webnovel

Ch.40: A New Leaf

Warning!!

Cerita di bawah ini mengandung unsur bunuh diri yang mungkin bagi sebagian pembaca, akan membuatnya merasa tidak nyaman.

Seperti yang kita ketahui, "Bunuh Diri" bukanlah solusi. Sebab dengan "Bunuh Diri" kita hanya akan meninggalkan luka bagi orang-orang yang kita kasihi.

Author sudah mengingatkannya, jadi harap bijak dalam membaca dan petik hikmah dibaliknya.

Sekian, enjoyed. 😊

🍪

🍪

🍪

Bruk.

Terdengar suara dari tubuh seseorang yang jatuh terduduk sebab tak sengaja bertabrakan dengan kursi roda Taehyung di depannya.

"Taehyungie/Taetae Hyung!" pekik 4 namja di belakang, shock.

"Tae, kau tak apa-apa?" buru-buru Jimin bertanya dan berjongkok di depan sahabatnya yang terlihat shock sembari mencengkram dadanya dengan kuat sebab sempat terguncang beberapa saat yang lalu.

Beruntung karena pegangan Jimin pada kursi roda Taehyung cukup kuat, sang sahabatpun jadi tak sampai terjatuh dari kursinya meskipun tubuhnya sempat tertarik ke depan barusan.

"Tae, neo gwenchana?" kembali Jimin bertanya, dengan ekspresinya yang semakin cemas.

Sementara itu, Seokjin dan Suga yang berada di belakang, kini keduanyapun segera berlari menghampiri Taehyung juga Jimin.

"Kau baik-baik saja Taehyungie?" tanya mereka berdua dengan kompak.

Ketika semua orang begitu mengkhawatirkan keadaan Taehyung, sementara namja yang tadi menabrak Taehyung, iapun sama sekali tak ada yang memperhatikan. Dengan raut kesal dan mata menyipit menahan emosi, perlahan iapun mulai berdiri dari posisinya yang terduduk di atas tanah.

Dasar keterlaluan, kalian benar-benar tak menyadarinya eoh? umpatnya dalam hati, lalu mulai sibuk membersihkan celananya.

"Jong Suk-ssi, nafas adikku sesak!! Cepatlah kemari," teriak Seokjin tiba-tiba, yang panik lantaran dilihatnya dada Taehyung yang naik dan turun dengan cepat.

"Oh astaga, chamkkaman!" sahut Jong suk yang langsung menghampiri.

Sementara itu, kini namja tadi pun jadi dibuat semakin kesal karenanya.

"Cihh, kalian semua tampak begitu mengkhawatirkannya!! Aku jadi terharu, sampai rasanya ingin muntah!" komentar si namja tiba-tiba, seketika berhasil mengalihkan semua perhatian semua orang padanya.

"Hoseok/Hoseokkie!!" ujar Seokjin dan Suga bersamaan.

"Sunbae!!" kata Jimin pula.

Sementara mata Taehyung, seketikapun membulat saat menyadari siapa yang telah berdiri di hadapannya saat ini.

"Ho ... Hoseok Hyung!" panggil Taehyung terbata. Sementara itu, napasnya kini terasa kian sesak walaupun nasal canulla masih melekat pada hidungnya. Belum lagi jantungnya yang tiba-tiba terasa sangat sakit sekarang.

"Baru menyadari kehadiranku sekarang eoh? Padahal sedari tadi aku mengikuti kalian. Benar-benar ya!" ujar namja yang dipanggil Hoseok itu, yang terlihat murka.

"Kenapa kau sampai bisa ada di sini Hoseok-ah?" tanya Seokjin bingung.

"Hahaha, lihat dirimu Hyung! Setelah sekian lama menghilang, apa itu kata pertama yang kau lontarkan padaku eoh?" tawa Hoseok yang terdengar sangat mengerikan.

"Hentikan Hoseokkie. Darimana kau tau kami di sini eoh?" ujar Suga pada Hoseok yang seketika memberinya tatapan tajam.

"Kenapa, apa Hyung tidak senang dengan kehadiranku di sini?" sahut Hoseok dengan geram.

"Hyung, bukankah tadi kau bilang akan latihan dance hari ini!! Apa kau mengikuti Kookie?" tanya Jung Kook heran.

"Lihat kan, bahkan kini semua orang bekerja sama untuk melakukan hal ini padaku. APA SEBEGITUNYA KALIAN SEKARANG INGIN MELUPAKAN AKU HAH?" teriak Hoseok akhirnya, berhasil membuat semua orang di sana memperhatikan mereka sekarang.

"Hoseokkie, apa maksudmu berbicara seperti itu Saeng? Kau salah paham Hoseok-ah," tegur Seokjin, bermaksud ingin mendekat.

"Hentikan sampai di sana Hyung, jangan mendekatiku!!" perintah Hoseok segera, sembari memundurkan dirinya dari jangkauan Seokjin.

"Hoseok Hyung, aku!!" ujar Taehyung terbata, yang saat ini begitu sangat ingin berbicara pada Hoseok di depannya.

"TUTUP MULUT SIALMU ANAK CACAT!! KAU PIKIR INI KARENA SALAH SIAPA HAH?" teriak Hoseok seketika, tampak sudah tak mempedulikan lingkungan sekitarnya.

"Apa mereka bertengkar?" bisik-bisik para pengunjung yang ada di sana.

"Hei, ada apa dengan anak muda itu!! Kenapa dia berteriak-teriak begitu?" seru lainnya yang tampak bingung.

"Entahlah, tiba-tiba saja anak itu berteriak dan tak mau didekati. Apakah dia gila?" gumam seseorang lagi.

"Yaa, jika dia gila dia tidak akan mengenakan pakaian sebagus itu. Kau buta apa?" ujar yang satunya.

"Apakah ini pertengkaran kekasih? Tapi kulihat di sana tak ada yeoja satupun di antara mereka!!"

"Mungkin pertengkaran sesama temannya mungkin!!"

"Ah ya, bisa jadi begitu."

"Tapi kenapa harus bertengkar di sini segala sih? Tidak malu apa dilihat orang banyak."

"Kekanakkan sekali, ayo abaikan!!"

Bisik-bisik para pengunjung.

kembali pada Hoseok, kini ia tengah menatap tajam ke arah Taehyung.

"Hoseokkie Sunbae, kenapa kau berteriak-teriak seperti itu Sunbae? Sadarkan dirimu, kita bahkan tengah berada di khalayak ramai sekarang," tegur Jimin yang sedari tadi memperhatikan.

"DIAM KAU BANTET, JANGAN CAMPURI URUSAN KELUARGA KAMI!!" seru Hoseok geram pada Jimin.

"Kim Hoseok hentikan, ayo kita bicarakan hal ini di tempat lain!" ajak Seokjin yang berusaha membujuk adiknya itu.

"Ani. Sudah tidak ada yang bisa kita bicarakan lagi Hyung. Kau sudah berubah. KAU SUDAH BERUBAH HYUNG! Dan itu, DAN ITU KARENA ANAK CACAT ITU. PUAS SEKARANG KAU ANAK SIALAN?" teriak Hoseok pada Taehyung yang bahkan kini, kembali mencengkram dada kirinya dengan kuat.

"Yaa Taetae Hyung, Taetae Hyung kenapa?" panik Jung Kook yang melihat kondisi sang Hyung.

Sementara Jong Suk, segera saja iapun mulai mengambil alih keadaan Taehyung. Lain halnya dengan Jimin yang hanya memperhatikan, bingung harus melakukan apa.

"YAA KIM HOSEOK, APAKAH KAU SUDAH KEHILANGAN KEWARASANMU SEKARANG HAH? TAK BISAKAH KITA BICARAKAN HAL INI DI TEMPAT LAIN!" murka Suga yang mulai terpancing emosinya. Bahkan, kini iapun mulai berjalan mendekati Hoseok yang sontak memundurkan langkahnya.

"Kau sama saja Hyung. Padahal kau dulu sama seperti aku sebelum anak cacat itu mengubah dirimu," isak Hoseok yang tanpa sadar mulai meneteskan air mata.

"Hoseokkie, kau dengarkan Hyung dulu ne? Jangan berbica yang bukan-bukan seperti itu Hoseokkie, kita bicarakan baik-baik ne?" bujuk Seokjin lembut, pantang menyerah.

"Percuma kau bicara padanya Hyung, ia bahkan sudah sangat dibutakan oleh kebenciannya itu!!" ujar Suga yang menarik tangan Seokjin yang bermaksud untuk mendekati Hoseok.

"Taehyungie, atur nafasmu dengan perlahan ne? Bernafaslah dengan benar, jangan memaksakan diri untuk berbicara dulu ne!" bujuk Jong Suk yang kini tengah menangani Taehyung.

"Seokjin-ssi, Suga-ssi, aku butuh peralatanku sekarang. Aku akan membawa Taehyung pergi dari sini!" seru Jong Suk pada dua orang yang kini langsung menolehkan kepala mereka pada dirinya.

"Aku akan ikut denganmu Jong Suk-ssi!!" ujar Suga yang langsung berbalik arah meninggalkan Seokjin yang hanya berdua dengan Hoseok saja sekarang.

"YAA ANAK CACAT, KAU MAU KE MANA EOH? MAU KABUR RUPANYA HAH?" teriak Hoseok kalap, bermaksud ingin menuju ke arah Taehyung sebelum seseorang menahannya.

PLAKK!!

Terdengar suara tamparan yang menggema begitu tiba-tiba, diberikan oleh seseorang dan berhasil membuat Hoseok seketika mematung di tempatnya.

"Apakah kita perlu memanggil petugas keamanan ke sini Oppa? Mereka sepertinya adalah sekumpulan orang gila!!" ujar salah seorang pengunjung yang sedari tadi melihat pertengkaran bersaudara itu.

"Biarkan saja Aerum-ah, siapa tau mereka sekarang sedang syuting drama atau apa kan!" sahut si pria cuek.

Sementara pengunjung lainnya tampak acuh tak acuh dengan peristiwa yang ada di depan mereka saat ini.

Kembali pada Hoseok, namja itupun tengah memegang pipi kirinya yang terasa berdenyut sebab tamparan yang baru saja ia terima barusan.

"Ikut dengan Hyung sekarang kau Hoseokkie. Kau benar-benar sudah keterlaluan!" murka Seokjin si pelaku penamparan, dan kini segera menyeret Hoseok yang tentu saja meronta ingin di lepaskan.

"Lepas, lepaskan aku Hyung. Urusanku belum selesai dengan anak cacat itu!!" ronta Hoseok yang terus berteriak.

Sementara kembali pada Taehyung, kini ia ikut pula meronta-ronta pada 4 namja di depannya agar tak membawanya pergi.

"Hyung, ban-bantu aku!! Ban-Bantu a-aku Hyu-Hyung?" ujarnya terbata-bata.

Sementara Suga yang mengerti maksud Taehyung yang ingin berbicara pada Hoseok, segera saja menolaknya dengan keras.

Sementara Taehyung kini mulai berusaha untuk melepaskan nasal canulanya. Dia sangat ingin pergi sekarang.

"Taehyungie hentikan, jangan lepaskan nasal canullamu ne? Kau bisa kehabisan nafas nanti!" cegah Jong suk, sembari menahan gerakan tangan Taehyung yang ingin mencabut alat bantu tersebut dari hidung mancungnya.

"Taetae Hyung, Kookie takut!" tangis Jung Kook yang ada di samping Taehyung dan tak sanggup melihat kondisi Hyungnya itu walaupun ia masih belum mengerti sepenuhnya.

"Yaa Alien, berhentilah bersikap seperti ini!" maki Jimin pula, yang tak tahan melihat kondisi sang sahabat.

"Shi-Shireo. Ho-Hoseok Hyung!" ronta Taehyung yang sama sekali tak ingin mendengarkan, dan mulai berusaha melepaskan pegangan Yoongi dan Jimin dari tubuhnya.

"Taehyung hentikan!" peringat Yoongi pada sang adik.

"Shireo. Ho-Hoseok Hyung!" amuk Taehyung, yang lepas kendali.

"Astaga Alien!" panik Jimin yang mulai kewalahan memegangi sang sahabat.

"Tak ada cara lain Suga-ssi, maaf, saya harus melakukan ini!!" kata Jong Suk tiba-tiba, lalu kemudian mengeluarkan satu buah suntikan beserta satu botol cairan kecil yang ia bawa disaku celananya.

"Apa yang akan kau lakukan Jong Suk-ssi?" seru Suga kaget.

"Mian Suga-ssi. Sebenarnya saya tidak ingin menggunakan cara ini. Tapi sepertinya untuk sekarang, hanya inilah yang bisa menenangkan adik anda!!" jelas dokter muda itu, lantas meminta Jung Kook yang tadi hanya diam untuk ikut pula memegang tubuh Taehyung yang terus memberontak.

"Andwae ... andwae!! Jebal Hyung, andwae!!" isak Taehyung yang dirinya kini masih tetap memberontak, walaupun nafasnya kian putus-putus dan terus mengerang kesakitan lantaran sakit dijantungnya semakin menjadi-jadi.

"Mian Taehyungie, jebal mianhae uri Dongsaeng!!" putus Suga yang setuju, lantas menganggukkan kepalanya saat Jong Suk sekali lagi meminta izin padanya.

"Lakukanlah Jong Suk-ssi," ujar Suga final, sembari matanya kini ia alihkan untuk melihat manik mata Taehyung yang tengah memohon padanya.

Maka dengan seketika, kini jarum suntik yang dipegang oleh Jong Suk tadipun segera menembus kulit pucat Taehyung yang langsung menggeleng kuat-kuat tak ingin menerima suntikan tersebut. Namun terlambat, toh diapun tidak dapat melarikan diri dari pegangan dua orang yang memeganginya.

"Hyung!!" panggil Taehyung lirih, sebelum akhirnya pandangannya pun berubah menjadi gelap seketika.

Setelahnya, Jimin dan Jung Kook mulai melepaskan tangan mereka. Lalu kemudian, kini justru tengah menatap Taehyung yang sudah tak sadarkan diri lagi.

"Suga Hyung, apa sekarang Taetae Hyung tertidur?" tanya Jung Kook khawatir. Karena yang jelas dia masih belum mengerti akan kegunaan jarum suntik tadi untuk Hyungnya.

"Hmm, ya Kookie. Kini Taetae Hyung sedang tertidur," jawab Suga, sembari meraih lengan kurus sang Adik, lantas menggenggamnya dengan erat.

Kenapa harus berakhir seperti ini alien? Setauku, kau bahkan sama sekali tak membutuhkan suntikan-suntikan seperti ini untuk menenangkanmu. Apakah sesuatu yang besar telah terjadi padamu sobat, tanpa aku ketahui? monolog Jimin dalam hati sembari memandang Taehyung dengan iba.

"Sekarang ayo kita bawa dia ke rumah sakit. Ada sesuatu yang harus kuperiksa untuk lebih lanjut," ajak Jong Suk kemudian. Sementara ketiga orang tadi minus Taehyung segera menurutinya.

Di tempat lain tepatnya di parkiran mobil Lotte World yang sepi, kini terlihat Seokjin yang baru saja melepaskan tangannya dari Hoseok yang tadi diseretnya dengan paksa.

"Yaa Hyung, apa kau puas sudah menyeretku hingga sampai kemari hah?" cerca Hoseok tak terima. Matanya dengan nyalangpun segera menatap mata Seokjin yang kini juga tengah menatap dirinya. Tak ada ubahnya, dimata Seokjin kini juga terdapat kemarahan yang dapat ditangkap oleh Hoseok.

"Hoseokkie, selama ini Hyung tidak pernah benar-benar marah padamu bukan? Jadi kenapa hari ini kau membuat Hyung sampai melakukannya eoh?" mulai Seokjin, terdengar begitu kecewa.

"Hahaha, jadi apa kau marah sekarang Hyung sebab aku meneriaki anak cacat tadi!!" ejek Hoseok, sembari memutar bola matanya kesal.

"Geumanhe Hoseok-ya, sampai kapan kau akan terus membenci Taehyung eum? Dia adik kandungmu Hoseok-ah, apa kau lupa?" tegur Seokjin, berusaha selembut mungkin.

"Huh, sampai dia matipun tak akan pernah kuakui sebagai adikku Hyung. Kau dengar, tidak akan pernah!" jawab Hoseok, sembari sedikit menekankan kalimat terakhirnya.

"Kenapa begitu sulit bagimu untuk bisa menerima Taehyung, Hoseokkie? Dia bahkan tidak pernah melakukan apapun Saeng, yang bisa menjadi alasan yang cukup kuat bagi kita untuk membencinya. Sadarlah Hoseok-ah, Hyung tau bahwa sebenarnya jauh di dalam hatimu kau juga menyayangi Taehyung. Iya bukan?" ujar Seokjin namun segera dibantah oleh Hoseok.

"Ani, siapa bilang aku menyayangi anak cacat itu. Aku bahkan secuilpun tidak ingin menaruh perhatian padanya," sahut Hoseok dengan keras kepala.

"Tapi bagaimana jika Hyung bilang padamu bahwa waktu Taehyung sudah tak banyak lagi Hoseok-ah, apakah kau masih tidak akan mau menerimanya sebagai adikmu?" ujar Seokjin lagi.

"Baguslah, dengan begitu aku tidak perlu repot-repot untuk membencinya lagi!!" sahut Hoseok santai, namun cukup membuat Seokjin geleng-geleng kepala karenanya.

"Kau tau Hoseok-ah, penyesalan itu selalu datang terlambat Dik," lirih Seokjin tiba-tiba, seketika membuat Hoseok melihat padanya dengan tatapan aneh.

"Hyung tidak bohong mengenai keadaan Taehyung itu Hoseok-ah. Adikmu ... Taehyungie, dia benar-benar sedang sekarat sekarang Saeng!!" ujar Seokjin kemudian, lalu tanpa sadar sudah meneteskan air matanya. Lain halnya dengan Hoseok, ia sampai tertegun begitu dilihatnya Hyung tertuanya itu meneteskan air mata hanya untuk seorang adik yang sangat dibencinya itu.

Separah itukah? batin Hoseok dalam hati.

"Hyung tidak akan memaksamu untuk langsung berubah seketika Saeng. Tapi Hyung minta, cobalah mulai dari sekarang kau belajar menerima Taehyung, ne? Bahkan tanpa kau mintapun, Taehyung sempat berkali-kali ingin mengakhiri hidupnya sendiri. Apakah kau menyadari akan hal itu Hoseok-ah?" tanya Seokjin, sementara kini Hoseok mulai teringat kembali akan masa lalunya dulu.

Flasback on

Dulu sewaktu diawal-awal eomma mereka meninggal beberapa tahun yang lalu, Hoseok memang adalah orang yang sering menangkap basah Taehyung yang tengah berusaha menelan pil begitu banyak yang Hoseok bahkan tak tau itu pil apa. Itu terjadi saat di mana Hoseok tak sengaja melewati kamar Taehyung, dan melihat siempunya yang baru bermaksud akan menelannya.

Hoseok yang saat itu sedang benci-bencinya pada Taehyung, dia memang tidak terlalu pusing akan hal tersebut. Bahkan saat itu dengan kejamnya, ialah justru menjadi orang yang mendukung aksi Taehyung tersebut.

"Yaa cacat, apa kau ingin mati? Baguslah, kalau begitu telan saja pil-pil itu secepatnya. Setidaknya aku tidak akan melihat wajahmu lagi mulai dari sekarang. Dasar menyedihkan!!" ujar Hoseok pada saat itu, yang tanpa sadar justru membuat Taehyung jadi menunda rencanya.

Lalu kali kedua, adalah saat liburan musim panas dipenghujung tahun akhir Taehyung sebagai siswa tingkat pertama. Taehyung yang saat itu lulus sebagai predikat murid terpandai, pada saat upacara perpisahan memang tak ada satupun dari mereka yang datang untuk menemani Taehyung. Sehingga Taehyung yang saat itu baru pulang kerumahnya yang kebetulan sepi, ia bermaksud ingin mengiris tangannya. Namun disaat bersamaan, Hoseok kembali muncul yang entah baru pulang dari mana. Yang jelas saat itu Hoseok terlihat begitu bergembira, namun segera berubah saat dilihatnya Taehyung telah berada di dapur dan tengah menggenggam pisau dengan erat di tangannya.

"Apa yang akan kau lakukan anak cacat? Apa kau sekarang bermaksud untuk memotong urat nadimu eoh?" tanya Hoseok dengan nada mengejek. Sementara Taehyung hanya mampu menatapnya dalam diam.

"Lakukan saja kalau begitu anak cacat. Kau begitu putus asa rupanya ya? Haha, dengan kematianmu bahkan tak akan merubah kami untuk menerima keadaanmu cacat. Sudah terlahir cacat, sial, mati bunuh diri lagi. Kau itu benar-benar sangat hina ya," ejek Hoseok. Yang tanpa sadar, sebenarnya dia telah menyadarkan Taehyung dari keputus asaannya.

Flashback off

Kini ketika Seokjin kembali mengingatkannya tentang masa-masa itu, entah kenapa sekarang Hoseok merasa seperti jantungnya tengah tercubit. Rasanya sakit sebab ia kembali terkenang akan masa-masa di mana Taehyung yang selalu berbicara padanya, namun diabaikan. Taehyung yang berusaha perhatian padanya saat ia sakit, namun ia tolak mentah-mentah. Taehyung yang selalu ia hina, namun tetap tersenyum. Serta Taehyung yang tidak pernah dianggapnya sebagai adik, namun tetap memanggilnya dengan sebutan hyung yang bahkan di kedua bibirnya tak pernah luntur untuk menampilkan sebuah senyuman meskipun Hoseok tak pernah menjawabnya dengan manis.

"Sadarlah Hoseok-ah, apakah pintu hatimu itu masih belum terbuka eoh?" seru Seokjin lagi, yang kini menyadarkan Hoseok dari lamunan masa lalunya untuk sesaat tadi.

Bukankah aku yang telah menyelamatkan anak itu di masa lalu? Ya tuhan Kim Hoseok, apa kau sendiri tidak menyadarinya! batin Hoseok yang berbicara.

"Sekarang Hyung tidak akan pernah lagi mengingatkanmu seperti ini Hoseokkie. Kini semuanya terserah padamu, apakah kau masih tetap dengan pendirianmu itu atau justru mulai belajar untuk menerima kenyataan. Tapi apapun keputusan akhir yang nantinya akan kau ambil Hoseok-ah, pastikan jangan sampai membuat dirimu menyesal. Hyung pergi dulu sekarang," pamit Seokjin, lalu segera berlalu dari sana. Meninggalkan Hoseok sendirian dengan keputusan besar yang harus dipilihnya.

"Hoseokkie hyung, Taehyung menyayangi hyung. Cepat berubah ya hyung dan ayo kita menjadi kakak adik yang akur. Kau tau hyung, Taehyung akan selalu menyayangimu walaupun Hoseok hyung sangat benci pada Tae. Selamat tidur hyung!" ujar Taehyung padanya dulu, saat masa di mana anak itu masih sering mengendap-ngendap masuk ke kamarnya untuk mengucapkan selamat malam pada Hoseok yang sebenarnya tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak lagi sebelum anak itu membisikkan kata-kata ajimatnya yang membuat Hoseok merasa damai setiap kali mendengarkannya.

Kim Hoseok akuilah, kau menyayangi adikmu bukan? bisik hati kecil Hoseok yang mulai berbicara, membuat siempunya jadi terisak dalam diam.

TBC

Jgn lupa vote, comment & share ya. 😉

See you next chap setelah 31k views dan buanyaaaak votes. haha

Nächstes Kapitel