sebuah ungkapan kekaguman. Sementara jika warna pinknya lebih tua, itu dapat kita artikan sebagai rasa terimakasih yang kita ingin tunjukkan pada orang yang kita berikan," jelas Taehyung lagi.

"Ooo ... berarti bukan melambangkan rasa cinta ya?" kata Hoseok sembari mengangguk-nganggukkan kepalanya mengerti. Lain halnya dengan kedua Hyungnya, kini mereka berduapun tengah menatap Hoseok dengan curiga.

"Eoh Hoseok Hyung, apa Hyung punya  yeoja chingu?" tanya seseorang yaitu Jung Kook, menyuarakan isi hati Seokjin dan Suga.

"Eh, apa maksud pertanyaanmu Kookie? H-Hyung tidak punya kok," gagap Hoseok dan terlihat panik.

"Jangan berbohong Hoseokkie, wajahmu bahkan sangat merah merona sekarang!!" ledek Seokjin yang tak percaya.

"Aish Hyung, aku tidak bohong kok!!" sanggah Hoseok cepat.

"Aigoo ... sudah mulai jatuh cinta ne?" goda Suga yang ikutan.

"Aish Kookie, ini semua karenamu!" kesal Hoseok. Sementara Jung Kook hanya mengangkat bahunya saja sebagai jawaban.

Sementara di saat bersamaan, kini Taehyungpun tak sengaja menangkap sosok Appanya yang berada tak jauh dari mereka. Mengucek-ngucek matanya guna memastikan penglihatannya itu, tapi ternyata itu memanglah sosok In Sung yang dilihatnya.

"Aku ingin mengambil photo di sini Hyung, ambil gambarku ne?" pinta Hoseok sembari menyerahkan kameranya pada Seokjin.

"Kookie juga mau ikut hHung, tapi di sana saja ne! Di sana latar belakangnya lebih bagus," ajak Jung Kook, lalu disetujui oleh Seokjin dan Hoseok.

"Kau mau ke mana Taehyungie, ingin ikut mereka?" tanya Suga pada Taehyung yang masih sibuk memastikan penglihatannya tadi.

"A-Aniya. Aku mau di sini saja Hyung!!" sahut Taehyung cepat.

Sementara saat Suga ingin buka mulut lagi, tiba-tiba handphonenya kinipun bergetar dan mau tak mau membuat ia terpaksa mengangkatnya.

"Yoochun-ssi!!" ujar Suga, begitu dilihatnya kontak nama orang yang menghubunginya saat ini.

"Taehyungie, Hyung angkat panggilan sebentar ne. Tetaplah di sini, dan jangan pergi kemana-mana eum?" pinta Suga, lalu segera berlalu dari sana.

Tapi sesaat setelah memastikan bahwa tak ada siapapun di sisinya, terlebih dengan 3 orang tadi yang masih sibuk di ujung sana juga Suga yang tengah membelakangi dirinya, Taehyungpun segera saja memutuskan untuk mulai memutar kursi rodanya itu guna menghampiri seseorang yang sangat diyakininya sebagai In Sung.

"Appa, syukurlah akhirnya aku bisa bertemu denganmu!!" riang Taehyung dalam hati.

Di tempat In Sung.

"Jadi bagaimana dengan penawaran saya tadi In Sung-ssi,  apakah anda bersedia untuk ikut ambil bagian dalam membangun proyek perusahaan saya di taman ini?" ujar seorang namja berkisar 25 tahunan ke atas.

"Tawaran yang cukup menarik, terlebih mengingat wilayah di sekitar sungai Han ini cukup ramai dengan pengunjung setiap harinya," sahut In Sung sembari mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja.

"Tentu saja Kim In Sung-ssi, kita bahkan bisa membangun sarana yang nantinya akan semakin menarik minat pengunjung untuk mengunjugi tempat ini. Bukankah itu sangat menguntungkan?" kata pria di hadapannya In Sung lagi.

Sementara itu, mereka berdua tadipun tak hanya sendirian, sebab sekretaris dari masing-masing ada berdiri tegap di samping mereka yang tengah berbincang.

"Appa?" panggil seseorang tiba-tiba, membuat In Sung seketika menolehkan wajahnya.

"Appa, ternyata ini benar dirimu! Syukurlah, ku kira aku akan salah orang tadi," ujar namja itu yang tampak begitu gembira.

"Ka-Kau!!" kata In Sung kaget.

"Bukankah dia Taehyung-ssi, anak bungsu anda Tuan?" bisik Lee Teuk sekretaris In Sung yang langsung mendapatkan sorotan tajam dari si empunya.

"Kurasa kita akan bicarakan hal ini lagi di kantormu nanti Tuan Park Hyung Sik. Untuk saat ini kita cukupkan dulu sampai di sini ne? Aku akan menghubungimu nanti melalui Lee Teuk-ssi untuk mengatur perjumpaan kita. Sampai berjumpa lagi hingga saat itu," kata In Sung yang langsung terlihat panik.

"Baiklah, saya sama sekali tak ada masalah. Saya akan menunggu kabar dari anda secepatnya Kim In Sung-ssi," sahut Hyung Sik setuju, lalu kemudian menyempatkan diri untuk bersalaman dengan In Sung di depannya.

Setelah memastikan bahwa rekan bisnisnya tadi telah pergi, In Sungpun seketika langsung menolehkan wajahnya pada Taehyung tadi yang masih dengan setia menunggu di sana.

"Tunggu aku di mobil saja Lee Teuk-ssi!!" Instruksi In Sung pada sekretarisnya.

Sementara dirinya, iapun mulai menghampiri Taehyung lalu mendorong kursi roda yang di naiki oleh sang anak untuk menjauh dari sana.

Berdua, kini In sung tengah membawa Taehyung cukup jauh dari lokasi tadi. Sementara Suga yang telah selesai dengan urusannya dengan Yoochun ditelepon, kini tampak sedang mengakhiri percakapan mereka tersebut.

"Kau pastikan saja dulu tempat pertemuannya di mana Yoochun-ssi! Setelah ada kejelasan dari mereka, kau tinggal kabari aku tanggal dan jamnya. Kututup ne?" ujar Suga tak sabaran, lalu segera mengakhiri panggilan mereka lantaran mereka sudah berbicara hampir 10 menit lamanya.

Selesai, setelahnya iapun langsung berbalik.

"Taehyungie, mian ya karena Hyung kau....!!"

"Lho Taehyungie!" kaget Suga yang tidak melihat presensi sang adik ada di tempat ia tinggalkan tadi.

"YAA SEOKJIN HYUNG, TAEHYUNGIE EODIGA?" teriak Suga seketika, membuat tiga orang yang masih sibuk dengan kegiatan mereka tadi segera menoleh padanya.

"Wen iriya Suga-ya, kau kenapa berteriak-teriak begitu eoh?" tanya Seokjin yang mendekat.

"Hyung, Taehyung di mana?" tanya Hoseok pula yang heran saat menyadari Taehyung tak bersama dengan Suga tadi.

"Taehyungie nan mollayo Seokjin Hyung, eotteokhe?" sahut Suga, sekaligus menjawab pertanyaan dari Hoseok.

"MWORAGO? SUGA-YA, NEO MICHYEOSEO!" teriak Seokjin kalap.

"Nan molla Seokjin Hyung, aku sudah memberitahunya jangan ke mana-mana tadi. Bagaimana ini?" panik Suga.

"Astaga Suga-ya, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Taehyung eoh? Kita harus segera mencarinya sekarang Saeng," putus Seokjin, lalu segera diangguki oleh tiga lainnya.

Semoga kini kau berada di suatu tempat dan dalam keadaan yang baik-baik saja Taehyungie. Jangan membuat Hyung cemas eum? Hyung baru berbaikan denganmu saeng, batin Hoseok cemas yang cemas.

Tbc

eotte chingudeul, jangan lupa votes. 😉

Nächstes Kapitel